CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

131. Hanya memainkan peran masing-masing



131. Hanya memainkan peran masing-masing

0Asisten Han berjalan mendekati Tara dengan membawa kursi roda miliknya kemudian mengangkat tubuh wanita cantik ini dan mendudukkannya di atas kursi roda itu.     

Seketika Wajah Tara merah padam karena jengkel. Emosi yang sedari tadi ia sembunyikan dengan baik di balik topeng wajah cantiknya, seketika meledak layaknya boom waktu. Tara segera bangun dari kursi roda itu dan membantingnya ke lantai.     

"Dasar kau asisten kurang ajar! Kamu Anggap aku ini sedang sekarat. Sudah miskin lemah juga! Menggendong wanita sampai lantai bawah saja banyak alasan. Seharusnya kamu berterimakasih kepadaku karena memberikan kesempatan kepada laki-laki miskin sepertimu itu menggendong wanita secantik aku." Caci maki Tara Jiang kepada asisten Han. ia mengambil tas dan sepatu miliknya kemudian pergi begitu saja dari ruangan papanya setelah membanting pintu dengan keras.     

Bruakk....suara benturan daun pintu.     

"Puff..." asisten Han mencoba menahan tawanya karena melihat Tara pergi dengan amarah yang meledak-ledak.     

"Ha..ha...rasain itu nona sombong, makan itu kecewa. Gimana rasanya harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Enak saja mau menjadikan aku budaknya." Pikiran asisten Han.     

Jerry Jiang yang melihat tingkah laku Tara kepada asisten Han, hanya bisa menepuk jidatnya sendiri. Bukan karena ketidak sopanan Tara, tetapi rencana untuk mendekatkan keduanya juga akan gagal. Jerry lebih setuju jika Tara dengan asisten Han dibandingkan dengan Jonatan, jikalau Tara tidak berhasil menaklukkan hati Kim Yohan dan menikah dengannya karena Jonatan sangat licik.     

Setelah Tara pergi, Jerry Jiang meminta maaf atas kelakuan tidak sopan Tara kepada asisten Han. Laki-laki muda dan tampan ini memang bekerja sebagai asisten di perusahaan cabang Jiang grup di kota J, tetapi kedatangan ke kota S kali ini selain memberikan laporan perkembangan perusahaan cabang yang terakhir kepada direktur Jerry. Sebenarnya ia juga mengurus dokumen pemindahan aset perusahaan cabang itu atas namanya karena perusahaan cabang itu sudah di belinya dari perusahaan Jiang group. Secara tidak langsung, sekarang ia adalah pemiliknya yang sah.     

"Asisten Han, Oh! Tuan Han. Maafkan ketidak sopanan putri sulung saya. Ia berbeda dengan Tiara yang sopan dan lemah lembut. Semua itu karena ia terlalu di manjakan oleh mamanya, sehingga terbiasa bertingkah semaunya sendiri." Kata Jerry meminta maaf atas nama Tara.     

"Oh, direktur Jerry tidak perlu terlalu sungkan. Saya tidak mau memasukkan semua kata-kata Nona Tara ke dalam hati. Saya sudah pernah bertemu sekali dengan putri sulung anda. jadi, sedikit banyak saya sudah mengenal watak dan sifat Putri anda."jawab asisten dengan tenang dan santai. Asisten Han tidak mau ambil pusing dengan ucapan yang Tara lontarkan kepadanya, meskipun itu adalah sebuah hinaan. Tetapi ia rasa kata-kata kasar itu juga tidak akan keluar begitu saja, jika ia sendiri tidak berbuat usil sampai wanita cantik itu sudah tidak bisa mengendalikan emosinya karena jengkel. Pada dasarnya, keduanya dari tadi hanya saling membalas akting masing-masing.     

"Maafkan saya nona Tara Jiang, saya akan menghormati wanita yang bisa menghormati dirinya sendiri terlebih dahulu. Sebenarnya saya tidak sampai hati melakukan hal ini, tetapi anda yang memaksa saya." Pikiran Han Rui.     

"Oh, terima kasih atas pengertian tuan Han. Saya akan memeriksa dokumen ini sekali lagi. setelah selesai saya akan segera mengirimkan dokumen-dokumen penting tentang perusahaan cabang itu kepada anda secepatnya" jawab Direktur Jerry Jiang.     

"Baiklah direktur Jiang, saya akan menunggumu kabar baik dari anda secepatnya." Kata tuan Han kemudian meninggalkan ruangan direktur Jerry untuk ke sekian kalinya.     

"Dasar gadis bodoh ini, lagi-lagi ia salah menilai laki-laki. Han Rui bukanlah laki-laki lemah apa lagi miskin. Dia bekerja menjadi asisten di perusahaan cabang milik keluarga Jiang itu karena aku yang memohon kepadanya." Gumam direktur Jerry yang sedang sendirian di ruang kerjanya.     

PERUSAHAAN LIANXI GRUP     

Yohan baru saja selesai melakukan rapat bersama para pegawainya untuk membahas perkembangan terus dan juga beberapa target yang harus dicapai perusahaan pada tahun ini.     

"Oke... Steve, apa ada berita terbaru di dunia bisnis kita?" Tanya sang Presdir.     

"Semuanya masih baik saja Presdir. Cuma akhir-akhir banyak perusahaan-perusahaan baru yang sedang naik daun berpotensi menjadi saingan berat untuk Perusahaan kita selain Perusahaan Jiang Grup dan JT Grup. Perusahaan ini adalah perusahaan Xitian Grup milik keluarga Yu. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di kalangan bisnis konstruksi, sayang sekali kita tidak bekerjasama dengan perusahaan itu sekarang ini." Jelas asisten Steve.     

"Oh, kalau aku tidak salah ingat. Mereka juga pernah menjadi peserta tender pembangunan hotel di kota J waktu itu. Tenanglah, masih banyak kesempatan kita untuk bekerjasama dengan perusahaan mereka." Jawab sang Presdir sambil terus melangkah keluar dari ruangan rapat bersama  asisten pribadinya itu.     

"Mungkin jika saat itu Presdir memilih perusahaan Xitian Grup untuk menjadi pemenang tender. Ia tidak akan merasa tidak tenang dan takut istri cantiknya bertemu dengan mantan tunangannya Jonatan Lee yang merupakan direktur utama perusahaan JT Grup." Pikiran asisten Steve.     

"Presdir benar! Mungkin saya saja yang terlalu khawatir. Untuk proyek di kota J, saya belum menemukan banyak kejanggalan. Perusahaan JT Grup masih menggunakan bahan-bahan sesuai dengan yang tertera dalam kontrak. Tetapi menurut informasi yang saya dapatkan, Perusahaan itu memang sengaja menggunakan proyek kita ini sebagai batu loncatan, seharusnya mereka tidak akan melakukan kecurangan dalam pengerjaan proyek ini." Laporan asisten Steve.     

"Eh'em...kau jangan tertipu dengan motif mereka. Kita harus tetap waspada, atau mereka bisa mengambil keuntungan dari perusahaan kita dengan cara yang curang dan kita tidak menyadarinya." Perintah Yohan kepada asisten Steve agar selalu waspada dengan keadaan apapun karena dunia bisnis memang rawan sekali dengan kecurangan yang terselubung.     

"Baik Presdir. Saya akan tetap mengawasi perkembangan proyek-proyek perusahaan dengan baik." Jawab asisten Steve yang baru tersadar dengan perkataan Yohan. Bahwa ia tidak boleh terlena begitu saja.     

Setelah mengakhiri pembicaraan keduanya. Yohan dan juga asisten Steve kembali berjalan menuju ruangannya masing-masing.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.