CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

793. Mungkin hanya halusinasi saja



793. Mungkin hanya halusinasi saja

0RUMAH JONATAN     

Tara yang baru saja sampai di rumah Jonatan. Rumah itu terlihat sepi dan masih terkunci rapat, Seperti hal nya rumah kosong tak berpenghuni. Halaman yang kotor dengan dedaunan yang gugur dari ranting pepohonan dan ubin yang penuh debu yang terbang terbawa oleh angin.     

Tara mengetuk pintu rumah itu beberapa kali sambil memanggil nama Jonatan beberapa kali, namun kekasihnya itu tak kunjung keluar untuk membukakan pintu untuknya.     

Tara mencoba mengecek ke beberapa bagian rumah yang lain, dengan mengintip ke dalam melalui kaca jendela yang tertutup oleh tirai. Meskipun tidak terlalu jelas terlihat. Tara bisa mengintip sedikit dari celah-celah kaca jendela, bahwa di dalam rumah itu terlihat lengang dan tidak ada pergerakan.      

"Dimana jonathan? Mungkinkah ia sedang keluar?" Kata Tara dengan suara yang pelan. Ia mencoba menelepon ke telepon rumah itu. Siapa tahu kekasihnya itu sedang tertidur pulas di dalam sana. Tetapi sudah puluhan kali Tara menelepon, baik telepon rumah ataupun handphone Jonatan. Tetap saja tidak satupun diantara keduanya dijawab oleh kekasihnya itu. Sepertinya Jonatan sedang tidak berada di rumah saat ini. Rasanya percuma saja ia menunggu dan mengetuk pintu berkali-kali. Jonatan juga tidak akan membukakan pintunya.     

"Bagaimana ini, Haruskah aku meninggalkan dokumen ini di bawah pintu dan mengirimkan pesan singkat kepada Jonatan?" Kata Tara dalam hatinya, sebelum ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Tetapi jika ia meninggalkan dokumen itu begitu saja di tempat itu. Tara takut jika dokumen itu akan jatuh ke tangan orang yang salah, sebelum Jonatan pulang dan mengambil dokumen itu.     

"Tidak, sebaiknya aku tidak meninggalkan dokumen ini begitu saja. Ini akan berbahaya, jika sampai jatuh ke tangan orang lain."      

Tara memutuskan untuk meninggalkan rumah itu dan membawa dokumen Jonatan dengannya. Biarkan saja Jonatan yang akan menghubunginya nanti, jika memang ia sudah membaca pesan singkat yang telah di kirim Tara ke handphone Jonatan tadi. Dengan begitu akan lebih aman.     

Ketika Tara ingin masuk ke dalam taksi yang sudah lama menunggu di luar gerbang rumah itu. Wanita cantik ini seolah melihat seseorang yang tengah melihatnya dari jendela kaca kamar jonathan di lantai atas.     

Tetapi wajah orang itu tidak terlalu jelas, karena hanya sekilas saja Tara melihatnya.     

"Eh, siapa itu?" Kata Tara yang merasa penasaran. Jika memang itu Jonatan. Mengapa ia tidak membuka pintu untuk Tara tadi?     

Tara berbalik lagi untuk menengok untuk kedua kalinya, tidak ada seorangpun terlihat di jendela itu, kecuali kaca jendela bening yang masih tertutup oleh tirai bewarna putih di dalamnya.     

"Aneh sekali. Tadi aku seperti melihat seseorang berdiri disana dan menatapku dengan tajam. Kenapa sekarang tidak ada orang?" Kata Tara dalam hatinya. Ia masih memperhatikan jendela kamar itu dengan penuh rasa penasaran. Tetapi tetap saja hanya jendela kosong yang dilihat olehnya.     

"Sudahlah, mungkin itu hanya halusinasiku saja." Kata Tara yang melanjutkan masuk ke dalam taksi karena supir taksi itu sudah memanggilnya beberapa kali.     

"Kemana kita akan pergi Nona?" Tanya sopir taksi itu.     

"Antarkan aku ke restoran Cina di jalan A." Kata Tara yang sejak tadi sudah menahan lapar. Ia mendahulukan untuk mengantarkan dokumen itu ke rumah jonatan dan berharap bisa makan bersama kekasihnya itu, sebelum Jonatan berangkat keluar negeri dengan dokumen yang Tara bawa. Tetapi kali ini harus menerima kekecewaan karena tidak berhasil bertemu dengan jonathan.     

" Baik Nona." Jawab sopir taksi itu yang segera melajukan mobilnya menuju tempat yang telah di sebutkan oleh penumpang wanitanya itu.     

----------------     

PERUSAHAAN LIANXI GRUP     

Sekertaris Tang, asisten steve dan juga tuan Kim sedang dalam satu ruangan yang sama.      

"Paman Kim, saya membawakan kopi untukmu." Kata Tania yang sengaja membuatkan kopi spesial buatannya sendiri untuk papa sang presdir itu.      

Sejak Tania kembali lagi keperusahaan dan memiliki jabatan baru sebagai Sekertaris pribadi tuan Kim untuk sementara waktu, Sampai Yohan kembali ke perusahaan. Wanita cantik ini sudah menempel terus-menerus kepada tuan Kim dan berusaha mengambil hati orang tua Kim Yohan itu dengan sikap manisnya. Tidak hanya itu, Tania juga sangat giat bekerja dan tidak pernah berbuat kesalahan sekecil pun di hadapan tuan Kim. Bahkan ia sendiri yang setiap harinya membersihkan ruangan presdir dan membuatkan kopi untuk tuan Kim.     

 "Oh, Terimakasih. Sebenarnya kau tidak perlu repot-repot Seperti ini. Kau bisa meminta pegawai lain untuk membuatkan kopi untukku." Kata tuan Kim menerima secangkir kopi yang di letakkan oleh Tania diatas meja. Namun ketika tuan Kim akan meminum kopi itu, ia melirik kearah asisten steve yang sejak tadi hanya berdiri di depannya dan bekerja dengan serius memeriksa sebuah dokumen untuk tuan Kim. Sebelum nantinya menyampaikan isi dokumen itu kepada papa yang presdir untuk di bahas bersama.     

"Sekertaris Tang, bisakah aku merepotkan mu sedikit lagi?" Tanya tuan Kim kepada Tania yang sejak tadi tersenyum malu dan senang mendapatkan pujian dari papa Kim Yohan itu.     

Hal inilah yang sebenarnya tujuan Tania sebenarnya. Jika ia tidak bisa mendapatkan Kim Yohan secara langsung, maka ia akan melakukannya melalui orang tua laki-laki idamannya itu. Dengan kata lain, mengambil hati orang tua untuk mendapatkan anaknya. Menurutnya, hal ini lebih efektif daripada mengejar Kim Yohan yang kepala batu dan sedingin es itu. Sudah berbagai cara Tania lakukan untuk sekedar mendapatkan perhatian Kim Yohan, sampai hal extrem seperti menyingkirkan semua wanita yang mencoba mendekati laki-laki idamannya itu secara diam-diam. Tetapi kenyataannya semuanya sia-sia belaka. Tidak sedikitpun Yohan memperhatikan dan menghargai usahanya itu. Jangankan menjadikan Tania kekasihnya, meliriknya sebagai seorang wanita saja tidak. Mungkin dengan jalan mengambil hati keduanya orang tua Yohan inilah, Tania berharap bisa lebih dekat dengan keluarga Kim dan keduanya orang tua Yohan akan membantunya untuk mendekati putranya, jika keduanya sudah menyukai Tania sebagai calon menantunya.     

"Tentu saja paman Kim. Apa yang bisa Tania lakukan untuk paman?" Jawab Sekertaris tang dengan penuh semangat. Kesempatan besar telah datang, ia harus memanfaatkannya dengan baik.     

------------------------------     

Hai, readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.