CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

794. secangkir kopi spesial (1)



794. secangkir kopi spesial (1)

0Melihat ekspresi Sekertaris Tang yang terlihat sangat senang, seperti seorang yang tengah menang lotre yang berhadiah jutaan dollar saja. Tuan Kim merasa sedikit tidak enak untuk menyatakan keinginannya kepada Sekertaris Tang. Sebenarnya tuan Kim hanya ingin Sekertaris tang untuk membuatkan secangkir kopi lagi untuk di berikan kepada asisten steve yang juga berada di ruangan itu sejak tadi.      

"Paman Kim, Mengapa paman hanya diam? Bukankah tadi, paman bilang ingin meminta bentuan sedikit kepadaku? Paman katakan saja. Tidak perlu sungkan, saya akan dengan senang hati membantu." Kata Sekertaris tang sedikit memaksa. Padahal tuan Kim sebenarnya sudah ingin mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan kepada Sekertaris Tang dan memilih untuk menelepon pegawai yang biasanya membuatkan kopi untuk Yohan.     

"Oh, tidak jadi. Kau terlihat sangat sibuk. Biar nanti aku minta bantuan yang lain saja." Kata tuan Kim yang membatalkan niatnya untuk meminta bantuan sekertaris tang. Tetapi sekali lagi Sekertaris cantik ini bersikeras untuk tetap membantu tuan Kim.     

"Aku sama sekali tidak sibuk. Jadi paman Kim katakan saja. Bagiku paman adalah prioritas utama. Pekerjaan yang lain, bisa aku kerjakan setelah itu." Kata Sekertaris Tang kepada tuan Kim.      

Mendengar keinginan keras Sekertaris Tang yang seolah sangat memaksa untuk membantu. Akhirnya tuan Kim tidak bisa menolak.     

"Baiklah, jika kau memaksa. Tolong ambilkan secangkir kopi untuk Asisten steve." Kata tuan Kim kepada Sekertaris Tang.     

"Hah! Apa?!" Kata Sekertaris Tang yang sedikit tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.     

Tania bengong mendengar permintaan tuan Kim. Tadinya ia mengira, jika yang di inginkan tuan Kim adalah hal istimewa. Tetapi ternyata Hanya secangkir kopi untuk Asisten steve saja??? Jika ia bantuan yang dimaksud oleh tuan Kim adalah membuatkan kopi untuk Asisten tampan yang merupakan musuh bebuyutannya itu. Mungkin Tania akan lebih baik pergi dari tempat itu saja dari tadi dan tidak perlu merengek untuk bersikeras membantu papa sang presdir itu.     

"Secangkir kopi. Ya, buatkan satu lagi untuk asisten Steve. Apakah kau keberatan?" Tanya tuan Kim kepada Sekertaris tang yang ekspresi wajahnya terlihat jengkel, ketika mendengar nama asisten Steve di sebut.     

"Oh, tidak. Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan. Baiklah, aku akan segera membuatnya." Kata Sekertaris tang yang dengan cepat merespon pertanyaan tuan Kim, kemudian segera tersenyum dan menyembunyikan kekesalannya. Sedangkan asisten steve hanya tersenyum diam-diam di belakang Sekertaris cantik itu.      

"Hmm... Ingin cari muka? Tidak akan semudah itu Nona." Kata asisten steve dalam hati. Ia tahu, bahwa dari tadi Sekertaris tang berusaha untuk mengambil hati dari tuan Kim dan berusaha untuk menyingkirkan asisten steve Secara perlahan. Namun hal itu tidak akan mudah dilakukan karena asisten Steve yakin, bahwa tuan Kim juga bukan orang yang bodoh dan mudah di hasud oleh kebaikan yang penuh kepura-puraan yang dilakukan oleh Sekertaris Tang.     

Sekertaris tang segera melangkah pergi meninggalkan ruangan itu dengan hati dongkol dan menggerutu pelan. Ia tidak rela membuat kopi untuk Asisten steve. Itu sama saja seperti menjadi pelayan bagi asisten menyebalkan itu.      

"Sial! Aku tidak rela membuat kopi untuknya. Ingin rasanya aku menuang racun saja di dalam kopi itu dan membuatnya mati." Kata Sekertaris tang yang menggerutu sendiri sambil berjalan menuju dapur perusahaan.     

Di tengah perjalanan Sekertaris Tang sempat melihat kearah ruangan yang dahulu ia tempati bersama dengan sahabat baiknya, yaitu Sekertaris Youli. Tentu sangat menyenangkan, jika sahabatnya itu juga bisa kembali lagi ke perusahaan ini dan menjadi partner kerjanya lagi. Setidaknya ada seseorang yang selalu mendukung dan diajak berbicara oleh Tania di tempat itu. Kebanyakan pegawai di perusahaan itu tidak menyukai Sekertaris tang karena sikap sombongnya, sehingga ia juga tidak banyak memiliki teman yang bisa diajak untuk berbicara dan bertukar pikiran. Apalagi yang akan di bicarakan bersifat pribadi. Tentu semua hal itu hanya bisa di lakukan dengan teman dekat saja.     

"Andai Youli ada, tentu aku tidak perlu repot-repot buat kopi sendiri. Tinggal minta saja dia yang buatkan." Kata Sekertaris tang yang secara tidak sadar merindukan teman yang sering ia bully dan manfaatkan sesuka hatinya itu.      

Setelah sejenak memandang ruangan Youli. Sekertaris tang melanjutkan langkah kakinya menuju dapur perusahaan untuk membuat kopi. Di ruangan itu kebetulan sangat sepi dan pegawai yang biasanya membuat kopi, sepertinya sedang mengantarkan kopi kepada pegawai lainnya.      

Sekertaris tang yang melihat ruangan itu kosong. Tiba-tiba terbersit niatnya untuk mengerjai asisten Steve. Sekertaris cantik ini dengan sengaja menukar gula dengan garam dengan takaran yang berlebihan ke dalam cangkir kopinya dan berharap asisten steve akan mengalami diare atau sakit perut setelah meminum kopi buatannya.     

"Satu sendok.. dua sendok... Tiga sendok...??Oh, tidak! Asisten menyebalkan itu terlalu manis, jika hanya dengan 3 sendok garam saja. Aku rasa 5 sendok akan lebih lezat. Ha... Ha... Asisten Steve, rasakan pembalasanku! Akan aku buat kau tidur di toilet hari ini." Kata Sekertaris tang yang tersenyum sendiri, sambil menuangkan air panas ke dalam cangkir kopi buatannya, kemudian mengaduknya secara perlahan-lahan. Setelah selesai membuat kopi istimewa untuk orang yang istimewa. Hmm.... Lebih tepatnya, musuh lama. Sekertaris tang segera membeli ke ruangan sang presdir, Sambil membawa kopi buatannya yang akan di berikan kepada asisten steve nantinya.     

Setelah sampai di ruangan sang presdir. Terlihat tuan Kim dan asisten steve masih terlihat sangat sibuk membahas masalah kontrak dengan perusahaan XITIAN GRUP milik tuan muda Yu, yang sampai saat ini masih dalam proses.     

"Asisten Steve, ini kopi spesial untuk mu." Kata Sekertaris Tang yang meletakkan kopi buatannya di atas meja, di dekat asisten Steve duduk.     

"Oh, Terimakasih. Tetapi kopi ku masih tersisa banyak." Kata asisten steve yang terlihat acuh karena masih berkonsentrasi dengan urusannya dengan tuan Kim. Maksud asisten steve adalah kopi yang diberi oleh tuan Kim tadi, setelah Sekertaris tang pergi dari ruangan itu untuk membuat secangkir kopi lagi.      

Tuan Kim tidak terlalu suka dengan kopi yang sudah dingin. Jadi, ia memutuskan untuk memberikannya kepada asisten steve terlebih dahulu dan menunggu kopi baru yang akan di bawa oleh Sekertaris tang nanti.     

"Berikan kopi itu kepadaku." Kata tuan Kim meminta kopi yang di bawa Sekertaris Tang, agar diberikan kepadanya.     

------------------------------     

Hai, readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.