CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

795. secangkir kopi spesial (2)



795. secangkir kopi spesial (2)

0Sekertaris tang merasa bingung, ketika tuan Kim meminta secangkir kopi yang baru saja ia letakkan di atas meja. Bagaimana ini? Kopi itu bukanlah kopi yang lezat seperti yang ia buat pertama kali. Tetapi minuman yang khusus ia buat untuk mengerjai asisten steve. Tidak mungkin Tania memberikan kopi asin dengan garam 5 sendok itu untuk tuan besar Kim. Hal ini bisa menghancurkan usahanya yang telah ia bangun selama ini.     

"Oh, ini untuk asisten steve. Jika paman Kim ingin kopi yang baru. Biar aku buatkan lagi." Kata Sekertaris Tang dengan sedikit gugup. Sekertaris cantik ini seolah salah tingkah dan terlihat tidak tenang.     

"Tidak perlu. Itu saja sudah cukup." Kata tuan Kim yang menolak untuk di buatkan minuman baru.      

"Steve, tolong ambilkan kopi itu untuk ku." Kata tuan Kim yang meminta asisten Steve untuk mengambilkan kopi yang ada diatas meja, di dekat asisten tampan itu duduk.     

"Baik, tuan."      

Asisten steve pun segera mengambil secangkir kopi itu untuk di berikan kepada tuan Kim. Tetapi saat asisten Tampan ini memegang cangkir kopi itu, Sekertaris Tang mencegahnya. Sehingga terjadilah adegan tarik-menarik cangkir kopi diantara keduanya.     

"Paman Kim. Biar aku buatkan yang baru. Kopi ini sudah dingin." Kata Sekertaris tang sambil tersenyum untuk menutupi kegugupannya. Ia tidak akan melepaskan cangkir itu. Apalagi sampai kopi itu diminum oleh tuan Kim.     

"Sekertaris tang, tolong lepaskan cangkir ini." Kata asisten steve kepada Sekertaris Cantik itu. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dari perilaku Sekertaris Tang.     

"Aneh sekali? bukankah ia tadi sangat bersemangat, ketika menyuguhkan kopi ini untuk ku. Mengapa sekarang ia terlihat ketakutan, saat tuan Kim yang akan meminumnya? Pasti ada sesuatu di dalam kopi ini. Jangan-jangan ia telah mencampur sesuatu kedalam kopi ini untuk mengerjai ku." Kata asisten Steve dalam hatinya. Kedua mata asisten Steve dan Sekertaris tang saling beradu satu sama lain. Yang satu menatap penuh dengan kecurigaan, sedangkan sepasang bola mata yang lainnya sibuk menyembunyikan kebohongannya.     

"Tidak!" Sekertaris tang dengan penuh penekanan dan mata sedikit melotot kearah asisten steve, meskipun suaranya di pelankan.     

"Berikan." Kata asisten Steve sekali lagi mengulangi perkataannya dan menarik cangkin kopi itu, hingga isi di dalamnya sedikit tertumpah keluar.     

"Aku bilang tidak! Ya, tidak." Jawab Sekertaris tang yang bersikeras mempertahankan cangkir kopi agar tetap di dalam genggamannya.     

Tuan Kim hanya melihat kedua orang dihadapannya itu bertengkar Seperti anak kecil yang sedang berebut mainan dan tidak ada satupun diantara mereka berdua yang mau mengalah satu sama lainnya.     

"Apa yang kalian berdua lakukan? Jangan seperti anak kecil." Kata tuan kim menghentikan ketegangan diantara asisten steve dan Sekertaris Tang.     

"Sekertaris Tang, berikan kopi itu kepada asisten steve. Aku tidak suka kopi yang sudah dingin." Pinta tuan Kim kepada Sekertaris Tang Secara langsung.     

Mendengar suara sang tuan besar. Asisten Steve dan Sekertaris tang Seketika menghentikan perdebatan mereka berdua dan menoleh secara bersamaan kearah tuan Kim.     

Sekertaris tang merasa bingung. Bagaimana ini? Dan apa yang harus ia lakukan? Jika kali ini ia menolaknya lagi, atau mencari-cari alasan untuk tetap mempertahankan secangkir kopi itu, tuan Kim pasti akan curiga. Jika di dalam kopi buatannya ada sesuatu.     

"Benar paman Kim. Kopi ini sudah dingin. Biar aku menggantinya lagi dengan yang baru. Maafkan saya, tadinya saya ingin menyerahkan kopi ini Secara langsung kepada paman Kim. Malah berebut dengan asisten steve. Maafkan saya yang tidak dewasa ini." Kata Sekertaris tang yang masih berusaha bersikap manis dan mengulur waktu supaya kopi itu dingin dan ia bisa menggantinya dengan yang baru. Jika kopi ini jatuh ke tangan tuan Kim sekarang, hal itu bisa membuatnya malu.     

"Oh, jika benar seperti itu. Sekarang berikan kepadaku." Kata tuan Kim yang masih terlihat tenang dan tidak curiga sama sekali. Tuan Kim hanya merasa itu hanya usaha dari Sekertaris tang untuk menarik perhatiannya saja, bukan karena ada sesuatu di dalam kopi buatannya.     

"Ta-tapi paman Kim, kopi ini sudah dingin. Bukankah paman tidak suka kopi dingin?" Kata Sekertaris tang sedikit gugup, ketika tuan Kim beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kearahnya untuk mengambil kopi itu secara langsung dari tangan Sekertaris Tang.     

"Tidak apa-apa, cuma kali ini saja." Kata tuan Kim yang mengambil secangkir kopi itu dari tangan Sekertaris Tang. Kemudian kembali ke tempat duduknya semula.      

Sekertaris Tang terlihat semakin gelisah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, saat tuan Kim mengambil kopi itu dari tangannya. Sekertaris tang merasa setiap detik yang berputar pada jarum jam adalah waktu eksekusi baginya, ketika melihat secangkir kopi di meja tuan Kim yang kapan saja bisa di minum oleh papa dari laki-laki pujaannya itu. Ia tak sanggup membayangkan ekspresi tuan Kim ketika pertama kali meneguk kopi buatannya yang seperti lautan garam itu.      

"Tania bodoh! Mengapa tidak kau tumpahkan saja kopi itu ke celana asisten steve tadi? Dengan begitu, mungkin kopi itu sekarang tidak akan berada di tangan paman Kim." Kata Sekertaris tang dalam hatinya. Ia sedang memaki dan menyesali kesalahannya sendiri.     

Sedangkan asisten Steve yang melihat kegelisahan di wajah Sekertaris tang mrnjadi semakin yakin akan kecurigaannya. Asisten steve yakin kalau Sekertaris tang telah mencampurkan bahan berbahaya di dalam kopi buatannya. Jika tidak, mengapa Sekertaris tang terlihat sangat gelisah saat kopi itu berada di tangan tuan Kim? Karena sebenarnya target dari Sekertaris tang adalah dirinya, bukan papa dari sang presdir.     

"Steve, mari kita minum kopi dulu supaya rileks." Kata tuan Kim yang mengajak asisten steve untuk berhenti sejenak dari pekerjaannya dan menemaninya untuk minum kopi.      

"Gawat! Tuan Kim tidak boleh meminumnya." Kata asisten Steve dalam hati.      

"Tuan jangan minum kopi itu!" Kata asisten steve yang dengan cepat merebut cangkir kopi dari tangan tuan Kim. Sehingga tuan Kim merasa terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh asisten steve itu.     

------------------------------     

Hai, readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.