CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

801. Bagaimana jika aku yang menanyakannya?



801. Bagaimana jika aku yang menanyakannya?

0Belum juga Yohan puas bermain-main dengan Istrinya. Pengganggu kecil sudah datang. Hmm... Siapa lagi kalau bukan adik perempuannya yang juga tidak kalah usil dengannya itu.      

Tanpa mereka sadari Emelly sudah berdiri di bekang Tiara dan Yohan sambil menggendong Kim Tan. Gadis cantik ini dengan sengaja mencubit kecil paha bayi kecil dan Tampan itu, supaya Kim Tan menangis tepat di telinga papa dan mamanya saat ini.     

Oek.. oekk...     

Bayi mungil tidak bersalah itu akhirnya hanya bisa mengikuti keinginan bibi kecilnya itu. Rasa sakit seperti di gigit semut karena cubitan bibi cantiknya itu membuat bayi kecil itu menangis dengan keras dan membuat Yohan dan Tiara meoleh secara bersamaan ke arah belakang.     

"Aduh... Kasihan keponakanku yang malang. Papa dan mama lupa kepadamu ya... Mereka memang jahat, kalau sudah berduaan. Anak juga dilupakan." Kata Emelly menyindir keduanya yang masih saja berpose mesra. Padahal putra mereka sedang menangis dengan keras.      

"Bagus, keponakanku. Menangis lah yang keras. Enak saja mereka bermesraan siang bolong begini." Kata Emelly dalam hati. Sebenarnya ia tidak bermaksud menyakiti Kim Tan. Emelly hanya ingin membuat pasangan muda di depannya itu ingat, kalau masih ada anak mereka yang sedang merindukan kasih sayang keduanya. Mereka berdua terlalu asyik dengan diri mereka sendiri, sehingga lupa kalau Kim Tan sama sekali belum di gendong atau di sapa oleh papanya, sejak Yohan pulang dan tiba di kediaman keluarga Kim.     

"Berikan dia kepadaku." Kata Tiara yang beranjak berdiri dari pangkuan Yohan, kemudian mengambil Kim Tan dari gendongan Emelly untuk menenangkan bayinya itu.     

Kali ini Yohan tidak menghalanginya dan membiarkan Tiara pergi untuk mengurus anak mereka.      

"Puh... Kamu jangan jahat begitu. Sini biar aku yang membalasnya." Kata yohan yang langsung meraih tangan adik perempuannya itu kemudian memukul pelan pantat Emelly. Ia tahu kalau adik perempuan itu dengan sengaja membuat putranya menangis untuk mengacaukan kemesraan kakak laki-lakinya itu dengan Istrinya.     

"Aw.. aw... Kakak. Kenapa kau memukulku?" Kata Emelly sambil cemberut. Meskipun pukulan Yohan sama sekali tidak terasa sakit baginya.     

"Itu sebagai hukuman kau telah mencubit keponakanmu. Kau pikir aku tidak tahu?" Kata Yohan kepada Emelly yang sekarang duduk di sampingnya.     

"He... He... Maaf. Itu karena kakak membuatku iri saja. Masih siang sudah mesra-mesraan di depan umum." Kata Emelly sambil tersenyum.     

Yohan kemudian meletakkan tangan kanannya di atas kepala adik perempuannya itu dan mengacak-ngacak sedikit rambut Emelly dengan gemas dan sesekali mencubit pipi gadis cantik itu.     

"Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan istriku dan juga anakku. Aku sangat merindukan mereka berdua. Kau tahu apa? Seorang jomblo, tidak akan mengerti hal ini. Jika suatu saat nanti kau sudah menikah dan berada jauh dari pasanganmu titik Kau akan tahu apa yang kurasakan saat ini." Jelas Yohan kepada Emelly. Perilakunya yang begitu mesra dan hangat kepada Tiara bukan tanpa alasan, karena memang hal itu adalah sebuah kebutuhan.     

Emelly hanya menghela nafas ringan. Sebenarnya tanpa dijelaskan oleh kakaknya pun ia juga mengerti dan paham apa yang dirasakan oleh kakak laki-lakinya itu. Semua hal yang dilakukan mereka berdua adalah wajar sebagai sepasang suami istri. Pada dasarnya Emelly tadi hanya bercanda saja. melihat kakak laki-lakinya dan istrinya begitu mesra justru membuatnya sangat bahagia.     

"Ya, ya... Jangan mengingatkan aku, kalau aku ini masih jomblo. Hik... Itu mebuatku sedih. Awas saja! Nanti kalau aku sudah memiliki pasangan dan menikah. Aku akan memperlihatkan kemesraan kami kepada kakak jauh lebih baik." Kata gadis cantik ini yang tidak mau kalah dengan kakak laki-lakinya. Selama ini Emelly memang tidak pernah terlihat dekat dengan laki-laki manapun kecuali dengan dokter Glen dan asisten steve, itupun ia selalu mengatakan bahwa keduanya hanya teman biasa dan menganggap mereka berdua sebagai kakak laki-lakinya seperti halnya Yohan.     

"Oh, ya? Laki-laki mana yang ingin kau pamerkan kepadaku. Steve atau Glen?" Kata Yohan menyindir pelan kepada Emelly. Yohan tahu hubungan mereka bertiga mungkin tidak semudah yang dilihat. Kisah cinta tersembunyi dan saling tidak terbuka, membuat mereka rentan akan kesalahpahaman satu sama lainnya.      

Wajah Emelly seketika memerah karena malu. Ia tidak tahu, mengapa kakaknya tiba-tiba menyebut tentang asisten Steve dan dokter Glen. Dua laki-laki yang sedang dekat dengannya saat ini. Sampai saat ini Emelly hanya menganggap asisten steve Seperti kakak laki-lakinya dan rasa sukanya masih tetap tersimpan untuk dokter tampan. Tetapi sikap dokter Glen yang plin plan, membuat gadis cantik ini sedikit ragu tentang hubungan mereka kedepannya mau dibawa kemana? Akankah dokter glen memilih Emelly, atau dokter Angel sebagai pasangannya. Semua itu masih belum jelas.     

"Ka-kakak ini bicara apa? Aku tidak ada hubungannya dengan mereka berdua." Jawab Emelly sambil memalingkan wajahnya dari Yohan. Gadis cantik ini tidak ingin wajahnya yang merah merona karena malu itu sampai terlihat oleh kakaknya, atau kakaknya itu akan mengejeknya semakin dalam.     

"Oh, ya? Bagaimana jika kita tanyakan langsung kepada yang bersangkutan? Steve, kemarilah, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu." Kata Yohan memanggil asisten pribadinya yang baru saja tiba bersama di kediaman Kim bersama dengan papanya. Yohan melihat Steve sedang berdiri di pintu keluar menuju taman dengan papanya.     

"A-apa?" Kata Emelly yang terkejut, hingga berbicara dengan kalimat yang terputus-putus. Gadis cantik ini secepatnya menoleh ke belakang dengan panik, ketika melihat Yohan melambaikan tangannya kearah pintu.     

Di saat Emelly membalikkan badannya, asisten tampan itu sudah berjalan mendekat kearah mereka bersama dengan papanya.      

"Selamat sore Nyonya besar, Presdir, dan Nona Emelly." Sapa asisten Steve sambil tersenyum manis seperti biasanya.     

"Ka-kakak Steve???" Kata Emelly gelagapan. Gadis ini terkejut sekaligus, bingung dan takut kalau kakaknya akan benar-benar menanyakan pertanyaan bodoh kepada asisten steve. Hal itu hanya akan membuat Emelly malu kepada asisten kakaknya yang sangat baik hati itu.     

------------------------------     

Hai, readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.