CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

38. Tentu saja masih normal



38. Tentu saja masih normal

0

Malam semakin larut dan Yohan baru saja sampai di rumah Glen. Tok tok tok, dia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban ataupun orang yang membukakan pintu untuk Yohan. Sepertinya dokter satu ini, memang sudah tertidur pulas. Karena capek sudah bekerja seharian di Rumah sakit hari ini.

" Sial! Bocah ini kemana? Lama sekali" Yohan sudah mulai sedikit emosi karena lama menunggu diluar rumah yang dingin. Ia mengeluarkan handphone dari sakunya dan menghubungi Glen lagi.

Dreett... drettt... Handphone dokter Glen bergetar di meja dekat tempat tidurnya. Mata Glen yang yang ngantuk berat seakan mengabaikan panggilan dari Yohan, tetapi getar dari handphone tak kunjung berhenti. Tangan Glen mulai meraba-raba, dimana posisi handphonenya. Tanpa melihat layar handphone, Glen langsung menerima panggilan itu.

"Hallo....Ya siapa?" Jawab Glen dengan mata masih tertutup cuma bibirnya saja yang berbicara.

"Glen HSIAO... Kau masih ingin hidup! Cepat buka pintu atau ku dobrak paksa sekarang!" Teriak Yohan dengan keras ditelepon, seketika mata Glen terbelalak. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya, hanya dengan memakai celana pendek dan baju seadanya. Untuk membukakan pintu.

" Haiist...Anak satu ini masih saja suka membuat orang jantungan, ada urusan apa dia malam-malam begini mencariku" gerutu Glen, sambil berjalan menuju pintu.

Ceklak... Suara pintu terbuka. Benar saja, Glen melihat Yohan yang sedang berdiri tepat didepan pintu dengan wajah marah. "Minggir!" Brukk...Yohan menabrak bahu Glen, dan langsung masuk ke dalam rumah. Glen cuma menggeleng kepala karena sudah terbiasa dan paham betul dengan sifat Yohan dari kecil.

" Kenapa lama sekali? Apa kau ingin aku mati kedinginan diluar!" ucap Yohan, sembari duduk di sofa ruang tamu.

Glen mengikutinya masuk, setelah menutup pintu. " Presdir hebat sepertimu, tidak akan mati hanya gara-gara berdiri 30 menit diluar rumah pada malam hari" Glen duduk di sofa depan Yohan

" Ya" cuma satu kata itu ya keluar dari bibirnya.

"Yohan kamu ini benar-benar orang paling menjengkelkan yang aku kenal, untung saja aku ini masih belum menikah. Jika aku sudah punya istri dan sedang bercinta dengannya, apa kau juga akan mendobrak pintu rumahku!" Keluh Glen dengan sikap kekanak-kanakan Yohan.

" Ya...aku akan mendobrak pintu kamarmu dan mencekik leher mu" jawab Yohan.

"Ah...Kau ini memang sangat menyebalkan, Aku heran! Kenapa gunung es seperti mu ini bisa digilai para wanita" ucap Glen kesal.

Glen berjalan ke dapur untuk membuat kopi, sekedar untuk menghangatkan badan. Setelah beberapa saat ia kembali, "Sebenarnya ada urusan mendesak apa yang membuatmu malam-malam seperti ini datang mencariku?" ucap Glen dengan membawa secangkir kopi hangat ditangannya untuk Yohan.

" Aku mencarimu untuk bertanya bagaimana caranya mendapatkan seorang bayi?" ucap Yohan dengan wajah serius.

" Puuff...ha...ha..., apa kau tidak salah bertanya tentang itu kepadaku. Tentu saja kau tinggal bercinta dengan istrimu, lalu tinggal tunggu hasilnya. Aku jadi curiga masak iya kau butuh bantuanku?" Melihat Yohan dari ujung kaki sampai kepala.

Senyum menyeringai"Jangan-jangan...? Yohan junior sudah tidak bisa bangun ha..ha.." Glen tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaan konyol Yohan.

Bukk...Yohan melempar bantal di sofa ke muka Glen yang masih menertawakannya.

" Dasar brengsek kau ini...Tentu saja punyaku masih normal, mau main beberapa kali juga oke saja" ucap Yohan dengan wajah cemberut.

Glen mulai berfikir" Jika kau normal dan istrimu juga tidak ada masalah medis lainnya, seharusnya tidak ada masalah. Kecuali memang diantara kalian berdua ada yang sengaja melakukan penundaan kehamilan, dengan cara mengkonsumsi obat atau sejenisnya. Jika tidak! Mungkin hanya masalah waktu saja" jelas Glen kepada Yohan.

-


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.