CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

39. Tidakkah kau ingin sarapan pagi bersamaku



39. Tidakkah kau ingin sarapan pagi bersamaku

0

" Maksudmu menggunakan alat kontrasepsi?? Aku tidak pernah menggunakan itu" jawab Yohan dengan ekspresi wajah yang serius.

" Hei...Kau tak perlu memasang wajah singamu itu didepanku, jika kamu tak menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti istrimu tidak memakainya" Glen dengan menengadahkan kedua tangannya dan menjelaskan dengan santainya.

Yohan mulai tersadar, setelah mendengar ucapan Glen baru saja. Selama ini Yohan tidak pernah memperhatikan, Tiara itu telah mengkonsumsi obat atau menggunakan alat kontrasepsi lainnya atau tidak. Mulai sekarang aku akan mencari tahu tentang masalah ini.

" Aku tidur di kamarmu malam ini! Aku capek sekali, pulang besok pagi saja. Kamu tidur di sofa malam ini" ucap Yohan berjalan ke lantai 2 kearah kamar Glen

" Yohaaannn... Kamu brengsek! Bagaimana bisa, kamu melakukan ini kepadaku" teriak Glen yang super kesal kepada Yohan.

Yohan cuma tersenyum, mendengar umpatan demi umpatan Glen. Yohan masuk kamar Glen, melepas kemejanya dan mengambil selimut hangat kemudian ke ruang tamu dan melemparkan selimut itu kepada Glen.

" Pakai ini!." ucap Yohan

" Gak mau! Aku mau ikut tidur denganmu" ucap Glen dengan wajah imut, mata berbinar seperti hamster.

" Berani kau melakukannya! Aku tendang pantatmu" Yohan mengerutkan dahinya.

" Haiist... Dasar jahat! Gunung es, Kepala batu, nyebelin, suka semena-mena dan seenaknya sendiri" gerutu Glen, sambil berbaring diatas sofa dan memakai selimut yang diberikan oleh Yohan.

Yohan meninggalkan Glen yang sedang menggerutu dan mencaci makinya karena kesal terhadap dirinya. Ia kemudian kembali ke kamar Glen untuk istirahat. Sesampainya di kamar Yohan mengambil handphonenya, dan mengirim pesan singkat kepada Tiara :

Sayang...Malam ini aku tidak pulang. Aku menginap dirumah Glen, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya. Sayang...tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpikan aku. Emmuaacch...I love you.

Yohan kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan beristirahat.

KEESOKAN HARINYA

Cuiit cuiit cuiit suara kicauan burung-burung dipagi hari. Hoaammm.... Tiara baru membuka matanya dan menggeliat, merenggangkan tubuhnya. Ia seperti melihat Yohan di sampingnya sedang tersenyum kepadanya, namun Tiara mengabaikannya. "Ah... Aku seperti melihat Yohan. Emm...tidak mungkin, dia tidak pulang semalam" gumamnya.

Tiara memutar badan membelakangi Yohan, karena menganggap apa yang ia lihat hanya halusinasinya saja, karena masih mengantuk.

" Sayang...cepatlah bangun, tidakkah kau ingin sarapan denganku" ucap Yohan yang mendaratkan kecupan mesra di pipi Tiara.

Eh...Bukan mimpi? itu benar-benar Yohan suaminya, yang ia lihat. Tiara baru tersadar, dan dengan cepat membalikkan badan menghadap kearah Yohan, untuk memastikan apa yang ia dengar, dan lihat adalah nyata. Tiara menyentuh bibir, juga mencubit pipi Yohan kemudian menatapnya seperti orang yang belum bangun dari mimpi sepenuhnya.

"Kenapa...Apa kau pikir masih sedang bermimpi bersamaku" ucap Yohan kemudian mencium bibir Tiara yang masih bengong didepan Yohan.

" Hmm... Apa sekarang kau percaya ini adalah aku" Yohan melepaskan ciumannya.

" Dasar mesum masih pagi juga. Kapan kamu pulang? Bukankah kemarin malam kamu bilang sedang menginap dirumah Dokter Glen" ucap Tiara.

" Yups ...itu benar, tetapi karena aku begitu rindu pada istriku, jadi pagi buta sebelum matahari terbit aku memutuskan untuk pulang. Bahkan Glen saja belum bangun" jelasnya.

Tiara segera beranjak dari tempat tidur untuk menyiapkan sarapan, tetapi Yohan dengan sigap dan cepat menarik tangan Tiara hingga tubuh Tiara terhempas kembali ke atas tempat tidur dan menimpa Yohan.

" Kamu...Lepaskan aku! Aku akan mandi dulu kemudian menyiapkan sarapan buatmu, selanjutnya kita berangkat ke kantor" Tiara tersenyum.

Namun yang Yohan maksud bukanlah sarapan itu, entah Tiara ini memang bodoh atau berlagak bodoh saja, supaya bisa terlepas dari cengkraman Yohan. Namun sayangnya, Yohan tidak akan melepaskan Tiara begitu saja. Ya itulah Yohan...Apa yang dia inginkan, pasti ia lakukan. Meskipun Tiara berusaha lari dengan berbagai alasan, itu benar-benar tidak akan berguna di depan suaminya.

--


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.