CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

14. Rencana Tara



14. Rencana Tara

0

Jerry menemui Yohan untuk membicarakan tentang kelanjutan dari rencana pertunangan Yohan dengan tiara.

Jerry dan Yohan duduk disofa diruangkan kerja Yohan.

" Presdir Kim sebenarnya aku kemari ada sedikit urusan denganmu, ini soal perjodohanmu dengan putriku Tiara. bagaimana menurutmu? sebenarnya aku sendiri masih bingung antara Tara atau Tiara. Jika sesuai dengan rencana awal seharusnya kau ku jodohkan dengan Tiara tetapi setelah kejadian itu? tentu kau yang lebih tahu jawabannya" ucap Jerry.

Yohan masih terdiam dan berfikir" Emm....jika kau ingin tahu jawabanku.

Tara memang cantik tetapi dia begitu licik lebih berbisa dari ular bahkan mampu melakukan apa saja demi mencapai tujuannya. Tiara? bukankah dia tunangan Jonatan." ucap Yohan sedikit menyindir.

Mata Jerry terbelalak kaget mendengar jawaban Yohan, Ia tidak menyangka bahwa laki-laki di depannya ini sudah mengetahui semuanya. 

"Tidak, bukan seperti itu. Kau pasti salah dengar. "kata Jerry menyanggah.

"Oh, ya! Aku tahu, sebenarnya orang yang ingin kau jodohkan denganku awalnya bukanlah Tiara. Tetapi putri sulungmu Tara Jiang bukan? Apa kau pikir aku ini kantong sampah. Seenaknya saja kau tukar menukar calon istri denganku." gertak sang presdir sekali lagi.

" Bukan..bukan begitu maksudku! Tiara sudah membatalkan pertunangannya dengan Jonatan. Tara sebenarnya tidak ingin menikah denganmu karena itu Tiara yang aku jodohkan denganmu" ucap Jerry.

" Ha ha ha... Direktur Jerry apa kau bercanda? kau tahu siapa aku! Jika aku menginginkan sesuatu, maka tidak ada yang bisa menolaknya dan jika aku tidak ingin maka tidak ada yang bisa memaksaku" Yohan tertawa jahat.

Jerry Jiang menggertakkan gigi. Sial! Orang ini bukan orang yang mudah di taklukkan. awalnya aku ingin Tara menikah dengannya agar perusahaanku lebih berkembang pesat dengan dukungan darinya dan perusahaan Lianxi Grup. Tetapi gara-gara kebodohan Tara, rencana yang aku susun selama ini jadi berantakan. aku harus cari cara lainnya, pikirnya.

"Yohan, aku berjanji akan membujuk Tiara untuk menikah denganmu. Kau jangan memutuskan rencana perjodohan ini" Laki-laki tua ini tidak menyerah begitu saja dengan keadaan.

" Aku rasa kau terlalu memaksakan kehendakmu, bukankah putrimu sendiri yang tidak ingin menikah. Kenapa jadi aku yang salah..?." Yohan berdiri dan menunjuk kearah pintu keluar.

" Kamu!" Jerry mengepalkan tangan, kali ini dia belum berhasil memancing ikan besar untuk masuk perangkapnya.

Jerry Jiang pergi dari ruangan Yohan, tetapi dia tidak akan menyerah begitu saja. Perusahaan Lianxi Grup adalah target utamanya selama ini.

sepeninggal Jerry Yohan memangil asisten pribadinya.

" Iya Presdir, ada perintah" ucap Steve.

" Awasi terus keluarga Jiang, khususnya Jerry dan Tara jangan sampai mereka menyakiti kelinci kecil itu" perintah Yohan.

" Baik Presdir" Steve meninggalkan ruangan kerja Yohan.

RUMAH KELUARGA JIANG

Jerry menemui Tara untuk memaksa Tara menikah dengan Yohan, bagaimanapun harus ada diantara mereka berdua yang berhasil menikahi Yohan. Tara menolak sebagai gantinya, ia punya cara untuk membuat Tiara setuju menikah dengan Yohan dan tidak akan bisa membantah apalagi menolaknya.

Tara telah mempersiapkan sebuah rencana besar untuk Tiara. Tara tidak akan pernah membiarkan Tiara bahagia apapun yang terjadi, Tara menemui Tiara dikamarnya.

" Saudariku sayang... Aku punya kabar baik untukmu. aku akan membantumu menikahi pria monster itu...ha...ha....kalian benar-benar cocok" Tara menarik wajah Tiara dan menertawakannya.

" Kau pikir aku ini bodoh! Aku tidak akan melakukanya" Tiara menghempaskan tangan Tara.

" Oh ya... Aku tidak yakin kau bisa menolaknya" Tara mendekatkan wajahnya ke Tiara.

Tiara masih terdiam, sebenarnya apa yang telah Tara rencanakan? Sehingga dia begitu yakin aku tidak akan bisa menolak pernikahan ini, gumamnya dalam hati.

" Tunggu hadiah kejutan dariku besok pagi, Aku yakin kamu akan menyukainya"bisik Tara di telinga Tiara.

Tara meninggalkan kamar Tiara, dia akan bersiap-siap menjalankan rencananya. Tara mengambil handphone dan menelpon seseorang.

" Hallo sayang... Aku telah mengirim email kepadamu, kita sudah harus mulai permainan ini"

"Hmm... Secepat ini! Oke... baiklah, besok kau akan melihat beritanya"

"Bagus" Wanita ini memutuskan panggilan teleponnya." Tiara... Kau bukanlah lawanku, Kita lihat besok! Apa kau masih bisa sesombong ini untuk berkata tidak" Wanita ini berjalan kembali ke kamarnya dan beristirahat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.