CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

103. Kediaman keluarga besar Kim (3)



103. Kediaman keluarga besar Kim (3)

0Kim Haesu mengulurkan tangannya dan meminta putranya itu untuk berdiri, kemudian ia memeluk dan menepuk bahu Yohan. Sembari berbisik di telinga putranya, " Kamu akan bertemu dengan istrimu."     

Mendengar perkataan mamanya hati Yohan sedikit lega. "Ah... akhirnya, ia bisa bertemu juga dengan istrinya kali ini." Gumamnya dalam hati sambil mengusap wajahnya yang nampak lega.      

Yohan menarik napas panjang dan mengeluarkan kembali" Puh...Baiklah, kalian pasti sengaja melakukan ini" jawabnya tak berdaya dan punya pilihan lain.     

 Yohan harus setuju  dengan syarat  dari papa dan mamanya, jika ingin orang tuanya mengizinkannya bertemu dengan istrinya.     

Yohan berharap dengan mereka tinggal bersama, siapa tahu orang tuanya dan Tiara bisa lebih dekat, dan saling menyayangi. Itu akan membuat Tiara dan calon anak mereka lebih mudah di terima di dalam keluarga Kim.     

"Hemm... akhirnya, mau pulang juga dia" gumam Nyonya Kim. Rencananya telah berhasil 100% kali ini, tinggal ia sedikit berusaha lagi supaya mereka betah di rumah.     

Nyonya Kim dan tuan Kim tersenyum bahagia. mendengar putranya mau pulang dan tinggal serumah dengan mereka lagi. Apalagi ada anggota baru yang merupakan kado spesial dari putranya.     

Setelah putranya setuju untuk pulang dan tinggal bersama kembali di kediaman keluarga besar Kim. Nyonya Kim baru memberikan izin kepada putranya untuk bertemu dengan istri kesayangannya itu. Kekuatan cinta bisa menaklukan segalanya.     

Laki-laki angkuh dan dingin serta sedikit kasar seperti Yohan, bisa menjadi seorang suami yang lembut dan penyayang.     

"Dia...ada dikamarmu, Yohanku sayang. Cepat naik dan temuilah permaisuri kesayanganmu itu. "  kata Nyonya Kim dengan senyum mengembang di bibirnya manisnya sekali lagi.     

Dengan hati yang bahagia karena rencananya berhasil, nyonya Kim menghampiri suaminya yang duduk di sofa didepan putranya.     

" Sayang...ayo kita pergi! Sebaiknya kita tidak menggangu pertemuan sepasang kekasih yang baru tidak bertemu beberapa jam saja, tetapi seperti sudah berpisah puluhan tahun" sindirnya genit kepada putranya yang wajahnya sudah seperti selimut lusuh itu.     

Nyonya Kim mengulurkan tangannya kepada suaminya dan Tuan Kim menyambut uluran tangan istrinya dengan perasaan lega. "Syukurlah, tidak terjadi perang dunia hari ini." Gumam tuan Kim dalam hati.     

Tuan Kim berdiri segera dari posisi duduknya. "Baiklah, ayo kita pergi." laki-laki ini tersenyum kepada putranya.     

" Naiklah keatas, dia sudah menunggumu sejak tadi" kata tuan Kim, ia kemudian berjalan bersama dengan istrinya ke kamar mereka dan meninggalkan Yohan yang masih tertunduk lesu di sofa ruang tamu.     

Sang Presdir mulai mengumpulkan tenaga dan semangatnya lagi. Ia menghela napas panjang, seolah tengah melepaskan sedikit penat dan bebannya di dalam dadanya. Masalah yang sangat ia khawatirkan kini sudah selesai dengan damai. Ternyata kedua orang tuanya sudah Isa menerima kehadiran Tiara sebagai menantunya.     

"Sudahlah, sebaiknya aku segera naik ke ke atas menemuinya." Pikiran sang presdir.     

Yohan juga beranjak dari tempat duduknya kemudian melangkahkan kakinya menuju ke kamar miliknya di kediaman keluarga besar Kim, yang sudah ia tempati sejak dulu. cuma beberapa tahun ini jarang ia tempati, cuma sesekali saja ketika ia pulang.     

Tak...tak...tak... suara langkah kakinya sedang menaiki anak tangga satu demi satu hingga akhirnya sampai di depan kamarnya.     

Ceklakk... laki-laki tampan ini yang masih memakai stelan jas warna hitam dengan kemeja putih didalam, lengkap dengan dasi dan sepatu hitam polos yang mengkilat bersih. Tentu saja ia masih menggunakan pakaian formal karena ia memang berangkat dari perusahaan Lianxi Grup langsung ke kediaman keluarga besar Kim dengan terburu-buru.     

Yohan membuka pintu dengan tenang dan pelan. ia berharap mamanya kali ini tidak berbohong kepadanya.      

Krieett...pintu terbuka lebar, terlihat jelas sang istri tengah duduk santai di atas tempat tidur, tengah menikmati sup di dalam mangkok yang tengah di pegangnya.      

An an menoleh ke arah pintu dan mendapati tuan mudanya tengah berdiri tegap disana.     

"Tuan muda, anda datang?" Katanya  wajah sedikit bingung. Ia tak tahu harus bagaimana.      

An an sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Mengapa tuan mudanya juga tiba-tiba pulang. Padahal sekarang di dalam kamarnya telah di tempati oleh orang lain.     

Pelayan ini berjalan mendekat ke arah tuan mudanya. "Maaf tuan muda, tuan besar yang meminta saya untuk membawa nona Tiara ke kamar anda. Saya akan memindahkannya ke kamar lain." Jelas an an kepada tuan muda pemilik kamar.     

Yohan cuma tersenyum kecil. Ia lupa jika memang tidak semua orang di kediaman keluarga besar Kim ini sudah tahu status wanita yang ada dalam kamarnya tersebut.     

"Tidak perlu, memang sudah seharusnya ia berada di tempat ini." Jawab Yohan kepada pelayannya.     

"Hah" kalimat Pendek yang terlontar dari mulut an an yang masih bingung. Dalam pikirannya ia masih kesulitan mencerna perkataan tuan mudanya itu. Bagaimana mungkin wanita itu sudah ada di tempat yang benar. Jelas-jelas ini adalah kamar tuan muda Yohan, seharusnya yang bisa dan boleh berada di dalam posisi itu adalah calon istri atau istri tuan muda. Mungkinkah nona Tiara adalah calon istri tuan muda?' pikiran an an yang masih di penuhi tanda tanya.     

Yohan melihat pelayannya itu melamun dsn bengong.     

"Hey, Sampai kapan kamu akan berdiri di situ?" Tanya Yohan yang memecahkan lamunan an an.     

"Oh, maaf tuan" jawab an an dengan cepat.     

"Jangan berfikir macam-macam. Dia adalah nyonya mudamu. Perlakukan istriku dengan baik." Kata sang Presdir kepada pelayannya, supaya an an nantinya bisa melayani Tiara dengan baik.     

Seketika mata an an terbelalak dan mulutnya menganga karena terkejut dan tak percaya dengan perkataan tuan mudanya.     

"Istri??" Kata An an yang dengan cepat menutup mulutnya, atau tuan mudanya ini akan menganggapnya kurang ajar dan menghukumnya.     

An an langsung berjalan mendekat ke arah tempat tidur Tiara.     

" Nyonya muda, maafkan saya. Maafkan yang bertindak kurang sopan kepada nyonya." Kata An an yang berulang-ulang kali minta maaf sambil membukukan badannya.     

Tiara cuma menghela napas panjang sambil menepuk keningnya dengan pelan. Lagi-lagi suaminya ini membuat syok orang lain dengan perkataannya.     

"Tidak apa-apa. Kau sama sekali tidak bersalah." Jawab Tiara kepada an an.     

An an berjalan mundur meminta izin meninggalkan kamar. Ia tidak ingin mengganggu tuan muda dan nyonya muda barunya ini, supaya sepasang suami istri itu bisa saling berbicara dengan leluasa.     

Yohan berjalan menuju kearah istrinya yang sedang duduk diatas tempat tidur dan sedang menikmati semangkuk sup.     

Yohan duduk duduk di tepian tempat tidur, lalu ia mengambil mangkuk yang tengah di pegang oleh istrinya.     

"Sayang... Kenapa kamu tidak menghubungiku, saat papa dan mama datang dan membawamu pulang ke kediaman keluarga Kim?"  Tanya Yohan kepada Tiara, sambil menyuapi wanita cantik ini dengan lembut dan perlahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.