CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

147. Terjebak Kemacetan panjang di Jalan Raya



147. Terjebak Kemacetan panjang di Jalan Raya

0Jerry Jiang tahu, dari nada bicara Tara saja sudah menjelaskan jika putrinya itu sedang emosi dan kesal saat ini. "Baiklah! aku akan mengirimkan nomor handphonenya sekarang" jawab Jerry Jiang sambil sambil mengirimkan nomor telepon tuan muda Han kepada Tara. Ia berharap Tara masih bisa sampai di YH hotel tepat waktu sebelum tuan muda Han cek out dari hotel itu.     

"Baiklah aku tunggu sekarang. Cepat ya pa? Aku sudah sangat kesal, jadi papa jangan membuatku lebih kesal lagi." jawab Tara yang kemudian mematikan panggilan teleponnya.     

Make up sempurna yang ia kenakan pun semakin lama semakin luntur di terjang keringat dan goresan tisu basah dari tangannya. Sepertinya wanita cantik ini harus memperbaiki riasannya lagi sebelum menemui tuan muda Han nanti.     

"Sial! Wajahku sudah seperti pemain Opera yang lari kejalanan saja. Mascara belepotan, bedak habis tersapu tisu, bibir kering...Aaahhh!" Gerutunya saat melihat wajahnya dari kaca spion mobil.     

'ting' pesan singkat masuk ke handphone milik Tara yang berisi nomor telepon tuan muda Han yang dikirim oleh Papanya.     

"Hmm... akhirnya aku mendapatkan nomor handphonenya juga" katanya sambil membaca pesan singkat yang dikirim oleh papanya.     

Dengan cepat Tara memencet tombol panggil ke nomor handphone tuan muda Han Rui. panggilan itu masuk tetapi tidak diangkat. entahlah, sepertinya memang sengaja tidak mau menerima telepon dari orang yang tidak di kenal atau mungkin tuan muda Han Rui tidak mengetahui jika ada yang menelponnya.     

Tara tetap mencoba untuk melakukan panggilan beberapa kali, Tetapi hasilnya tetap sama tidak dijawab.     

"Aaahh... Sial! Sombong sekali dia! Baru juga jadi tuan muda dari keluarga Julian Han. Bos dari beberapa restoran saja sudah banyak tingkah! tetap saja kau tak sebanding dengan Kim Yohan." Gerutunya jengkel.     

Tara melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul jam 11 siang. emosinya semakin meledak di tambah lagi suasana jalan raya dengan udara yang panas dengan asap juga polusi yang bertebaran di mana-mana. seakan menambah rasa panas dan amarah dalam diri wanita cantik ini. Ibarat bom waktu yang siap untuk diledakkan.     

Tin...tin...tin...tin....Tin...tin...tin...tin....     

Tara terus memencet dan membunyikan klakson mobilnya dengan tidak sabar bahkan berkali-kali untuk melampiaskan amarahnya.     

Wanita ini turun dari mobil dan membanting pintu mobilnya dengan keras kemudian berteriak-teriak seperti orang gila di tengah kemacetan jalan raya.     

Bruakk...Suara pintu mobil yang dibanting dengan keras. Ia berdiri tepat di samping mobilnya sambil berkacak pinggang dan mulai berteriak-teriak tidak jelas mencaci maki polisi lalu lintas yang ia anggap lelet dalam bekerja saat ini.     

"Hai...para petugas lalu lintas! Apakah kalian semua sudah mati? Kenapa membereskan masalah kecil seperti ini saja sangat lama dan lambat." teriak Tara di tengah jalan raya tanpa rasa malu, benar-benar tidak ada sopan santun.     

banyak orang yang berada di jalan itu dan sama-sama terjebak dalam kemacetan. melihat wanita cantik ini dengan aneh, bahkan tidak sedikit yang menganggap Dia adalah orang gila walaupun secara penampilan dia seperti wanita yang berpendidikan tinggi dan dari kalangan keluarga terhormat. Tetapi secara perilaku dia tidak jauh beda dengan orang atau wanita yang hidup di tengah hutan yang suka berteriak-teriak tidak jelas.     

Akibat perilaku Tara yang tidak sopan itu ada seorang laki-laki yang turun dari mobilnya untuk memprotes tindakan wanita cantik ini. Ia merasa terganggu dengan teriakan-teriakan Tara yang mencaci maki petugas yang sudah bekerja keras mengurai kemacetan saat ini.     

"Hai, Nona. Apakah sudah gila? teriakanmu telah mengganggu banyak orang lain di sekitarmu. Jika, kau memang gila pergilah ke rumah sakit jiwa jangan teriak-teriak di tengah jalan seperti ini." kata seorang pengendara mobil yang berada di belakang mobil Tara Jiang yang merasa terganggu dengan perilaku wanita cantik ini.     

Mendengar perkataan laki-laki ini, Tara seakan tidak terima dan berbalik mencaci makinya dengan kata-kata yang kasar.     

"Hai... kau! Apa urusanmu denganku? Aku mau teriak, Aku mau melompat atau Aku mau tertawa dengan keras, makan, minum bahkan jungkir balik sekalipun itu urusanku bukan urusanmu. Enyahlah Kau dari hadapanku! Dasar laki-laki bodoh dan tidak ada kerjaan." caci maki Tara Jiang kepada laki-laki yang tidak dikenalnya itu. pengendara itu kemudian ia masuk lagi ke dalam mobilnya, daripada harus bertengkar dengan wanita yang sakit jiwa seperti Tara Jiang. Hal ini hanya akan menguras Emosinya dan mempermalukan dirinya sendiri di tempat umum.     

Mendengar jawaban Tara yang penuh dengan kata-kata kotor, laki-laki ini memilih untuk mengalah dibanding harus adu mulut dengan Tara. "Dasar wanita gila! " Gumam Laki-laki itu sembari kemudian masuk kembali ke dalam mobilnya.     

Tara masuk kembali kedalam mobil, sepertinya Ia tidak punya pilihan lain selain menunggu lalu lintas kembali normal. setelah 1 jam berlalu jalan sudah kembali normal sehingga mobil-mobil itu bisa berlalu-lalang dengan lancar. Tara dengan cepat langsung menancap gas mobilnya menuju YH hotel. Ia mengemudikan mobilnya dengan ngebut, dan berharap tuan muda Han masih menunggunya di hotel itu.     

Sesampainya di hotel, Tara segera turun dari mobilnya. ia berjalan dengan cepat menuju lokasi resepsionis hotel untuk bertanya letak kamar 201. Tempat tuan muda Han menginap.     

"Maafkan saya mau bertanya, dimana saya bisa menemukan kamar 201 atas nama tuan Han Rui." tanya Tara dengan suara lembut yang sopan.     

Resepsionis itu tersenyum dengan ramah kepada wanita cantik ini. "Kamar itu terletak di lantai 2. Nona bisa naik lift setelah itu belok ke arah kanan sekitar 10 kamar" jelas resepsionis itu menunjukkan lokasi kamar 201.     

"Oh, Terimakasih" jawabnya sambil tersenyum kepada resepsionis hotel itu, meskipun hatinya saat ini sedang kesal dan jengkel.     

Tara segera menuju lift hotel sebagaimana yang telah dijelaskan oleh resepsionis wanita itu. Sambil menunggu lift terbuka wanita cantik ini mencoba untuk menghubungi telepon tuan muda Han Rui sekali lagi, namun hasilnya tetap sama. Diabaikan dan tidak dijawab oleh Tuan muda itu.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     

'      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.