CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

357. 5 Menit terakhir



357. 5 Menit terakhir

0Nyonya Kim hanya menghela nafas panjang. Ketika mendengar perkataan Yohan yang sengaja menyindirnya, tetapi wanita cantik ini sama sekali tidak marah karena ia sadar akan kesalahannya. semua yang dikatakan Johan itu benar selama ini ia terlalu egois dan juga memaksakan kehendaknya kepada putra-putrinya. Ia tidak pernah menanyakan apa yang mereka inginkan, atau apa yang ingin mereka lakukan. Selama ini yang wanita cantik ini tahu, hanyalah keinginannya harus dipenuhi oleh semua orang yang menjadi anggota keluarganya. Tidak terkecuali itu adalah menantunya ataupun anaknya sendiri Semuanya sama dan tidak ada bedanya. jika sekarang ya sampai berkata seperti itu, semua itu pasti adalah bentuk protes kecilnya kepada semua tindakan dari mamanya.     

"Baiklah Mama mengaku salah, dan Mama minta maaf. Tak seharusnya Mama membuat keributan di hotel seperti siang tadi sehingga membuat istrinya sampai stress dan pingsan. Maafkan mama mama mama berjanji tidak akan melakukannya lagi. Oh, ya. Kau mau pergi kemana dengan pakaian rapi malam-malam seperti ini?" kata Nyonya Kim kepada yohan, Setelah meminta maaf karena kesalahannya siang tadi di hotel.     

"Bukankah tadi mama bilang khawatir dengan dengan anak nakal mama yang satunya. Sekarang aku akan mencarinya. Mama lupakan saja kejadian siang tadi, aku tidak ingin membahasnya lagi."  Jawab Yohan dengan santai sambil memandang mata mamanya.     

Nyonya Kim hanya tersenyum lega karena putranya sangat perhatian dan juga sayang adik perempuannya. Walaupun selama Yohan terlihat dingin dan kaku kepada adiknya. Tetapi pada dasarnya Yohan adalah laki-laki yang lembut dan sayang keluarga. Apalagi yang diinginkan seorang ibu selain melihat anak-anaknya hidup rukun dan saling menyayangi satu sama lain.     

"Terimakasih sayang, mama lagi-lagi harus merepotkan mu. Mama yakin kau bisa menemukan adiknya yang nakal itu. Jika kamu menemukannya, jewer saja telinga Emelly biar dia jera dan tidak membuat masalah lagi. Membuat mama khawatir saja. Mama tidak akan marah." Kata nyonya Kim berpesan kepada putranya untuk memberikan hukuman kecil kepada adiknya, supaya ia bisa lebih penurut dan tidak melakukan hal seenak hatinya.     

"Puff... Dasar mama. Emelly nakal seperti itu karena terlalu dimanjakan oleh mama sendiri. Kalau keras kepalanya, tidak usah ditanya lagi kami sebagai anak mendapatkannya darimana? Tentu saja itu dari mama." Gumam Yohan yang diam-diam menertawakan keluh kesah mamanya. Tetapi, semua itu bukan masalah baginya. Tanpa di minta pun ia pasti akan melakukannya.     

"Apakah mama yakin aku boleh melakukannya? Bukankah mama adalah orang pertama yang selalu marah jika aku membuat anak nakal itu sampai menangis." tanya Yohan sekali lagi untuk memastikan keputusan namanya itu. Setidaknya nanti jika adik perempuannya itu mengeluh karena hukuman kecil yang akan diberikan yohan kepadanya. Mamanya ini tidak akan ikut campur lagi ataupun membela Emelly.     

"Ya, mama yakin. Mama tidak akan membelanya lagi untuk kesalahannya kali ini. Jikalaupun kau tidak mau hukumnya, maka Mama akan turun tangan untuk menghukumnya sendiri. Kali ini ia sudah sangat keterlaluan, pulang ke negara ini tetapi malah tidak pulang ke rumah sendiri."  Jawab Nyonya Kim pasrah.     

Yohan melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Tak terasa sudah 5 menit ia dan mamanya mengobrol. Senyuman menyeringai menghiasi bibirnya. Senyuman itu bukan untuk mamanya, melainkan untuk Tiara yang masih berdiri di balik pintu kamar mendengarkan percakapan Nyonya Kim dan Yohan. Laki-laki tampan ini, tahu jika sedari tadi istri cantiknya ini tengah berusaha mencari celah untuk kabur tanpa sepengetahuan mamanya. Tetapi rasanya itu akan sedikit sulit.     

"Baiklah, kau cepatlah pergi. Biar aku yang akan menjaga istrimu."  Kata Nyonya Kim kepada Yohan sembari menepuk pundak putranya. Kemudian wanita cntik ini melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Yohan dan Tiara.     

Dalam hati Yohan sedang tertawa terbahak-bahak. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan oleh istrinya ketika mengetahui mamanya tengah berjalan menuju kamar tidur mereka sekarang.     

"Pufff... Sayang, selamat berjuang di 5 menit terakhirmu. Aku akan setia menantikanmu di dalam mobil 5 menit kedepan. He...he..." gumam Yohan dalam hati. Laki-laki tampan ini melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena mengobrol dengan mamanya.     

Yohan berjalan menuju anak tangga, sambil menelepon doni sekali lagi untuk memastikan posisi mereka saat ini. Dengan begitu akan mempermudah dan mempersingkat waktu untuk menuju lokasi yang telah di tentukan.     

"Hallo Doni, dimana posisi kalian sekarang?"  Tanya Yohan dengan terus berjalan menuju pintu keluar kediaman keluarga Kim.     

"Bos, di depan sebuah rumah sakit." Jawab Doni dengan singkat.     

"Rumah sakit katamu? Kenapa kalian di rumah sakit? Aku memintamu mencari posisi Steve. Apakah anak buahmu ada yang terluka, sehingga kau mampir ke rumah sakit untuk merawatnya?"  Tanya Yohan sekali lagi memastikan. Ia hanya tidak ingin berfikir ada kejadian buruk yang menimpa adik perempuan dan juga asisten Steve.     

"Tidak, tidak bos. Kami semua baik-baik saja. Justru saat kami melacak keberadaan asisten Steve. Itu menunjukkan posisi asisten Steve sekarang sedang berada di dalam rumah sakit ini dan kami juga melihat mobil yang dikendarainya berada di parkiran rumah sakit."  Jelas bodyguard Tampan itu kepada big bosnya.     

Yohan mengernyitkan dahinya. Ia mulai berfikir, "Siapa yang sakit? Jika, anak nakal itu tadi saat menelepon sepertinya baik-baik saja. Apakah terjadi sesuatu dengan Steve? Mungkinkah alasan itu yang membuat Emelly tidak mau pulang dan bilang ingin bermalam dengan asisten Steve untuk menjaganya? Sial! Ini pasti permintaan Steve, supaya anak nakal itu tutup mulut dan berbohong kepadaku soal keadaannya." Isi pikiran Yohan yang mulai menerka-nerka keadaan sebenarnya yang terjadi diantara Steve dan adik perempuannya.     

"Di Rumah Sakit mana dan bagaimana keadaan mereka?" Tanya Yohan dengan nada sedikit panik. Ia takut jika Emelly dan Steve mengalami kecelakaan dan menyebabkan asisten pribadinya itu harus menjalani perawatan atas luka-lukanya.     

"Rumah sakit Dokter Glen dan mereka....."  Laporan Doni terpotong karena di sela oleh perkataan Yohan.     

"Baiklah, aku akan segera kesana."  Jawab Yohan yang kemudian memutuskan panggilan teleponnya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.