CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

397. Kabur Secara Diam-diam



397. Kabur Secara Diam-diam

0Nyonya Kim segera berdiri dan secara diam-diam bergerak mendekati tempat tidur Emelly, tanpa gadis cantik itu sadari. Wanita cantik ini duduk dengan pelan sambil berpangku tangan. Seolah sedang memikirkan sesuatu. Padahal pada dasarnya, ia justru tengah memulai aksi dan misinya yang tidak bisa di baca dan dirasakan oleh Emelly.     

Wanita cantik ini memang terlihat tenang. Tetapi pada dasarnya, salah satu tangannya yang lain sedang meraba-raba meraih handphone yang ada tepat di belakangnya.     

"Yes! Berhasil."  Gumamnya puas dalam hati karena selesai menyelesaikan misinya. Ia Segera memasukkan handphone itu ke dalam saku secara diam-diam. Kemudian ia segera berdiri dan melangkah kakinya mendekati Emelly.      

"Ya sudah sayang, mama tidak akan memaksamu. Terserah kau nanti mau ikut atau tidak? Itu ya... Tergantung dengan keputusan mu sendiri. Mama mau  keluar terlebih dahulu, ada sedikit urusan. Jika kau membutuhkan sesuatu, panggil saja pelayan untuk mengambilkan dan kalau kau ingin keluar, maka izin dahulu kepada papa. Papa ada di dalam kamar, ia sedang istirahat." Pesan Nyonya Kim kepada Emelly. Wanita cantik ini kemudian keluar dari kamar putrinya dengan santai dan tenang. Di tambah lagi Emelly sama sekali tidak curiga Kepada wanita cantik ini.     

Setelah sampai diluar kamar, ia menutup pintu kamar dengan cepat. Kemudian segera tutu6n ke bawah mencari Joni untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Sesampainya di luar rumah, nyonya kim segera memanggil Joni.      

"An an... Apakah kamu tahu dimana Joni?"  Tanya nyonya besar kepada pelayan muda yang sedang menyiram bunga-bunga di taman setiap pagi.     

"Joni?... Maaf nyonya, Saya belum melihatnya sama sekali sejak tadi malam. Emm... Bukankah kemarin malam, joni mencari nyonya muda bersama dengan bibi Sue? Tetapi, mengapa sampai sekarang mereka belum pulang juga ya?"  Kata An an sembati berfikir dan tetap berdiri di depan nyonya besar dengan melamun.     

"Aduh... Bodohnya aku. Bagaimana aku bisa lupa, jika joni dan bibi Sue sedang di rawat di rumah sakit karena menolong Tiara."  Gumam nyonya kim pelan.      

"Apa? Nyonya bilang joni dan bibi Sue, terluka di rumah sakit?"  Tanya pelayan muda ini dengan terkejut. Hatinya terasa sakit ketika mendengar joni terluka dan masuk rumah sakit. Padahal jelas-jelas ia sama sekali tidak mencintainya, bahkan menolak cinta pemuda tampan itu.     

"Iya... Mereka kabarnya terluka parah, tetapi aku juga belum tahu yang sebenarnya. Soalnya aku baru nanti sore akan menjenguk keduanya."  Jawab nyonya kim menjelaskan seperlunya saja.     

" Nyonya besar... Bolehkah saya ikut dengan anda untuk menjenguk mereka? Atau  saya bisa berangkat sendiri nanti. Saya ingin mengetahui keadaan Joni."  Kata An an dengan ekspresi wajah terlihat begitu khawatir. Hal ini terlihat jelas dari sorot matanya dan juga air mata di kelopak mata yang menggenang dan siap meluncur terjun ke bawah menyusuri setiap inci pipinya indahnya itu.     

Nyonya Kim terkejut dengan ekspresi wajah yang di perlihatkan oleh pelayan muda ini.     

"Eh... Mengapa An an jadi terlalu khawatir seperti ini, bukankah ia dan joni tidak ada hubungannya apa-apa? Apa mungkin aku yang salah paham? Matanya berkaca-kaca dan ingin menangis? Apakah ini sebuah bentuk kekhawatiran biasa atau ketakutan kehilangan seseorang yang yang spesial di hatinya?. Sial! Aku cepat-cepat turun itu, mau cepat kabur dari Emelly. Eh... Malah di berikan masalah lagi. Bagaimana ini? Kalau aku tidak cepat kabur, bocah nakal itu pasti akan sadar jika handphone miliknya hilang dan aku yang mengambilnya." Gumam wanita cantik ini dalam hatinya yang sedang galau dan gelisah, antara membantu an an atau kabur duluan.     

"Maaf, An an. Soal izin menjenguk mereka, kau hanya bisa memintanya kepada tuan. Aku sendiri saja dilarang melakukan hal itu, kecuali ada izin darinya. Makanya aku hanya akan datang menjenguk nanti sore."  Jawab Nyonya kim dengan sedikit gelisah dan sesekali melihat ke arah pintu masuk rumah, siapa tahu tiba-tiba Emelly muncul dan menyergapnya.     

"Oh, begitu nyonya. Baiklah, nanti saya akan meminta izin kepada tuan besar untuk menjenguk joni dan bibi Sue."  Jwab An an dengan wajah tertunduk sedih.     

Ketika Nyonya Kim sedang mengobrol dengan An an terdengar suara Emelly memanggilnya dari dalam.     

"Ah, Sial! Bocah itu sudah sadar. Aku harus cepat kabur."  gumam Nyonya kim pelan.     

Disaat yang sama, tiba-tiba ada mobil dari kediaman kim juga yang baru tiba. Mobil yang biasanya di gunakan untuk para pelayan keluar berbelanja.      

Koki Lim batu saja turun dari mobil itu dan menurunkan belanjaan dari dalam bagasi. "Ah, lama! Cepat sedikit! " Kata Nyonya kim kepada koki Lim. Wanita cantik ini bahkan sampai turun tangan langsung membantu menurunkan belanjaan.     

Setelah selesai, Nyonya besar ini langsung masuk mobil dan meminta sopirnya segera melaju dengan cepat.     

"Kita akan kemana Nyonya besar?"  Tanya Sam kepada nyonya besar seperti biasanya jika ia mengantarkan para prlayan untuk krluar kediaman keluarga Kim. Hal ini ia lakukan ketika mobil mulai melaju sampai di luar pintu gerbang masuk kediaman keluarga Kim.     

"Aku juga belum tahu mau kemana? Sudah, kamu jalan saja Sesuai kemanapun yang kamu inginkan." Jawab nyonya Kim masih serius memandang kearah layar handphone yang ada di tangannya.     

Mendengar jawaban nyonya besarnya, sopir muda ini menjadi bingung. "Ya, tuhan... Apa-apaan Nyonya ini? Bagaimana mungkin aku bisa jalan-jalan sesuka hati, jika ada nyonya besar ada dalam satu mobil denganku. Yang ada aku akan merasa malu dan grogi kepadanya."  gumam sam dalam hatinya, apalagi ini baru pertama kali ia menjadi sopir untuk Nyonya besar. Sopir tampan ini hanya melajukan mobilnya menuju taman kota. Ya, siapa tahu nyonya besar bisa ingat ia mau pergi kemana? Supaya dia juga tidak bingung sendiri mau membawa nyonya besar kemana?.     

Nyonya Kim terlihat sedang menunduk ke bawah dengan serius, entah apa yang ia lakukan. Yang jelas ia seperti sedang bermain handphone. Tidak bisanya nyonya besar suka bermain handphone di dalam mobilnya.      

"Puh... Mengapa susah sekali dibuka. Kau, siapa namamu? Apakah kau bisa membuka sandi sebuah handphone?"  tanya nyonya Kim kepada sopir tampan ini.     

"Saya Sam... Apa nyonya? Membuka sandi handphone? Tidak, nyonya. Saya idak bisa. Mungkin nyonya bisa tanyakan itu kepada ahlinya."  Jawab sam dengan apa adanya.      

"Sial! Percuma saja aku mendapatkan handphone ini, jika ujung-ujungnya juga tidak bisa melihat isinya."  gumam nyonya kim yang sudsh mulai jengkel. Padahal ia sudsh berusaha keras untuk mendapatkan handphone ini sebelum nantinya akan di kembalikan kepada asisten steve.     

" Oh, begitu. Siapakah orang yang kau kenal, bisa melakukan pekerjaan ini?"  Tanya Nyonya Kim sekali lagi yang masih tetap penasaran tentang isi handphone milik asisten steve ini.     

Masalahnya Emelly sangat melindungi barang ini, bahkan mamanya sendiri saja tidak boleh untuk memegangnya sebentar saja. Pasti ada sebuah rahasia yang putrinya itu sembunyi. Hal inilah yang membuat Nyonya besar ini sampai repot-repot mengambil handphone itu secara diam-diam seperti pencuri.      

"Maaf, nyonya. Mungkin tentang hal itu asisten steve yang lebih mengetahuinya. Bukankah ia dan para bodyguard bawahan sang presdir banyak yang banyak yang ahli di bidang itu." jawab sopir tampan ini dengan tenang, meskipun pada dasarnya ia merasa sangat gugup.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.