CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

107 Membujuk Tiara untuk Makan



107 Membujuk Tiara untuk Makan

0Mendengar kata makan, perut terasa seperti sedang diaduk-aduk, ia merasa mual dan malas untuk makan.     

"Bisakah aku minta tidak makan? Aku merasa mual ketika melihat makanan dan juga malas untuk makan "jawab Tiara dengan wajah manja. Berharap suaminya tidak akan memaksanya untuk makan malam ini.     

Yohan memandang wajah Tiara dengan memasang ekspresi dingin dan marah yang menandakan ia tidak setuju, jika Tiara tidak mau untuk makan malam. Iya harus tetap makan walaupun sedikit.     

"No! no! no.... Tidak sayang kamu harus tetap makan, jika bukan untuk kamu maka makanlah untuk anak kita. Walaupun itu cuma sedikit" kata Yohan dengan serius. bagaimanapun caranya ia akan tetap berusaha supaya ada sedikit makanan yang bisa masuk ke dalam perut istrinya.     

"Ayolah sayang aku benar-benar tidak ingin makan." Kata Tiara memohon.     

Mendengar ucapan istrinya Yohan tidak banyak bicara ia langsung saja menggendong istrinya keluar dari kamar dan turun berjalan menuju ruang makan.     

Tiara yang terkait dengan kelakuan dari suaminya langsung melakukan protes.     

"Sayang, apa yang sedang kamu lakukan, turunkan aku? Aku malu jika Papa dan Mama melihat kita seperti ini. "Kata Tiara kepada suaminya.     

Yohan tidak menghiraukan protes dari istrinya karena ia tahu jika ia tidak melakukan ini, maka istrinya itu tidak akan mau makan. Hal itu akan mempengaruhi kesehatan dirinya dan juga bayi dalam kandungannya.     

"Sudah diam saja! tidak akan ada yang berani memprotes atau tertawakan kita" kata Yohan  dengan serius, Iya tidak sedang bercanda atau main-main.     

melihat ekspresi serius di wajah suaminya Tiara hanya bisa menurut dan Diam tanpa banyak memberontak. Iya tahu Yohan melakukan ini untuk kebaikan dia dan juga bayinya.     

Tiara dan Yohan sudah sampai ke ruang makan. Terlihat papa dan mamanya sudah menunggu mereka berdua dengan duduk kursi mereka masing-masing.     

Tiara terlihat malu karena kedua orang tua suaminya itu tengah melihatnya yang yang sedang digendong oleh Putra mereka menuju kursi di meja makan.     

Tuan dan nyonya Kim hanya tersenyum. Mereka tidak akan menyalahkan Tiara karena mereka tahu benar Bagaimana sikap dan sifat Putra mereka itu. Pasti ada alasan Yohan melakukan semua ini dengan sengaja menggendong istrinya ke ruang makan, walaupun seharusnya Tiara bisa berjalan sendiri dengan baik.     

Nyonya Kim berdiri dan membantu Yohan untuk menarikan kursi makan, supaya putranya itu bisa meletakkan istri kesayangannya duduk di kursinya. Yohan kemudian menurunkan Tiara dan mendudukkannya di atas kursi tepat di sampingnya.     

Tiara duduk dengan wajah memerah dan tertunduk malu. Yohan selalu benar-benar melakukan apa yang ia inginkan meskipun Tiara setuju atau tidak setuju itu tidak penting baginya ia hanya melakukan apa yang ia ingin lakukan.     

Yohan mengambilkan makanan di piring dan disajikan untuk Tiara. Wanita cantik ini bahkan tidak mengambil sesuap pun dari nasi itu, hanya memandanginya saja. Iya benar-benar tidak nafsu makan untuk malam ini.     

Yohan yang melihatnya hanya menghela nafas panjang. lagi-lagi sepertinya ia harus melakukan sesuatu supaya istrinya mau makan meskipun dengan sedikit memaksa.     

"Aaa..."Yohan mengambilkan sendok penuh nasi dengan lauknya dan menyuapkannya ke mulut Tiara.     

Tiara mengernyitkan dahinya, 'bukankah tadi dia sudah bilang kalau dia tidak mau makan dan tidak ingin makan. Kenapa Yohan tetap saja memaksanya' Gumamnyanya dalam hati dan memasang wajah yang cemberut.     

"Ayolah sayang, buka mulutmu dan makan meskipun cuma sedikit."kata Yohan sedikit memaksa.     

Tiara cuma menggelengkan kepalanya, tanda ia menolak permintaan Yohan. "Tidak, Aku sedang tidak ingin makan nasi." Jawab Tiara singkat.     

Tiara tidak mungkin mengatakan kalau ia akan merasa mual ketika memakan nasi, jika itu ia mengatakan semua itu sungguhlah tidak sopan karena mereka sedang berada di meja makan dan disana ada Papa dan Mama suaminya.     

Nyonya Kim cuma tersenyum, ia memahami situasi yang di alami oleh Tiara saat ini karena ia dulu juga pernah merasakannya. "Cobalah buah ini" Nyonya Kim menyodorkan semangkuk kecil salad buah untuk menantunya itu.     

Yohan mengambilkan mangkok itu, Karena posisinya jauh lebih dekat dengan mamanya daripada Tiara.     

"Terima kasih mama "kata Tiara kepada Mama mertua nya.     

Tiara mulai memakan salad buah itu, ternyata rasanya lumayan enak dan cocok di lidah Tiara. ia melahap salad buah itu sampai habis hingga tak tersisa "ini sangat enak dan segar" Gumamnya sambil tersenyum.     

Melihat istrinya menghabiskan makanannya Yohan mulai mengerti, Ternyata wanita hamil itu memang menyukai makanan dan buah-buahan yang segar dan sedikit masam.     

Setelah selesai makan malam, Yohan dan Tiara kembali ke kamarnya. Sedangkan tuan dan nyonya Kim masih ada acara di luar rumah, mereka sedang memiliki janji untuk bertemu dengan seorang sahabat lama.     

Yohan ingin melakukan hal yang sama seperti saat ia mengenang Tiara untuk turun makan malam. namun Tiara menolak, ia sudah kenyang tenaga sudah ada. Ia ingin berjalan sendiri tidak harus digendong terus-menerus, lagipula ia merasa malu jika dilihat oleh para pelayan di keluarga Kim.     

Yohan dan Tiara berjalan beriringan dan saling bergandengan tangan, mulai dari menaiki tangga hingga sampai di kamar tidur mereka. Tentu saja hal itu membuat banyak para pelayan di keluarga Kim yang melihatnya merasa iri sekaligus bahagia melihat Tuan mudanya sudah menemukan wanita yang dicintainya dan yang paling penting wanita itu sangat baik dan tidak sombong kepada mereka. sosok Tiara yang sederhana dan baik hati kepada semua orang, membuat para pelayan itu seolah di hargai sebagai sesama bukan sebagai pelayan yang sering di rendahkan dan di hina serta di hargai kerja kerasnya.     

"Aku tidak menyangka kalau tuan muda bisa selembut itu, Aku bahkan tidak pernah melihatnya tersenyum selama aku bekerja di rumah ini beberapa tahun ini. "Kata an an.     

"Iya kamu benar, sikap tuan muda sudah banyak berubah tidak iya tidak lagi terlalu pemarah dan bersikap dingin seperti dulu. meskipun terkadang Iya masih sering acuh kepada para pelayan yang lainnya." Jawab bibi Sue menanggapi perkataan an an.     

"Iya Bibi, aku jadi merasa iri pada Nona Tiara. Bagaimana cara dia merubah tuan muda yang sikapnya sangat dingin dan acuh itu menjadi laki-laki yang hangat dan penyayang kepada istrinya" kata an an.     

"Sudahlah, kita doakan saja semoga rumah tangga mereka selalu bahagia" jawab bibi Sue.     

An an dan bibi Sue membersihkan dan membereskan meja makan, kemudian mereka kembali ke dapur untuk mencuci piring dan peralatan makan yang kotor.     

Yohan dan Tiara yang sudah sampai di kamarnya, memutuskan untuk melihat televisi terlebih dahulu sebelum mereka beristirahat.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.