CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

572. Video call Tiara



572. Video call Tiara

0Mendengarkan penjelasan Sekertaris Yoona darah tara seakan naik dengan cepat. Kemarahan sudah merasukinya. Tara mengangkat tangannya dan ingin menampar Sekertaris Cantik itu di depan  sang direktur.      

"Tara berhenti! Sudah cukup! Perusahaan kamu tidak memerlukan pegawai yang tidak memiliki sopan santun dan tekad bekerja seperti anda. Sekarang silakan pergi dari tempan ini." Kata direktur han yang sudah kehilangan kesabarannya dan mengusir tara keluar.     

"Tidak! Aku tidak akan pergi begitu saja, sebelum mendapatkan apak yang aku inginkan." Kata tara menolak dengan tegas dan malah berdiri sambil bersandar di dinding dengan tangan di lipat di depan dada.     

"Sial! Wanita ini sungguh keras kepala. Pantas saja direktur Jerry mengirimkan dia kesini. Rupanya papanya sendiri juga pusing dengan tingkah lakunya." Kata direktur han dalam hati. Tetapi sekeras apapun tara, direktur Han masih memiliki seribu cara untukbuat wanita ini tunduk dan tidak bisa memberontak di perusahaan miliknya.     

"Yoona, ambil seragam itu." Kata direktur han kepada Sekertarisnya. Untuk mengambil seragam office girl di ruang penyimpanan. Sedangkan han sendiri yang akan menghadapi tara untuk saat ini. Para pegawainya bukanlah lawan nona muda manja dan sombong seperti tara.     

 Beberapa saat kemudian Yoona kembali dengan membawa seragam berwarna oranye dan memberikannya kepada direktur Han.      

Direktur han melangkah maju mendekati tara dan meletakkan seragam itu di tangan Tara dengan paksa.     

"Jika kau masih ingin berkerja di perusahaan ini, hanya pekerjaan ini yg tersisa. Jika tidak ingin, kau tentu masih ingat dimana pintu keluarnya." Kata direktur Han dengan tegas. Sekalipun tara adalah putri dan Nona besar Keluarga jiang, ia tidak akan mendapatkan perlakuan khusus oleh Han Rui. Perusahaan ini adalah milik laki-laki tampan ini dan peraturan yang berlaku adalah peraturan yang di buat olehnya. Tidak ada satupun orang yang bisa merubahnya, sekalipun itu nona besar seperti tara jiang.     

Setelah itu direktur han dan Yoona pergi begitu saja meninggalkan tara yang masih terlihat bengong dan jengkel sendiri di tempan itu.     

"Sial! Dasar laki-laki menyebalkan. Hatinya sudah mati, dengan wanita cantik saja masih bisa sedingin ini." Kata tara jengkel sambil mengambil seragam yang sempat jatuh ke lantai Karena ia tidak mau menerimanya tadi.     

"Hei, tunggu! Kembalikan sepatuku." Teriak tara, ketika menyadari sepatunya hanya tinggal bagian kiri saja.  Namun direktur Han sudah masuk ke dalam lift bersama Sekertarisnya.     

"Sial! Haruskah aku pulang dengan kaki telanjang seperti ini." Kata tara menggerutu sambil membawa seragam barunya dan sebelah sepatutnya.      

Tara memutuskan untuk pulang dan mulai bekerja besok saja. Sambil memikirkan kembali untuk mengambil pekerjaan ini atau tidak.     

-----------------     

KEDIAMAN KELUARGA KIM     

Setelah yohan berangkat kerja, Tiara memilih untuk menghabiskan waktu dengan duduk di taman bersama dengan Hana.  Tiara memang lebih suka memandangi ikan-ikan yang berwarna warni di dalam kolam itu. Menurutnya ikan-ikan itu cantik dan lucu. Dengan melempar beberapa makanan ikan ke kolam, wanita cantik ini bisa melihat ikan-ikan ituberebut makanan dengan rakus dan berlomba satu sama lain untuk saling mendahului mendapatkan makanan.     

"Hana golong ambilkan handphoneku di kamar. Aku ingin menelepon suamiku." Kata tiara meminta bantuan hana, karena malas jika harus naik turun tangga hanya untuk mengambil handphone saja dan kembali ke taman lagi.       

"Baik, Nyonya muda." Jawab Hana segera melaksanakan perintah Tiara.     

Setelah 5 mrnit kemudian hana kembali dengan membawa handphone tiara di dalam sakunya dan segelas minuman untuk Nyonya mudanya. Hana tahu tiara padi haus, sudah lbih dari satu jam istri kim yohan ini duduk di bangku taman itu dan melihat ikan yang berenang di dalam kolam.     

"Nyonya muda, ini handphone anda dan saya membawakan minuman juga untuk Nyonya muda." Kata hana sambil memberikan kedua barang itu secara bergantian.     

"Terimakasih Hana. Saya sungguh merepotkanmu." Kata tiara sambil menerima segelas minuman yang di berikan oleh hana dan meminumnya. Tiara mulai melamun, terkadang hanya menghabiskan waktu di rumah saja, terlalu membosankan baginya. Tetapi jika ia keluar rumah untuk jalan-jalan ujung-ujungnya selalu sajabiat masalah dsn merepotkan Yohan lagi.     

Hari sudah mulai siang sinar matahari mulai terik dan terasa panas menerpa kulit. Mungkin sebaiknya ia dan hana kembali ke dalam dan beristirahat di dalam kamar. Tiara bisa menelepon yohan sambil berbaring atau duduk di sofa nanti.     

"Hana, ayo kita kembali ke kamar. Aku dudsh lelah dan ingin tidur siang." Kata tara yang mulai berdiri dengan bantuan hana.     

"Baik Nyonya muda. Saya akan mengantarkan Nyonya muda ke kamar." Jawab hana sambil membereskan gelas minuman yang telah kosong isinya. Mereka berdua berjalankembali ke kediaman kim.     

Pada saat tiara dan hana berjalan menuju rumah. Tiba-tiba handphone milik tiara berbunyi. Tiara langsung melihatnya dengan senang hati karena mengira itu adalah telepon dari suaminnya atau papa dan mama mertuanya. Ternyata yang menelepon adalah Jonatan. Wajah tiara langsung berubah masam, ketika melihat nomor tidak di kenal yang memanggil. Meskipun nomor itu tidak tersimpan di kontak tiara. Tetapi tiara tahu, jika itu adalah nomor Jonatan yang pernah menghubunginya dahulu.      

Tiara mengabaikan telepon jonatan dan memasukkan handphone miliknya ke dalam saku lagi.     

Hana yang melihatnya menjadi Bingung. Kenapa Nyonya mudanya tidak mau menerima telepon itu.     

"Nyonya muda, handphone anda berkali-kali berbunyi. Mungkin tuan muda sedan merinduka nyonya muda." Kata hana sembari menggoda Tiara. Pasangan tiara dan yohan memang sangat manis dan menggemaskan, serta membuar iri orang yang melihatnya. Tetapi ketika sedang marahan, mereka juga sangat menakutkan. Bahkan orang lain di sekitar mereka juga mendapatkan imbasnya.     

"Itu bukan dari Yohan. Hanya telepon dari seseorang yang tidak penting saja." Jawab tiara sambil terus berjalan menuju tangga untuk ke kamarnya. Sedangkan hana berjalan menuju dapur untuk meletakkan gelas kosong dan kotor di tangan.     

Tiara sudah sampai di kamar dan merebahkan diri di tempat tidur. Tetapi telepon dari jonathan tetap saja tidak berhenti. Bahkan jonathan juga mengirimkan beberapa pesan singkat ke nomor wanita cantik ini. Tiara Sampai bingung harus berbuat apa? Ia tidak mau yohan sampai cemburu lagi dan salah paham dengan hubungan tiara dan Jonatan.     

Hana yang baru saja selesai dari dapur, masuk ke dalam kamar tidur tiara, untuk menemani Nyonya muda ini mengobrol Sampai tidur seperti biasanya.     

"Hana, bolehkah aku meminjam handphone milikmu?" Tanya Tiara.      

"Tentu saja nyonya muda." Jawab hana sambil mengeluarkan handphone miliknya yang berada di dalam saku dan memberikan kepada nyonya mudanya. Hana sebenarnya sedikit bingung. Untuk apa sebenarnya nyonya mudany itu akan menggunakan handphone miliknya, jika handphone Nyonya muda sendiri sedang tidak di pakai. Tetapi hana dama sekli tidak berani mempertanyakan soal itu kepada nyonya mudanya.     

Tiara akan menggunakan handphone hana untuk melakukan video call dengan suaminnya. Jonathan menelepon terus-menerus tidak berhenti, sehingga membuat tiara kesulitan menggunakan handphonenya sendiri.     

"Hallo, sayang." Kata yohan yang menjawab video call dari istrinya. Laki-laki tampan itu terlihat sedang menikmati  makan siangnya dari bekal makanan yang di bawakan oleh Tiara pagi tadi. Tiara menjadi sangat terharu dan ingin meneteskan air mata, melihat suaminya yang seorang bos besar itu mau makan makanan yang tidak jelas rasa dan bentuknya itu.     

"Hallo, juga  sayangku. I love you. Aku sangat merindukanmu. Mengapa kamu masih memakannya? Mintalah asisten steve untuk memesan makanan yang lebih layak untukmu. Makanan itu...?" Kata Tiara sambil mengusap  bulir air mata di sudur matanya.     

"Hmm... Makanan ini kenapa?" Kata yohan sambil terus menikmati makanannya hingga habisa tidak tersisa. Mulutnya juga masih penih dengan makanan, karena itulah yohan sedari tadi hanya mendengarkan dan melihat wajah istrinya yang merah dan matanya mulai menangis itu.     

"Makanan itu tidak enak dan tidak layak kau makan." Kata tiara menjawab dengan jujur. Jika di bandingkan dengan makanan yang pernah di makan suaminnya, masakannya pasti rasanya paling tidak enak dirasakan di lidah Yohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.