CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

562. Perasaan yang hancur



562. Perasaan yang hancur

0Tiara berjalan menuju meja resepsionis bersama dengan Joni. Tentu saja dalam sekali lihat saja, resepsionis dan para pelayan di hotel itu bisa mengenali siapa Joni. Tetapi brlum tentu dengan Tiara.     

Wanita cantik ini hanya sesekali saja datang ke hotel itu, saat perayaan ulang tahun perusahaan Lianxi grup dulu. Itupun sudah berbulan-bulan lalu. Mungkin dudah tidak ada Pelayan lagi yang ingat dengannya. Apalagi sekarang penampilannya juga telah jauh berbeda, perut buncit dan pakaian longgar khas wanita hamil. Pipi yang sedkit lebih tembem. Mungkin para pelayan disana malah akan mengira, jika tiara adalah istri sopir tampan ini.     

"Selamat datang, Selamat malam nona dan tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis wanita itu sambil tersenyum Manis, ketika melihat Joni dan tiara mendekat.     

"Eh, tuan Joni. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis wanita ini kepada sopir pribadi keluarga kim itu.     

"Bisakah saya tahu, kemana yang Yohan dengan wanita cantik tadi pergi?" Kata tiara bertanya sambil melihat kearah lift yang baru saja di masuki yohan dan seorang  wanita cantik.     

Resepsionis wanita ini hanya melihat tiara dari atas kebawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seorang wanita hamil dengan pakaian sederhana dengan wajah panik berani bertanya tentang Presdir kim dengan menyebut namanya begitu saja. Siapa sebenarnya wanita ini? Apakah seorang pelayan di kediaman kim atau istri Joni? Tetapi mengapa ia begitu lancang dalam berbicara?     

Resepsionis ini sama sekali tidak menjawab pertanyaan tiara dan mengabaikannya. Resepsionis itu malah mengalihkan pandangannya kepada sopir Tampan di samping tiara. Meskipun hanya seorang sopir, joni sebenarnya lumayan tampan.     

Melihat Nyonya mudanya hanya diacuhkan, joni akhirnya memilih untuk maju. Meskipun resikonya dia bisa saja dipecat oleh tuan muda karena membantu Nyonya mudanya untuk mengukuti tian muda sampai ke hotel ini dan bertemu dengan wanita lain.     

"Saya ingin bertemu dengan Tuan. Ada barang tuan muda yang tertinggal di mobil."  Kata joni sambil memperlihatkan handphone di sakunya yang hanya terlihat setengahnya saja. Joni sengaja melakukan hal itu, jika tidak mungkin saja ia akan ketahuan saat ini sedang berbohong. Mana mungkin tuan muda memakai handphone murahan seperti miliknya.     

"Oh, berikan saja barang itu kepada kami. Kami akan mengantarkan kepada presdir nanti." Kata resepsionis itu kepada Joni. Bagi sebuah hotel privasi tamu sangatlah di jaga, mereka tidak bisa memberikan informasi begitu saja kepada orang luar tanpa ada alasan yang jelas atau perintah dari atasannya Secara langsung.     

"Tidak bisa nona. Saya harus menyerahkan barang ini secara langsung. Saya takut presdir marah nanti, jika sampai terlambat." Kata joni menjelaskan resepsionis wanita itu. Ia sengaja menyebut nama presdir untuk membuat resepsionis itu meresa takut dan bingung kemudian mengizinkan mereka masuk ke dalam untuk bertemu tuan mudanya.     

"Jika seperti itu, saya harus meminta izin dulu kepada atasan saya. Mohon tunggu sebentar." Kata resepsionis wanita ini yang juga tidak berani bertindak ceroboh. Bagaimanapun sedikit saja ia melakukan kesalahan. Maka pekerjaannya yang menjadi jaminannya.      

Beberapa saat kemudian setelah resepsionis wanita itu selesai menelepon dan meminta izin atasannya.     

"Baik, tuan Joni. Saya akan mengantarkan Anda ke ruangan presdir Kim. Tetapi maaf, hanya anda saja. Ibu ini tidak bisa ikut." Jawab resepsionis wanita ini menyampaikan pesan atasannya.     

Tentu saja mendangar ucapan resepsionis wanita ini, rasa cemburu dan kecurigaan tiara semakin tinggi kepada suaminya. Memangnya yohan sedang melakukan apa di dalam sana? sehingga ia tidak bisa masuk, sedangkan joni bisa.     

"Tidak mungkin! Saya harus masuk ke dalam dan bertemu dengan yohan sekarang!" Kata tiara yang terlihat sudah tidak sabar dan cenderung terlihat sangat emosional.     

"Maaf, ibu ini adalah Sekertaris jiang. Sekertaris tuan muda di perusahaan. Ibu tiara ada hal penting tentang Perusahaan uang harus segera di sampaikan kepada presdir secara langsung. Jika tidak begitu penting, mana mungkin dengan pakaian seadanya begini ibu tiara Sampai harus datang dengan cepat ke hotel ini?" Kata joni yang sedang berusaha membantu Nyonya mudanya itu memberikan alasan yang tepat supaya bisa masuk ke dalam bersama sopir Tampan ini.     

"Tetapi maaf tuan joni, atasannya saya tidak mengizinkannya." Jawab resepsionis itu dengan perasaan bingung. Ia sama sekali tidak menyangka, jika wanita di hadapannya ini adalah Sekertaris Perusahaan besar itu.     

Resepsionis ini terlihat terdiam sejenak sambil berfikir. Kesempatan ini di manfaatkan oleh tiara untuk menekan resepsionis wanita yang terlihat bimbang itu. Enak saja, ia sudah datang ke hotel ini untuk menangkap basah yohan dengan wanita lain. Harus gagal di tengah jalan begitu saja? Tidak! Tiara tidak akan menyerah begitu saja.     

"Apalagi yang kau tunggu? Apakah kau bisa menerima kemarahan sang presdir nanti, jika beliau sampai menerima informasi ini terlambat? Ini soal nasib Perusahaan." Kata tiara semakin menekan resepsionis wanita itu. Padahal sebenarnya sudah lama tiara juga tidak tahu apa-apa soal masalah Perusahaan sama sekali. Yohan sama sekali tidak mengizinkan Istri Cantiknya ini untuk menyentuh dokumen perusahaan sedikitpun.     

"Ibu tiara benar. Kau sudah lama mengulur waktu kami." Kata joni menambah tekanan kepada resepsionis wanita itu.     

"Ba... Baik, saya akan mengantarkan kalian berdua ke ruangan Presdir Kim." Jawab resepsionis wanita ini yang terlihat gugup dan ketakutan.     

Tiara, joni dan resepsionis wanita itu berjalan menuju lift. Tidak memerlukan waktu yang lama, tiara dan joni sudah sampai di lantai 3 hotel H. Pintu lift terbuka dan mereka bertiga berjalan menuju ruangan yang telah di pesan khusus oleh sang presdir. Tangan tiara sudah gemetar. Tiara tidak tahu, apa yang akan ia lakukan nanti. Ketika ia melihat suaminya benar-benar bersama wanita lain? baru membayangkan saja hatinya sudah sangat sakit. Kedua matanya sudah berkaca-kaca, seakan air matanya sudah akan jatuh seperti hujan deras saja.      

Joni yang melihatnya mencoba untuk menenangkan Nyonya mudanya. Laki-laki ini tahu bagaimana perasaan Nyonya mudanya saat ini. Bagaimanapun joni juga pernah merasakan hal yang sama, ketika melihat Gadis pujaannya (An an) dengan diam-diam sengaja mendekati dan menjatuhkan dirinya kepelukan tuan muda. Meskipun tuan muda tidak merespon perbuatan an an itu, tetap saat itu sangat menyakitkan bagi Joni yang melihat dengan mata kepalanya sendiri.      

"Tuan Joni dan ibu Tiara, presdir Kim berada di runagn ini." Kata resepsionis wanita itu sambil mengetuk pintu untuk mereka berdua.     

Pintu itu di buka perlahan dari dalam, dan terlihat seperti wanita cantik berdiri di balik pintu dan seorang laki-laki berpakaian jas berwarna hitam rapi sedang duduk membelakangi mereka. Tiara sama sekali tidak bisa melihat wajahnya dari jauh.     

Sebuah ruangan yang di hias sangat indah dan mewah. Benar-benar terlihat akan di gunakan untuk bertemu orang yng sangat spesial. Jika hanya bertemu clien saja, tidak mungkin akan semewah dan seromantis ini.     

"Tuan dan nyonya mencari siapa?" Kata wanita cantik ini bertanya dengan sopan.      

Wanita itu benar-benar masih terlihat sangat cantik, meskipun tetap saja usianya terlihat diatas tiara.     

Tiara tidak banyak bicara, istri sang presdir ini langsung menerobos masuk begitu saja sambil menagis dan dengan tiba-tiba memeluk laki-laki yang sedang duduk di meja makan itu sambil menangis tersedu-sedu. Tiara sama sekali tidak melihat wajah laki-laki ini terlebih dahulu. Hatinya sudah terllau hancur dan tak kuasa lagi untuk berbicara. Tiara hanya bisa menangis dan menangis.     

"Sayang, maafkan aku. Please, jangan tinggalkan aku dan menghianati cinta kita." Kata tiara sambil menangis. Meskipun tidak terdengar jelas. Namun laki-laki ini bisa mengerti dan itu benar-benar membuatnya bergidik merinding ketakutan. Bahkan tubuhnya gemetar, sungguh membuat tiara bingung.     

Joni dan wanita yang membuka pintu tadi masih bengong di dekat pintu. Ketika wanita ini akan beranjak mendekati keduanya, joni dengan cepat meraih tangan wanita itu untuk mencegahnya mengganggu Nyonya mudanya dengan laki-laki itu.     

Tanpa mereka sadari masih ada sepasang mata di ruangan itu yang memandang keduanya dengan tatapan tajam dan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.