CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

552. Emosi



552. Emosi

0Diluar perkiraan Tiara, Jonatan tiba-tiba meraih tangan wanita cantik ini dan meletakkan di dadanya. Seolah laki-laki ini sedang bersungguh-sungguh dengan kata-katanya yang kemarin di cafe Jasmine waktu itu.     

"Sayang, percayalah. Aku masih mencintaimu. Jika waktu itu tara tidak menghasud dan merayuku. Aku tidak mungkin dengan bodoh meninggalkan wanita secantik dan baik seperti dirimu. Please! Kembalilah kepadaku. Kita mulai dari awal lagi, oke!" Kata jonata dengan mata sendu dan ekspresi wajah serius untuk meyakinkan Tiara. Bahkan jonathan juga mencium tangan Tiara dengan lembut, dan mencoba untuk memeluknya. Tetapi tiara menolak dan mendorong tubuh direktur Tampan itu menjauh dari tubuh wanita cantik ini.     

"Natan, kau jangan pernah bermimpi, aku akan kembali lagi kepadamu! Kita hanya rekan kerja, tidak lebih dari itu." Jawab wanita cantik ini yang dengan cepat membalikkan badannya untuk melangkah pergi meninggalkan Jonathan. Tetapi Jonathan justru dengan cepat meraih pinggang wanita cantik ini dan memeluknya dari belakang.     

Tiara berusaha memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Sang mantan kekasih. Namun meskipun hanya satu lengan saja, kekuatan laki-laki ini tetap saja lebih kuat daripada wanita cantik ini.     

"Natan, lepaskan!" Kata tiara yang mulai naik emosinya. Pikiran wanita cantik ini merasa takut sekaligus bingung. Bagaimana jika tiba-tiba suaminya datang dan melihat semuanya. Yohan bisa saja salah paham ketika melihat perlakuan Jonathan kepada wanita cantik ini. Apalagi suaminya itu mudah sekali cemburu dan sangat posesif. Keadaan pagi ini saja sudah membaca keduanya terasa jauh dengan sikap Yohan yang sangat dingin. jika laki-laki itu sampai melihat istrinya dipeluk oleh laki-laki lain, tentu itu akan sangat berbahaya bagi hubungan mereka berdua.     

"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu lagi." Kata jonatan memeluk erat tubuh Tiara dan seolah tidak mau untuk melepaskannya.     

"Nathan, aku bilang lepaskan!! jika kau tidak mau melepaskan ku, maka aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi seumur hidupku."kata Tiara yang terpaksa melepaskan ancaman kepada Jonathan. Sebab itu adalah satu-satunya cara untuk membuat laki-laki tampan mantan tunangannya ini, supaya mau melepaskan pelukannya sebelum Yohan datang dan melihat semuanya.     

"Oke! Oke... Aku akan melepaskan mu. Kita akan membahasnya lagi nanti saat bertemu." Kata Jonatan yang membiarkan Tiara pergi menjauh darinya.     

bisa dibayangkan perasaan Yohan ketika melihat istrinya dipeluk oleh orang lain yang merupakan mantan kekasih dari istrinya. sedangkan Yohan dan dokter Glen sendiri hanya berjarak beberapa meter di belakang mereka. Tetapi baik di Tiara maupun Jonathan tidak ada yang menyadari kehadiran keduanya.      

Yohan mengepalkan kedua tangannya dengan erat, seolahingin sekali memukul Jonathan sampai mati dan tidak bisa menemui istrinya lagi. Namun sekali lagi dokter clean mencegah nya karena ini adalah rumah sakit. Tentu hal yang tidak benar, bagi mereka untuk membuat sebuah keributan. kalaupun Yohan ingin menyelesaikan masalah antara dirinya dengan Jonathan, mungkin lebih baik ketika mereka sudah keluar dari rumah sakit saja.     

"Yohan kendalikan dirimu. Aku tahu perasaanmu saat ini seperti apa. Tetapi mungkin saja apa yang kita lihat ini tidak seperti yang kita fikirkan. Mungkin saja Tiara tidak sengaja bertemu dengan Jonathan dan mengobrol dengan mantan kekasihnya itu." kata dokter Glen mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu supaya tidak lepas kendali dan malah membuat masalah semakin rumit.     

" Gila, jonathan ini nekad juga. Yang sudah dibuat patah tulang, sekarang laki-laki ini masih saja berani makhluk istri orang. Apakah Jonathan tidak takut, jika Yohan mematahkan lehernya dan menghentikan nafasnya." Kata dokter tampan ini dalam hati, ketika melihat ekspresi marah dari wajah sahabatnya yang sangat menyeramkan. Bahkan tidak hanya itu demi menjaga yohan untuk tidak mendekati Jonathan dan Tiara. Dokter tampan ini sampai harus memeluk erat tubuh laki-laki Tampan itu dengan erat.     

"Tidak bisa aku akan mematahkan tangannya yang satu lagi. Glen, lepaskan aku!!" Kata yohan yang menghempas berusaha melepaskan pelukan erat dokter Glen dari tubuhnya.     

"Tidak! Aku tidak akan melepaskan mu!" Kata dokter tampan ini yang berusaha untuk mencegah sahabatnya itu sebisa mungkin agar tidak terlepas dari pelukannya. Meskipun hal itu akan terlihat sedikit aneh ketika banyak orang melihat kita berdua.     

"Sial! Mengapa laki-laki bodoh itu tidak juga pergi dari tempat itu. Apakah Jonathan benar-benar ingin mati hari ini?" Kata dokter tampan ini yang lama-kelamaan juga ikut jengkel, karena sudah tak kuasa untuk menahan tubuh yohan.     

Tiba-tiba dokter tampan ini mendapatkan bantuan dari beberapa stafnya yang mendekat, membantunya untuk memegangi tubuh Yohan.      

"Bantu aku membawanya keruangan ku sekarang." Kata dokter Tampan ini memerintahkan.     

"Glen, lepaskan aku sekarang! Jika tidak aku akan membuat perhitungan denganmu nanti." Teriak Yohan kepada dokter tampan itu. Tetapi dokter glen masih terlihat tidak perduli. Biarkan saja yohan melakukan perhitungan dengannya nanti, asalkan yohan tidak membuat keributan di Rumah Sakit saat ini.     

"Diam! Jangan cerewet! Jika kau masih saja mengumpat, aku akan menyuntikkan obat penenang untukmu. Supaya kau bisa diam dan tidak membuat onar." Kata dokter Glen sambil membuka pintu ruangan kerjanya.      

Dokter Tampan ini meminta kepada para stafnya itu untuk meletakkan yuhan di atas sofa. kemudian mereka semua diminta untuk pergi meninggalkan ruangan itu segera.     

"Hei, monyet kecil! Cepat lepaskan ikatan ini, atau aku akan menghancurkan ruangan kerjamu Sekarang juga." Kata yohan yang mulai mengancam Dokter glen. Laki-laki tampan ini benar-benar telah dikuasai oleh Amarah karena cemburu buta.     

"Terserah lakukan saja sesukamu." Kata dokter Tampan ini yang malah mengambil posisi duduk di kursi kerjanya dan membiarkan yohan duduk di sofa dengan tangan terikat mencaci makinya.     

Bagi dokter Glen masa bodoh saja, orang yang sedang cemburu buta memang akal sehatnya seakan berhenti. Sedangkan nafsu dan amarah lebih berkuasa. Yohan boleh saja mengatakan hal apapun sesuka hatinya dan jika sudah lelah, dia juga akan berhenti sendiri.     

"Huaaaa..... Anggap saja dongeng pengantar tidur." Kata dokter Tampan ini pelan dan mulai meletakkan kepalanya diatas meja. Seperti orang yang hendak tidur, hitung-hitung sambil menunggu Yohan tenang. Baru nanti dokter Tampan ini mengantarkan sahabatnya itu pulang.      

Bruakkk... Pyar... Klontang....     

Suara barang-barang yang berjatuhan dari meja dan jatuh ke lantai, akibat di dorong oleh kaki Yohan dengan keras. Ini adalah salah satu bentuk protes yohan, ketika dokter Glen berpura-pura tidak dan tidak mendengarkan ocehannya.     

"Sial! Berani-beraninya kau memperlakukan aku seperti ini. Awas kau Glen! Jika aku bisa lepaskan tali ini. Kau akan aku ikat dan aku gantung di taman Rumah sakit." Teriak yohan sekali lagi yang hatinya bertambah jengkel.     

"Sudahlah, tenanglah. Jika kau bisa tenang. Aku berjanji akan melepaskanmu." Kata dokter Glen kepada Yohan.     

Setelah itu dokter tampan ini berjalan keluar ruangan untuk menemui Tiara di ruangan inapnya. Dokter Glen tahu, istri sahabatnya itu sudah pasti telah lama menunggu suaminya kembali. Tetapi keadaan emosi yohan yang tinggi seperti itu, Glen tidak mungkin membiarkannya untuk bertemu Tiara secara langsung saat ini.     

Sesampainya di ruangan Tiara. Dokter tampan ini melihat istrinya sahabatnya itu sedang duduk termangu menunggu Yohan sambil cemberut, karena sudah sangat lama yohan pergi. Tetapi belum juga kembali untuk menjemputnya pulang hari ini.     

"Dokter Glen, dimana yohan?" Tanya Tiara ketika melihat dokter tampan ini masuk keruangan sendiri tanpa suaminya.     

"Oh, yohan tadi ada urusan mendadak di perusahaan. Jadi dia memintaku untuk mengantarkan kau pulang terlebih dahulu." Kata dokter tampan kepada istri sahabatnya itu.     

"Kenapa yohan tidak memberitahuku terlebih dahulu." Kata tiara sedikit kecewa.     

"Yohan sangat terburu-buru. jadi, yohan tidak sempat kembali kesini untuk berpamitan denganmu. Sebaiknya kita pulang sekarang." Kata dokter Glen yang mulai mengangkat tas bawaan Tiara untuk di bawa masuk kedalm mobil.     

"Baiklah, aku akan bersiap-siap. Terimakasih dokter Glen. Maaf telah merepotkan dokter." Kata tiara yang merasa sedikit tidak enak hati.     

Tiara dan dokter Glen keluar ruangan dan berjalan menuju parkiran mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.