CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

551. Sikapnya yang berubah Dingin



551. Sikapnya yang berubah Dingin

0Tiara bangun dan menyandarkan tubuhnya di dinding dengan bantal sebagai pengganjal punggungnya.     

"Sayang... Apakah kau sudah bangun?" Tanya wanita cantik ini dengan suara sedikit serak-serak basah. Namun sepertinya yohan tidak mendengarkan panggilan Tiara. Entah apa sebenarnya yang membuat laki-laki tampan ini sampai melamun seperti itu.     

Yohan memang sedari tadi sudah bangun. Ya, mungkin lebih tepatnya memang tidak bisa tidur sepanjang malam hingga pagi menjelang.     

"Ada apa dengan Yohan?" Pikir tiara d kitaalam hati.      

Baru saja bangun tidur membuat tenggorokan Tiara terasa kering dan haus. Wanita cantik ini berusaha meraih gelas air minum yang berada di sampingnya. Tetapi secara tidak sengaja malah menyenggol keranjang buah hingga jatuh dan membuat buah itu berceceran di lantai.     

Yohan yang terkejut segera menoleh dan melihat kearah buah-buahan yang jatuh menggelinding kesana-kemari.     

"Maaf, aku tidak sengaja menjatuhkannya." Kata Tiara yang bersiap untuk turun dari tempat tidur dan memungut buah-buahan itu, Setelah selesai minum dan meletakkan gelas diatas meja. Namun karena kecerobohannya, wanita cantik ini justru membuat gelas itu jatuh ke lantai dan pecah, akibat tersangkut selang infus di lengannya.     

"Maaf, aku akan membersihkannya." Kata wanita cantik ini yang turun dari tempat tidurnya dengan tanpa memakai alas kaki.     

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak yohan dengan suara keras, ketika melihat istri Cantiknya itu duduk berjongkok dan memegang pecahan gelas. Hal ini membuat Tiara sangat terkejut, hingga tidak sengaja membuat jarinya tergores dan berdarah.     

"Aw..." Teriak Tiara dengan cepat menjatuhkan pecahan gelas itu ke lantai.     

Yohan Segera berjalan mendekat membantu istri bangun dan naik kembali ke atas tempat tidur.      

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau sengaja ingin melukai jarimu?" Kata yohan dengan marah dan emosi. Entah mengapa laki-laki tampan ini seperti tidak bisa mengendalikan emosinya dan dengan tidaak sengaja membentak istrinya dengan suara keras seperti itu.     

Tiara hanya diam dan menundukkan kepala. Wanita cantik ini tidak sengaja melakukannya. Tiara hanya tidak ingin merepotkan suaminya dan bermaksud untuk merapikan sendiri pecahan gelas itu dan memungut buah yang jatuh akibat kecerobohannya. Siapa juga yang ingin sengaja terluka? Mengapa yohan menuduhnya seperti itu. Apa menurut suaminya ini, Tiara sengaja melakukannya hanya untuk mendapatkan perhatiannya yohan? Sungguh sangat menyakitkan.     

"Maafkan aku." Kata tiara yang mulai meneteskan air mata. Kali ini bukan luka kecil berdarah itu yang membuatnya menangis, tetapi kata-kata yang keluar dari mulut suaminya itu yang lebih menyakitkan.     

Melihat istrinya menagis, yohan hanya bisa menghela nafas kasar. Sepertinya laki-laki tampan ini terlalu kasar berucap kepada istrinya tadi, sehinga membuat Tiara takut. Yohan memeluk tiara, hingga wajah cantik istrinya ini menempelkan di dada bidangnya.      

"Aku tidak bermaksud memarahi mu. Aku hanya tidak ingin kau terluka. Bersiaplah, kita akan segera pulang." Kata Yohan yang mencoba menenangkan tiara dan menghapus air matanya.     

Yohan pergi berjalan keluar ruangan untuk memanggil perawatan, supaya membersihkan luka kecil Tiara dan meberikan plester di jarinya yang terluka.     

Setelah selesai merawat luka wanita cantik ini, perawat itu memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan ruangan itu.     

Tidak berapa lama terlihat dokter glen masuk untuk memeriksa Tiara. Dokter Tampan ini melihat mata sayu dan kantung mata yang sedikit menghitam di sekitar mata Yohan.     

"Dasar babi gendut, di pasti tidak bisa tidur semalaman." Kata dokter Tampan ini dalam hati.     

"Apakah Tiara sudah boleh pulang?" Tanya yohan, Setelah Melihat sahabat itu selesai memeriksa keadaan Istrinya.     

"Ya tentu saja. Keadaannya sudah membaik. Aku akan menyiapkan semuanya dan kau sudah bisa membawanya pulang." Kata dokter Glen.     

"Baiklah, aku akan menelepon asisten st koeve untuk menjemput kami." Kata yohan. Asisten steve tidak hanya bertugas untuk menjemput mereka berdua, tetapi juga mengurus pembayaran dan administrasi lainnya. Sang presdir hanya akan mengetahui, jika semuanya telah beres saja.     

"Tidak perlu, aku yang akan mengantarkan kalian berdua pulang." Kata dokter tampan ini sambil menepuk bahu sahabatnya itu.     

"Baiklah." Jawab yohan singkat dengan pandangan mata yang terlihat susah sangat mengantuk, tetapi sulit untuk tidur.     

Dokter Glen meninggalkan sepasang suami istri itu di dalam ruangan. Tiara hanya memandang yohan dalam diam. Katanya ingin sekali bertanya Mengapa hari ini suaminya itu terlihat sangat dingin. Tetapi mengingat Yohan baru saja marah dan membentaknya, keinginan itu seakan menciut dan membuatnya enggan melakukannya. Meskipun di dalam hatinya memberontak dan berkata, "dimana tiara yang pemberani dahulu, yang tidak pernah takut apapun? Kenapa sekarang kau seperti ketakutan kepada yohan, seperti orang yang melakukan kesalahan besar?" Dalam hatinya begejolak, namun mulutnya seakan terkunci rapat dan tidak mau untuk bekerjasama.     

Yohan terlihat merapikan barang-barang mereka berdua untuk persiapan pulang.      

"Sayang..." Kata wanita cantik ini mulai membuka percakapan.     

"Hmm..." Jawaban yohan yang dingin, bahkan tidak menolehkan kepala untuk memandang Istrinya sama sekali.     

"Apakah aku melakukan kesalahan?" Kata tiara mengalah untuk bertanya terlebih dahulu, daripada menunggu penjelasan suaminya atas perubahan sikapnya.     

"Tidak." Jawab yohan dengan singkat dan melanjutkan memakai jas nya, Setelah selesai memasukkan barang-barang mereka ke dalam tas.     

"Jika aku tidak ada salah, kenapa kau bersikap seperti ini?" Kata wanita cantik ini kepada suaminnya.     

"Seperti apa?" Kata-kata yohan sekali lagi begitu singkat dsn tidak bisa menjawab semua pertanyaan Istrinya.     

"Sejak tadi kau begitu dingin kepadaku, bahkan tidak memandangku sama sekali." Kata wanita cantik ini yang terus-menerus mengejar penjelasan Yohan.     

"Itu hanya perasaanmu saja. Sudahlah, aku akan membantumu mengganti pakaian." Kata yohan, sambil berjalan kearah Istrinya dan menggendongnya ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.     

Tiara hanya memandang dengan lembut wajah dingin itu. Meskipun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, wanita cantik ini memutuskan untuk berhenti bertanya untuk sementara waktu. Sebab yohan sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik perasaan dan emosinya. Entah itu disebabkan oleh wanita cantik ini atau pekerjaan di perusahaan.      

Setelah selesai berganti pakaian, mereka berdua keluar dari kamar mandi. Yohan meminta Istrinya untuk menunggu di ruangan saja, sedangkan yohan akan menemui Glen untuk mengurus administrasi.     

Sudah sepuluh menit berlalu. Yohan maupun dokter tampan tak kunjung kembali. Tiara yang merasa bosan, akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan keluar ruangan. Wanita cantik ini berhenti tepat di depan ruangan jonatan, sambil melihat kearah taman rumah sakit yang di penuhi tumbuhan hijau dan bunga-bunga berwarna-warni yang mulai bermekaran. Sungguh indah dilihat dan membuat rileks pikiran.     

Pada saat yang sama juga, Jonatan keluar dari ruangan dengan tujuan yang sama. Berjalan-jalan karena bosan. Secara tidak sengaja laki-laki tampan ini melihat sang mantan kekasih berdiri sambil menikmati pemandangan taman. Tentu saja dengan sekali lihat saja, Jonatan sudah tahu jika yang sedang berdiri itu adalah Tiara. Bagaimanapun mereka sudah pernah menjadi sepasang kekasih dalam waktu yang cukup lama. Postur tubuh tiara dari dekat maupun jauh, jonathan sudah pasti hafal. Meskipun hanya melihat wajah cantik itu dari samping saja.      

"Sayang, kau ada disini?" Tanya jonatan sambil menepuk bahu tiara dari belakang dengan tangan kirinya. Sebab tangan kanannya sedang di balut perban dan di gendong dengan tali yang di sangkut ke lehernya.     

Tiara yang terkejut ada seseorang yang menepuk bahunya, Segera menoleh untuk melihat siapa orang itu. Matanya terbelalak lebar ketika mengetahui, jika itu adalah Jonatan.      

"Natan, kau?!" Kata Tiara  dengan cepat sambil memandang tubuh jonathan dari atas hingga bawah. Semuanya terlihat baik, kecuali lengan kanannya yang sepertinya mengalami patah tulang.      

"Apa sebenarnya yang terjadi pada jonathan, bukankah kemarin dia masih baik-baik saja?" Kata tiara dalam hati. Hal yang sama juga dilakukan oleh Jonathan, laki-laki ini dalam batinnya juga bertanya-tanya. mengapa tiara berada di rumah sakit saat ini? Saat kemarin mereka bertemu. Wanita cantik ini masih dalam keadaan sehat dan sama sekali tidsk terlihat sakit.     

Dari kejauhan Yohan dan dokter glen berjalan menuju arah yang sama dengan tempat jonathan dan tiara berdiri saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.