CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

625. Ucapannya lebih pedas daripada cabai



625. Ucapannya lebih pedas daripada cabai

0Brakkk...     

Jonathan begitu marah dan menggebrak meja dihadapannya. Bagaimana bisa ia tertipu begitu saja. Jelas-jelas jonathan melihat sendiri, kalau tiara menandatanganinya dokumen itu dengan mata kepalanya sendiri. Jonathan juga yang memasukkan map dokumen itu kedalam tasnya, bahkan jonathan ataupun tiara tidak meninggalkan kursi mereka sama sekali.  Lalu kapan dokumen itu di tukar oleh tiara?     

Jonatan mulai berpikir dan mengingat kejadian di kafe Jasmine.     

"Sial! Tiara pasti menukar dokumen itu saat aku bertengkar dengan pelayan itu." Kata Jonatan yang mulai menebak-nebak asal usul dokumen palsu di map miliknya.     

Tetapi setelah di ingat-ingat lagi, Jonatan masih ingat betul kalau tiara masuk ke dalam cafe hanya membawa kue saja dan handphone di sakunya. Mana mungkin dokumen ini di masukkan ke saku oleh tiara. Sedangkan, disini tidak ada bekas lipatan sama sekali. "Mustahil! Darimana datangnya kertas sampah ini?" Kata jonatan bergumam.     

"Anne, buatkan dokumen yang sama dengan yang kemarin. Aku akan bertemu dengan Tiara lagi dsn meminta tanda tangannya." Kata Jonatan yang tidak ingin menyerah dengan keadaan begitu saja.     

"Kau masih saja begitu bodoh! Apakah kau masih tidak sadar, mereka ini jelas-jelas telah sengaja menjebakmu. Kau ingin menjebak tiara, bukan? Tetapi kenyataannya justru kau sendiri yang terjebak dengan renacamu" kata Sekertaris anne yang semakin marah, ketika mendengar perkataan jonathan yang ingin bertemu tiara lagi.     

Jonatan menggertakkan giginya. Justru sekarang Jonatan ingin tahu, bagaimana cara tiara menjebaknya waktu itu.      

"Ya, pelayan itu. Pasti pelayan itu yang melakukannya. Dia yang menukar dokumenku." Kata Jonatan yang segera beranjak dari depan Sekertaris anne dan menuju pintu keluar.     

"Direktur! Anda mau kemana?" Teriak Sekertaris anne memanggil Jonatan yang pergi meninggalkannya begitu saja. Sekretaris sana hanya khawatir, jika Jonathan melakukan hal bodoh lagi.     

"Itu bukan urusanmu!" Kata Jonatan yang mengabaikan panggilan Sekertaris anne dan tetap pergi ke kafe Jasmine saat itu juga.     

 --------------     

RUMAH SAKIT PUSAT KOTA S     

Dokter Glen yang baru tiba dari Amerika kemarin, sekarang sudah bekerja di Rumah sakit seperti biasanya. Di saat dokter glen menuju salah satu kamar pasien untuk memeriksa, secara tidak sengaja bertemu dengan tara yang sedang berdiri di depan pintu sebuah kamar.     

"Ternyata ada nona besar Jiang disini? Sedang apa anda berdiri di depan pintu seperti ini?" Tanya dokter glen kepada tara, saat kebetulan akan memeriksa pasien di sebelah kamar itu.     

"Lagi creambath, warnai rambut, manikur dan pedikur. Bod*h! Tentu saja menjenguk orang sakit. Memang mau melakukan apa di rumah sakit?" Kata tara kepada dokter glen. Tara tahu bahwa dokter tampan ini adalah teman yohan dan tiara. karena itu, saat melihat dokter glen emosi tara langsung naik.     

"Sial! Wanita ini mulutnya lebih pedas daripada cabe. Menyesal aku menyapanya tadi." Kata dokter gken dalam hatinya yang juga merasa jengkel.     

"Oh, aku kira mau daftar menjadi penghuni kamar mayat." Kata dokter glen membalas cibiran tara yang pedas itu. Dokter tampan ini kemudian pergi meninggalkan tara begitu saja.     

"Kau! Dasar dokter sial*n!!!" Kata tara mengomel sambil marah-marah. Penghuni kamar mayat, itu artinya mati.     

Mengetuk pintu kamar papanya, supaya mamanya Segera keluar dari kamar. Tara hanya membawakan beberapa makanan saja yang kebetulan tara beli saat perjalanan menuju rumah sakit ini.     

Sonya keluar dari kamar Jerry Jiang dan menemui putrinya.      

"Sayang kamu ada disini? Bukankah kau mengatakan akan ke kantor untuk menggantikan pekerjaan papamu untuk sementara waktu?" Tanya sonya kepada Tara.      

"Iya, aku baru saja menghubungi asisten Mo. Ini juga mau ke kantor, tetapi mampir dulu sebentar kesini untuk memberikan ini kepada mama." Kata tara sambil memberikan satu kantong plastik berisi makanan dan minuman untuk mamanya.     

"Terimakasih, sayang." Kata sonya dengan wajah pucat dan mata yang sedikit sembab seperti baru saja selesai menagis.     

"Mama menangis? Sudahlah mama... Papa itu sedang koma, mama mau menangis sampai air mata mama kering juga papa tidak akan bisa menghapusnya. Lebih baik mama merawat dan menjaga kesehatan mama dengan baik, dengan begitu mama bisa merawat papa. Kalau mama sakit juga, siapa yang akan merawat kalian berdua? Aku juga pasti akan sangat sibuk di perusahaan." Kata tara kepada mamanya. Kata-kata Tara memang cukup membuat telinga seseorang menjadi panas dan emosi.     

"Sekarang sebaiknya kau segera ke kantor." Kata Sonya yang segera mengambil bungkusan makanan dari tara dan meminta putrinya itu untuk segera pergi, daripada hanya membuat Sonya semakin emosi saja.     

"Oh, tentu saja. Siapa juga yang ingin berlama-lama di rumah sakit yang bau obat-obatan ini." Kata tara yang melangkahkan kaki meninggalkan kamar papanya. Tara hanya berdiri di depan kamar saja, tampa melihat keadaan Papanya terlebih dahulu.     

"Dasar Tara, Sampai kapan dia akan bersikap seperti ini." Kata Sonya dalam hati. Di dalam benak Sonya tidak menyalahkan sepenuhnya sikap tara yang salah dan keras kepala itu. Semuanya terjadi juga karena slah Sonya dan suaminnya yang terlalu memanjakannya dsn tidak memberikan pendidikan moral dan contoh sikap yag baik kepada Tara. Justru tiara yang sejak kecil mereka perlakuan dengan tidak adil dan hidup lebih dekat dengan pelayan mereka, tumbuh menjadi wanita yang lembut dan sopan.     

Sonya kembali duduk di dekat suaminnya dan tidak lama kemudian datang dokter glen masuk keruangan itu. Dokter glen memeriksa perkembangan keadaan direktur Jerry jiang bersama dokter yang menanganinya.     

"Bagaimana keadaan suami saya?" Tanya sonya kepada dokter itu. Namun dokter itu masih terdiam sejenak.      

"Nyonya Jiang sabar saja. Saya yakin tuan jiang akan segera membaik keadaannya nanti." Kata dokter itu sambil memandang kearah sonya yang terlihat polos tanpa Make-up. Padahal biasanya wanita cantik ini selalu tampil mempesona dengan pakaian mahal dan makeup wajah yang cantik.     

"Apalagi itu artinya belum ada perkembangan yang signifikan untuk kesehatan suami saya." Tabya sonya Dengan perasaan dan ekspresi wajah sedih.     

"Tante Jiang Memang harus bersabar. Sakit tuan Jiang Memang memerlukan waktu sembuh." Kata dokter glen sambil tersenyum untuk memberikan semangat kepada mama tiara ini, supaya tidak berputus asa dan terlalu sedih dengan keadaan suaminnya.     

Sonya hanya menganggukkan kepalanya. tidak ada yang bisa sonya perbuat saat ini, kecuali mengukuti nasehat dokter saja.     

Dokter glen dan dokter lainnya Keluar dari ruangan itu untuk melanjutkan pekerjaannya lagi. Setelah keluar dari ruangan direktur Jerry Jiang, dokter glen teringat kepada tiara. "Apakah Tiara sidah tahu, kalau papanya sakit?" Pertanyaan itulah yang muncul di benak dokter glen, mengingat hubungan antara orang tua dan anak ini kurang baik.     

-----------     

*Baca juga novel Saya "Calon istriku yang manis." Terimakasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.