CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

617. Mencari jejak Tiara



617. Mencari jejak Tiara

0"Sial! Nomor handphone Nona tiara tidak bisa di hubungi. Aku harus datang ke perusahaan Lianxi Grup untuk menjemputnya sekarang juga." Kata asisten Mo yang segera berangkat ke perusahaan milik Kim yohan itu.     

Sesampainya di perusahaan Lianxi Grup. Asisten Mo langsung menuju ke meja resepsionis untuk menanyakan perihal keberadaan Tiara saat ini. Tetapi resepsionis itu mengatakan, bahwa sekretaris jiang sudah lama mengambil cuti dari perusahaan ini dan sampai sekarang belum kembali untuk bekerja dengan aktif. Pada saat itu juga asisten Mo meminta nomor telepon Tiara kepada resepsionis itu. Tetapi resepsionis itu tidak berani memberikan nomor telepon sekretaris jiang, kecuali atas izin Sang presiden atau asisten Steve.     

asisten Mo bisa memahami hal itu, mungkin hal ini adalah sudah peraturan dari perusahaan Lianxi Grup yang tidak memperbolehkan memberikan nomor telepon pegawai tertentu kepada orang asing.     

Asisten Mo memutuskan untuk menelepon secara langsung asisten Steve.      

"Hallo, asisten steve. Saya Mo zi, asisten direktur Jerry Jiang. Bolehkah saya meminta sedikit bantuan anda?" Tanya asisten Mo yang berbicara dengan sopan kepada asisten steve di dalam telepon.     

Pada saat menerima telepon dari asisten Mo, asisten staf sedang berada di ruangan sang presdir untuk membahas proyek hotel di kota J yang dikerjakan oleh perusahaan Jonathan.     

"Tentu saja, silakan. katakan apa yang bisa saya bantu, asisten Mo?" Tanya asisten steve yang juga menjawab pertanyaan asisten mo dengan ramah.      

"Saya sedang berada di perusahaan Lianxi grup saat ini. Bolehkah saya menemui Anda? ada yang ingin saya tanyakan tentang sekretaris jiang kepada anda." Kata asisten Mo kepada asisten Steve.     

Yohan hanya mengamati dan mendengarkan pembicaraan antara asisten Steve dan asisten Mo dari jauh. Asisten steve mendekat ke meja kerja sang presdir untuk meminta izin menemui asisten Mo, dan mengatakan alasan asisten mo untuk menemuinya. Asisten Steve tidak ingin bertindak, Jika sesuatu itu berkaitan dengan istri dari sang presdir. Semua yang berkaitan dengan ibu Tiara harus dengan izin dari sang presdir.     

Yohan hanya menganggukkan kepala dan meminta asisten Steve untuk meminta asisten mo menemuinya di ruangan sang presdir. Sebab yohan sendiri yang akan berbicara dengan asisten papa mertuanya itu.     

"Baiklah, anda bisa menuju ruang presdir sekarang. Saya dan presdir kim ada di ruangan." Jawab asisten Steve Setelah mendapatkan izin dari sang presdir.     

"Baik, terimakasih." Kata asisten Mo mengakhiri panggilan Teleponnya dan segera menuju ruangan presdir Kim.     

sesampainya di ruangan sama presdir asisten Mo langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan.     

"Silakan duduk asisten Mo." Kata asisten steve mempersilahkan.     

Asisten Mo duduk dan langsung menyampaikan maksud kedatangannya ke perusahaan itu adalah untuk mencari Tiara.     

"Presdir kim dan asisten steve. Saya kesini ingin meminta nomor telepon dan alamat Sekertaris Jiang. Saya ada urusan penting dengan Sekertaris Jiang, ini sangat mendesak dan tidak ada waktu lagi. Saya mohon pengertiannya." Kata asisten Mo meminta izin untuk mendapatkan informasi tentang tiara secepatnya.     

"Katakan, apa kepentingan itu? Aku akan memberikan apa yang kau inginkan, jika memang itu perlu. Maaf, kami harus melindungi data pribadi pegawai perusahaan kami." Jawab asisten steve yang berusaha memancing informasi dari asisten Mo.      

Yohan tahu, Asisten mo orang yang baik dan sering membantu Tiara dahulu, saat Istrinya itu dalam kesulitan.     

Asisten menjelaskan semuanya alasannya. Kedatangannya karena ingin meminta Tiara untuk datang ke rumah sakit dan memproses administrasi untuk direktur Jerry jiang.     

"Apa?! Direktur Jerry sakit!" Kata presdir Kim yang sedikit terkejut. Yohan hanya menebak saja, mungkin direktur Jerry jiang sakit karena tertekan dengan berita-berita miring yang menimpanya saat ini.     

"Baiklah, kau bisa kembali menemani direktur Jerry Jiang di rumah sakit. Kami akan membawa Sekertaris jiang segera ke sana." Kata sang presdir kepada asisten Mo.     

Setelah mendapatkan jawaban yang pasti dari presdir Kim, asisten masa darah keluar dari ruangan itu kembali ke rumah sakit untuk jaga direktur  Jerry Jiang sampai Nona Tiara datang.     

"Steve, kita bahas masalah Perusahaan JT Grup lain kali. Sekarang kau antar aku pulang untuk menjemput istriku dan kita berangkat ke rumah sakit segera." Kata sang presdir yang langsung bergegas berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan itu.     

"Siap, presdir."      

Mereka berdua kemudiannya meninggalkan ruang Yohan bersama dan pulang ke kediaman keluarga Kim untuk menjemput Tiara. Meskipun yohan tahu, direktur Jerry memperlakukan istrinya dengan tidak adil. Bahkan sering menyakiti hatinya, tetapi tetap saja direktur Jerry adalah papa dari tiara dan Istrinya itu sangat menyayangi keluarganya. Meskipun Keluarganya telah membuangnya dan tidak menghiraukan Tiara. Tugas yohan saat ini adalah memberitahu istrinya Soal keadaan papanya, dan semua keputusan ada di tangan Istrinya sendiri.      

----------     

Disaat yang sama sonya dan tara juga mendapat berita dari asisten Mo soal direktur Jerry jiang yang sakit. Keduanya segera memesan tiket penerbangan dari kota J ke kota S hari itu juga. Namun penebangan ke kota S yang tersedia hanya malam nanti atau besok pagi.     

Sonya terlihat berjalan mondar-mandir, hatinya tidak bisa tenang sebelum mengetahui keadaan suaminnya sekarang. Meskipun Sonya sedang sakit hati karena foto-foto yang beredar di media sosial maupun surat kabar.     

"Mama... Tidak bisakah mama lebih tenang sedikit. Kepalaku pusing melihat mama berjalan mondar-mandir seperti setrika pakaian." Kata tara yang tidak nyaman melihat gerakan mamanya yang seolah tidak bisa duduk dengan tenang.     

Sonya sama sekali tidak menghiraukan perkataan Tara. Putrinya itu mana mungkin mengerti apa yang dirasakan Sonya saat ini. Sebanyak apapun kesalahan Jerry Jiang, tetap saja dia adalah suaminnya. Jika terjadi sesuatu dengan suaminnya, bagaimana seorang istri bisa duduk dengan tenang? Sedangkan nasib dan keadaan suaminnya saat ini saja sonya belum mengetahuinya dengan pasti.     

"Mama! Duduk, jangan membuatku pusing dan jengkel!" Kata tara menarik tangan mamanya, hingga Sonya jatuh terduduk disofa.      

"Tenanglah, papa akan baik-baik saja. Disana ada asisten Mo." Kata Tara yang masih begitu tenang, sambil memberikan segelas air putih kepada Sonya untuk minum.     

"Tetapi, sayang. Asisten Mo mengatakan, kita harus segera pulang. Papamu membutuhkan kita secepatnya. Kau masih mengatakan mama harus tenang? Bagaimana bisa? Keadaan papamu pasti tidak baik. jika tidak, mana mungkin asisten Mo sepanik itu saat menelepon mama." Kata sonya yang mulai marah dengan sikap tara yang seolah tidak perduli dengan papanya.     

"Haist... Mama jangan salah paham. Aku bukanlah tidak perduli dengan papa. Tetapi aku hanya berpikir, sangat percuma panik. Kita hanya bisa menunggu pesawat kita. Jika pulang pakai mobil memerlukan waktu lebih lama dan capek." Kata tara menjelaskan maksud dari perkataannya.     

"Sial! Rencanaku untuk membalas Han lagi-lagi tertunda." Kata tara dalam hati. Tara juga Sebenarnya tidak rela, jika mamanya pulang ke kota S begitu saja, sebelum masalahnya dengan Han selesai. Tara tidak tahu, kapan mamanya akan kembali lagi ke kota J lagi.tara tidak akan puas, sebelum han mendapatkan balasan setimpal darinya.     

Sonya hanya menghela nafas. Ungtung saja sonya hanya salah paham saja. Dihatinya merasa sedikit tenang, meskipun tara ini sedikit bandel dan suka melakukan hal yang seenaknya sendiri. Setidaknya tara masih perduli dengan papanya.     

Sonya Kemudian meminum air yang diberikan Tara dan berusaha untuk bersikap tenang, meskipun itu sulit.     

Tara mencoba menunggu mamanya terlihat tenang terlebih dahulu. baru setelah itu, tara membicarakan lagi soal masalahnya dengan Han kepada mamanya.     

"Mama..." Kata tara memanggil sonya. Tara mencoba menguji emosi mamanya sudah stabil atau belum.     

"Apa?" Jawab Sonya sambil melirik ke arah Tara. Sonya masih menunggu kabar soal suaminya dari asisten Mo. Hal itu terlihat jelas dari handphone yang sejak tadi tidak terlepas sedikitpun dari genggaman tangannya.     

"Berikan handphone mama kepadaku." Kata tara menengadahkan telapak tangannya untuk meminta handphone Sonya.     

"Untuk apa? Mama sedang menunggu Telepon asisten Mo." Jawab Sonya singkat dan menolak permintaan Tara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.