CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

615. Aku tidak percaya, Sayang



615. Aku tidak percaya, Sayang

0Malam hari yohan baru sampai di villa pribadinya, Setelah di jemput oleh asisten Steve dari bandara Kota S. Sebenarnya yohan ingin langsung bercerita dan membahas soal hasil kunjungannya di lokasi proyek dengan asisten steve. Tetapi sepertinya sekarang sudah terlalu malam, mungkin besok akan lebih baik dan mereka berdua lebih leluasa membahasnya di kantor.     
1

Yohan masuk ke dalam rumah dan sudah di sambut oleh istri cantiknya yang telah berdiri di depan pintu.      

"Sayang... Kau sudah pulang." Kata tiara yang mengambil jas yang ada di tangan suaminnya dan memberikannya kepada bibi alaen.     

"Tentu saja. Aku sudah sangat rindu kepadamu."      

Yohan merangkul tiara dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Keduanya duduk sejenak di kursi ruang tamu untuk beristirahat, begitu pula asisten steve. Sedangkan bibi alaen ke dapur untuk mengambilkan minuman untuk mereka bertiga.     

"Sayang... Ceritakan kepadaku, siapa yang menyambutmu di lokasi proyek kemarin? Soalnya Jonatan lebih memilih untuk bertemu denganku siang itu." Kata tiara yang merasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh yohan di lokasi proyek.     

Belum juga Yohanes jawab.  tiara merasa ada yang berbeda dengan telapak tangan suaminnya yang biasanya Terasa lembut, sekarang terasa sedikit kasar.     

"Eh, ada apa dengan telapak tanganmu?' tanya Tiara sambil memandang yohan.     

"Pufff.... Beginilah nasib pekerja bangunan di proyek. Aku baru merasakan hal itu, pekerjaan mereka sungguh sangat berat." Kata yohan sambil menahan tawa. Yohan sendiri awalnya juga tidak menyangka, jika mandor itu akan mengira dirinya adalah pekerja baru di proyek itu dan memintanya bekerja seperti yang lainnya.      

 Tiara dan asisten steve bingung dan tidak mengerti maksud dari perkataan yohan saat itu. Pekerja proyek bagian pembangunan memang dari dahulu kerjaannya berat, angkat batu, pasir, kayu dan sebagainya. Lalu apa hubungannya semua itu dengan yohan. Tiara berusaha berfikir keras untuk memahami kata-kata suaminnya, tetapi tetap saja tidak menemukan jawaban.     

"Sayang, apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti." Kata tiara yang mencoba meminta penjelasan dari yohan. Tiara paling tidak suka di buat penasaran, dan sebisa mungkin akan mencari tahu semua hal yang membuatnya penasaran itu.     

"Hmm... Jadi begini, kerin aku ke lokasi proyek pembangunan hotel itu hanya memakai pakaian sederhana dan biasa, bukan memakai jas rapi dan pakaian formal seperti biasanya. Ketika sampai di lokasi, mandor disana  mengira aku ini pekerja baru dan memintaku melakukan pekerjaan kasar seperti pekerja lainnya." Kata yohan menceritakan pengalaman pertamanya menjadi seorang buruh bangunan. Padahal biasanya yohan hanya cukup melihat para pekerja bangunan itu melakukan pekerjaan dari jarak jauh, bahkan jarang sekali sang presdir ini turun langsung ke lokasi proyek. Yang sering datang untuk survey lokasi adalah asisten steve tentunya.     

Tiara langsung bengong dan tidak percaya dengan apa yang di dengar oleh telinganya, begitu pula asisten steve. Dipikiran Tiara dan asisten steve, pasti yohan akan menghajar mandor kurang ajar itu sampai babak belur.      

Beraninya Mandor kecil sepertinya memeritah pemilik bangunan itu sendiri.     

"Sayang, lalu apa yang kamu lakukan? Kau pasti menendangnya Sampai tidak bisa bangun." Kata tiara dengan begitu bersemangat. Andai saja waktu itu tiara ikut, pasti akan ada hal menarik yang bisa tiara saksikan. Begitupun asisten steve yang juga tidak sabar mendengarkan cerita selanjutnya.     

Namun di luar prediksi tiara dan asisten steve. Yohan hanya menggelengkan kepalanya, yang berarti tidak, atau yohan tidak melakukan apapun kepada mandor bangunan itu yang berani menghinanya.     

"Tidak? Maksudnya kau marah kepada orang itu?" Tanya tiara sekali lagi memastikan, jika tebakannya kali ini benar.     

"Ya, aku tidak marah sama sekali. Aku malah melakukan apa yang mandor itu minta, seperti memindahkan batu, pasir dan bahan bangunan lainnya." Jawab yohan sambil tersenyum kepada dua orang yang melihatnya dengan bengong dan seolah tidak percaya.     

"Tidak, tidak... Sayang, kau pasti bercanda. Tidak mungkin seorang Kim Yohan melakukan pekerjaan seperti itu." Kata tiara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, dan tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. Berbeda dengan asisten steve, meskipun tidak percaya sepenuhnya dengan yang di dengar oleh telinganya itu. Tetapi asisten steve yakin pasti ada alasan yang kuat bagi sang presdir, jika sang presdir Sampai mengekang emosinya dan memilih untuk turun bekerja dan diperintah dengan kasar oleh orang lain.     

"Aku tidak bercanda, sekarang kau rasakan sendiri." Kata yohan kepada tiara, sambil meletakkan tangan tiara diatas telapak tangan yohan yang terasa sedikit kasar itu.     

Wajah tiara seketika terlihat sedih. Seharusnya yohan tidak perlu melakukan hal seperti itu. Tetapi rasa penasaran tiara bangkit kembali, dan kali ini ingin mengetahui alasan suaminnya melakukan hal itu.     

"Mangapa kau melakukannya? Kau presdir, aku rasa tidak perlu sampai seperti itu. Cukup saja katakan kepada mandor itu siapa dirimu. Aku yakin, dia akan terdiam seketika dan tidak berani berkutik sama sekali. Bahkan bisa jadi mandor itu akan memohon kepadamu supaya tidak di laporkan kepada jonatan atas kelancangan yang dia lakukan." Kata tiara yang justru tidak terima, jika suaminnya di perlukan seperti itu oleh orang lain.     

"Ibu tiara memang hebat. Semua pertanyaan yang ada di kepalaku telah di wakili olehnya." Kata asisten steve dalam hatinya. Sejak tadi asisten steve hanya mendengar percakapan antara suami-istri itu dan tidak berani bertanya apapun kepada sang presdir, jika tidak sang presdir yang memulainya.     

"Kau jangan marah. Aku memang sengaja melakukannya. Jika aku tidak menyamar, bagaimana aku tahu apa saja kecurangan yang mereka lakukan? Selama ini yamg mereka kenali hanya wajah tampan asisten steve. Sebenarnya dengan tidak datangnya Jonatan justru sangat menguntungkan bagiku. Aku bisa dengan mudah melihat lokasi pembangunan itu, ketika aku menjadi pekerja mereka." Jelas yohan kepada tiara, jika semua yang dilakukannya itu dengan alasan yang jelas dan memang Yohan sengaja melakukannya dengan tujuan tertentu.     

"Oh... Sekarang aku mengerti. Sudahlah, kau ceritakan hal itu besok lagi. Lebih baik kau mandi dan segera istirahat sekarang." Kata tiara sambil menganggukkan kepalanya.     

Asisten steve tahu apa yang harus dilakukan saat ini, itu artinya asisten steve harus segera pulang.      

"Presdir, yang dikatakan ibu tiara benar. Anda pelu istirahat sekarang. Hal ini bisa kita bahas besok di perusahaan." Kata asisten steve yang kemudian meminta izin untuk pulang.      

Setelah asisten steve pulang, tiara dan yohan pergi ke kamarnya.  Setelah sampai di dalam kamar. Yohan Meletakkan kopernya diatas meja, supaya tiara mudah untuk membukanya.     

"Sayang, aku membawa beberapa oleh-oleh untukmu. Aku tidak tahu kau suka atau tidak." Kata yohan sambil menunjuk ke arah koper miliknya, Sebelum masuk kedalam kamar mandi.     

"Terimakasih, sayang." Kata Tiara yang segera membuka koper milik suaminya. Sebenarnya apapun yang diberikan oleh yohan, Tiara pasti akan menyukainya karena itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang suaminnya.     

--++++++----     

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.