CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

603. Membuat mereka bungkam hanya hal kecil saja



603. Membuat mereka bungkam hanya hal kecil saja

0Asisten Steve sudah tahu apa konsekuensinya, jika gagal dalam misi ini. Steve tahu, sang presdir tidak pernah bermain-main dengan kata-katanya.     

Setelah selesai membahas rencana soal Jonatan dengan matang, Yohan dan asisten steve bekerja seperti biasanya.     

Baru saja asisten steve keluar dari ruangan sang presdir. Ruangan yohan sudah diketuk kembali oleh asisten tampan ini yang terlihat terburu-buru masuk, meskipun sang presdir belum mersilahkannya.     

"Steve, ada apa? Mengapa kau terlihat gugup dan terburu-buru seperti dikejar setan saja." Kata yohan sambil memandang heran kearah asisten pribadinya yang biasanya terlihat tenang dan berwibawa. Sekarang seperti orang yang gugup dan bingung.     

" Presdir, di luar ada direktur Tang yang sedang marah-marah dan menuju ruangan ini bersama putrinya." Kata asisten Steve melaporkan. Bagaimanapun asisten steve harus ada di ruangan itu untuk membantu sang presdir, jika sewaktu-waktu di butuhkan.     

"Oh, kau tenanglah. Duduk saja dan kita tunggu tamu besar masuk." Kata yohan yang masih terlihat tenang dan siap dengan apapun yang akan terjadi. Memangnya apa yang bisa dilakukan tania dan orang tuanya. Ini adalah perusahaan yohan dan hanya hukum serta peraturan yang di buat yohan sebagai presdir yang yang berlaku. Sekalipun tuan tang adalah orang hebat di luar sana, tetapi buka di perusahaan Lianxi Grup ini.     

Bruakkk...     

Suara pintu di dorong kuat dari luar, hingga menimbulkan suara benturan tang cukup keras.     

"Yohan, kau tidak bisa berbuat seperti ini kepada putriku!" Kata tuan tang dengan berteriak keras penuh amarah. Semua terlihat jelas dari sikap dan caranya berbicara yang seolah tidak ada lagi rasa sopan santun atau menghormati yohan sebagai presdir di perusahaan itu.     

 Yohan hanya tersenyum dan menyambut kedatangan tuan tang serta Tania dengan berjalan mendekati keduanya.     

"Oh, tenyata ada tamu agung. Silakan duduk tuan dan nona muda Tang. Saya sungguh tersanjung dan senang dengan kedatangan kalian berdua. Adakah yang bisa saya bantu?" Kata sang presdir mempersilahkan Tania dan papanya untuk duduk di samping asisten steve.     

"Kau tidak perlu berbasa-basi lagi. Sekarang jelaskan kepadaku, Mengapa kau memecat putriku bergitu saja hanya karena hal sepele?" Kata tuan tang dengan berkacak pinggang dengan sombongnya, seolah-olah dia adalh bos di tempat itu yang sedang memarahi pegawainya.     

Yohan hanya tersenyum menyeringai. Menghadapi singa marah seperti ini bukan Masalah besar baginya. Hanya perlu mengeluarkan kartu as yang sudah yohan Siapkan sebelumnya dan itu cukup untuk membungkam mulut besar tuang tang dan Tania.     

"Anda yang memintanya, saya tidak perlu sungkan lagi."      

"Steve, putar rekaman video yang ada di dalam laptopku dan tunjukkan kepada tuan tang." Kata yohan memberikan perintah kepada asisten steve yang sedari tadi sudah berdiri di samping sang presdir, ketika tuan tang dan tania menolak untuk duduk.     

Asisten steve memutar dan membalikkan laptop sang presdir, hingga mengahadap kearah tuan tang. Video yang sedang diputar adalah rekaman Tania yang menyekap tiara dan memaksa Tiara untuk meminum onat yang tidak diketahui fungsi dan efek sampingnya, dan disertai ancaman kepada tiara.     

"Bagaimana tuan Tang? menurut tuan, apa yang harus saya lakukan kepada putri anda, Tania? Saya harus mengirimnya ke kantor cabang atau ke kantor polisi?" Kata yohan dengan tenang, namun penih dengan tekanan yang hebat untuk tuan tang.     

Tuan tang hanya menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya. Singa yang sombong dan marah-marah serta siap menerkam mangsanya tadi, sekarang seperti seperti kehilangan taringnya dan tidak mampu untuk mengunyah habis mangsa kecil di hadapannya.     

"Anda pasti tahu perbuatan putri anda ini sudsh termasuk kriminal dan hukumnya cukup berat, jika sampai masuk ke ranah hukum. Saya masih memandang anda sebagai sahabat papa saya dan menyimpan semuanya dengan rapi. Tetapi jika anda dan putri anda mempersulit jalan saya dan salah mengartikan kebaikan hati saya. Maka saya juga tidk keberatan untuk meneruskan kasus ini ke tempat yang seharusnya." Kata yohan sambil menebuk bahu Tuan tang dengan pelan, supaya laki-laki yang seumuran dengan papanya itu bisa mempertimbangkan perkataan yohan dengan baik.     

"Sial! Yohan benar-benar bukan orang yang bisa diremehkan. Dia berhasil membuatku tidak bisa berkata-kata." Kata tuan tang dalam hatinya. Kali ini tuan tang terpaksa harus memberikan pelajaran kepada putrinya Kesayangannya itu, demi mempertahankan nama baiknya di depan putra kim yuchen ini.     

Plakkk....     

Tuan tang menampar Tania tepat di hadapan Yohan dan asisten steve.     

"Tania, kau sungguh membuat malu papa."      

"Papa, kenapa kau menamparku?" Kata tania terkejut sambil memegangi pipi bekas tamparan papanya yang masih terasa nyeri dan panas.     

"Yohan, maafkan aku yang salah paham kepadamu. Aku yang tidak bisa mendidik putriku dengan baik." Kata tuan Tang yang langsung menyeret putrinya  keluar dari ruangan Yohan segera. Sebelum yohan berubah pikiran dan melanjutkan kasus tania ke jalur hukum, itu akan membuat nama baik keluarganya tercoreng di muka umum.     

"Papa... Mengapa papa menamparku?" Kata Tania bertanya kepada papanya dengan wajah cemberut dan marah.     

"Dasar kau bod*h! Dimana pikiranmu yang cerdas itu. Jika papa tidak menamparmu dan Segera menyeretmu keluar. Maka yohan tidak hanya akan mengirim mu ke kantor cabangnya, tetapi ke penjara. Kau mau membusuk dipenjara?" Kata tuan tang yang marah kepada putrinya yang seolah telah bertindak Bodoh tanpa rencana yang matang itu. Jika hanya untuk menyingkirkan batu kerikil saja Tania tidak bisa melakukannya dsngan baik, bagaimana tania bisa mendapatkan yohan?     

"Tentu saja aku tidak mau! Penjara itu mengerikan dan dingin. Siapa juga yang mau tinggal disana? Menginjakkan kaki saja aku tidak sudi." Kata tania menolak dengan cepat.     

Tania hanya terkejut saja, ketika papanya menamparnya. Selama ini tania selalu dimanjakan di keluarganya, khususnya papanya. Apapun yang diinginkan tania selalu di berikan, meskipun itu sulit. Itulah sebabnya tuan putri manja ini mempertanyakan tindakan papanya, ternyata semuanya hanya untuk memanipulasi yohan saja.     

"Jika kau tidak mau, maka jangan berbuat bodoh. Jika kau ingin melakukan sesuatu yang beresiko tinggi, sebaiknya kau mengatakannya terlebih dahulu pada papa. Papa akan mencari jalan keluarnya." Kata tuan tang memberikan peringatan sekaligus batasan kepada putrinya dalam bertindak, serta jangan sampai melakukan hal ceroboh lagi yang justru akan membuatnya dalam lubang hitam permainan yang tania ciptakan sendiri.     

Tania hanya menganggukkan kepalanya kepada papanya. Tania tidk ada pilihan lain, selain mundur dan menerima keputusan Yohan tanpa protes lagi. Sebab papanya kali ini tidak bisa membantunya.     

"Lalu apa yang akan kau lakukan nanti. Apakah kau akan menerima kekalahan dan berkerja di kantor cabang kecil itu? Sayang, kau tidak perlu pindah kesana hanya untuk mendapatkan perhatian Yohan. Justru itu adalah hal bodoh! Berkerja saja di perusahaan papa, dengan begitu kau lebih leluasa untuk melakukan hal-hal yang kqu inginkan." Kata tuan tang kepada putrinya yang terlihat diam dan memikirkan sesuatu di dalam otaknya.     

"Yang di katakan oleh papa ada benarnya. Jika aku bekerja di perusahaan papa dan kedua perusahaan menjalankan kerjasama, maka aku akan bisa lebih sering bertemu dengan Yohan. Tanpa harus repot-repot berurusan dengan para orang-orang menyebalkan disekitarnya. Selain itu wkan lebih memilih kekuasaan dan kekuatan dalam bertindak." Kata Tania dalam hati sambil terus berfikir untung dan rugi keluar dari perusahaan yohan dan menjadi pegawai di perusahaan Papanya.     

"Baiklah, aku setuju dengan papa." Kata tania dengan cepat memutuskan untuk menerima tawaran dari papanya.     

Tania dan Papanya, akhirnya memutuskan untuk pulang saja dan meninggalkan lokasi perusahaan yohan segera. sebelum semakin banyak orang yang yang mengetahui, jika tania sudah tidak bekerja lagi di perusahaan besar itu dan menjadikannya bahan gunjingan.     

Yohan dan asisten steve di dalam ruangan hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala, melihat ekspresi wajah tania dan tuan tang yang terlihat tidak berdaya dan berbalik seratus delapan puluh derat dari saat mereka baru saja memasuki ruangan itu. Sombong, merasa paling berkuasa dan terhormat. Tetapi ketika keluar ruangan, seperti orang yang Tidak mampu mengangkat kepala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.