CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

600. Yohan yang semakin manis



600. Yohan yang semakin manis

0Jerry Jiang melihat pesan masuk di handphone miliknya, yang ternyata adalah beberapa foto dirinya dengan wanita penghibur yang ada di dalam hotel Queen waktu itu. Mata Jerry jiang seketika terbelalak dan terkejut.      

"Apa-apaan ini?! Siapa yang berani mengirimkan foto gila seperti ini?" Kata Jerry jiang dalam hati.     

Dahinya seketika mengerut menebak-nebak orang telah dengan sengaja mengambil fotonya. Hal ini pasti disengaja dan dengan tujuan tertentu. Mungkin seseorang mengambil foto menjijikkan seperti itu hanya untuk bersenang-senang saja atau memuaskan rasa penasarannya.      

Direktur Jerry jiang segera menelepon nomor yang mengirimkan pesat singkat itu untuk menanyakan, apa sebenarnya yang orang itu inginkan. Tetapi orang itu sama sekali tidak mau menerima atau mengangkat telepon dari direktur Jerry jiang. Justru orng itu hanya memberikan balasan sebuah alamat yang harus di kunjungi direktur Jerry jiang besok pagi, jika direktur Jerry jiang menginginkan foto-foto itu tidak tersebar ke media sosial maupun ke berita lainnya baik cetak maupun online.     

Pikiran Jerry jiang begitu kalut dan bingung. Hal ini pasti kerjaan dari salah satu musuh bisnisnya. Tetapi siapa? Jerry jiang semakin bingung, hingga hampir pagi menjelang papa tara dan tiara ini tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Jerry jiang hanya berjalan mondar-mandir di ruangan kerjanya. Pikirannya sekarang tertuju kepada tiga orang program bisnisnya yang pada waktu itu sedang bersama-sama minum di bar dekat hotel Queen. Siapa lagi diantara ketiga orang itu kalau bukan direktur Pei, direktur Jian dan presdir William. Ini pasti kerjaan salah satu dari mereka yang ingin membuat nama baiknya jatuh di mata masyarakat umum. meskipun laki-laki ini mencurigai para rekan bisnisnya itu tetapi direktur Jerry sama sekali tidak bisa langsung menuduh tanpa bukti. Diantara mereka bertiga, jika mungkin memilliki dendam pribadi kepada direktur Jerry jiang adalah sangat wajar. Mengingat ketiganya pernah memiliki Masalah dalam urusan bisnis maupun pribadi.     

Direktur pei masih sepertinya masih menyimpan dendam kepada Jerry Jiang karena pernikahannya dengan Tiara batal. Presiden William, banyak dari klien bisnisnya sebelumnya lebih memilih bekerjasama dengan perusahaan Jiang grup. Bisa sahja hal ini membuat presdir William diam-diam menarih dendam juga kepada Jerry jiang, sedangkan direktur Jian Lee adalah sahabat baik Jerry jiang dahulu. Tetapi akhirnya mereka saling membenci karena penghiatan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh direktur Jian dan membuat Jerry jiang dan keluarganya mengalami kerugian besar dan perusaannya hampir gulung tikar.     

Matahari sudah mulai menunjukkan senyuman manis dan hangatnya untuk dunia. Hari yang yang cerah dan udara yang segar telah berhembus sepoi-sepoi. Tetapi semua itu tidak merubah perasaan khawatir dalam diri direktur Jerry Jiang.      

Hari ini masih pagi-pagi benar laki-laki ini sudah berangkat dengan mengendarai mobil sendiri tampan memakai sopir pribadi menuju tempat yang trlah di sepakati oleh direktur Jerry jiang dan orang yang mengirimkan pesan berisi foto-foto panas Jerry jiang dengan wanita penghibur di kamar hotel.     

Disaat Jerry jiang pergi, ia sama sekali tidak berpamitan dengan Istrinya. Bahkan semalaman juga tidak kembali ke kamar tidur untuk beristirahat.     

Sonya turun ke lantai 1 untuk mencari suaminnya pagi ini. Wanita cantik ini hanya merasa khawatir saja, sudah semalaman suaminnya tidak istirahat dan lembur untuk bekerja. Meskipun sonya awalnya sudah tertidur terlebih dahulu, tetapi ketika sonya terbangun malam itu. Wanita cantik ini sempat menghampiri suaminnya di rumag kerja, meskipun hanya mengintip saja. Setelah Sonya tahu, jika suaminnya sedsng sibuk. Maka wanita cantik ini tidak berani mengganggu sama sekali dan memutuskan untuk kembali ke kamar tidur dan menunggu suaminya disana. Tetapi pada akhirnya, Sampai sonya tertidur lagi, suaminnya juga tak kunjung kembali ke kamar untuk tidur.     

Sonya membuatkan segelas susu hangat untuk suaminnya dan membawakannya ke ruang kerja.      

"Xin er, ikut aku ke ruang kerja tuan dan bawa susu hangat ini." Kata Sonya memberikan perintah kepada pelayannya, setelah selesai meletakkan susu hangat itu diatas nampan.     

"Nyonya, tuan besar baru saja berangkat ke kantor." Kata Xin er memberikan informasi yang tidak sonya ketahui.     

Sonya hanya heran. Bagaimana bisa seorang pelayan saja lebih tahu sesuatu yang dilakukan oleh suaminya, di bandingkan dengan dirinya yang seorang nyonya besar dan juga istri Jerry Jiang. Hal ini sungguh memalukan, dan membuat sonya terlihat bodoh dan seolah tidak perduli dengan suaminnya saja.     

"Oh, ya? Kapan tuan berangkat?" Tanya sonya penasaran. Mengapa suaminnya sampai berangkat tidak berpamitan kepadanya.     

"Sekitar 15 menit yang lalu. Tian hanya menitipkan pesan. Jika Nyonya bangun, tuan sudah meninggalkan kartu kreditnya diatas meja di kamar untuk nyonya belanja sepuasnya hari ini. Mungkin tuan tidak pulang hari ini karena ada pekerjaan d luar kota." Kata xin er menyampaikan pesar Jerry jiang kepada sonya.     

"Oh, baiklah. Apakah ada pesan lain?" Tanya sonya yang masih saja penasaran. Mengapa suaminnya tidak mengatakan hal itu secara langsung kepadanya dan malah meminta xin er untuk menyampaikannya.     

"Tidak ada nyonya." Jawab pelayan itu dengan cepat.     

" Oh, baiklah. Kau boleh melanjutkan pekerjaan mu lagi." Kata Sonya sambil mengangkat gelas susu buatannya dan meminumnya sendiri. Setelah itu wanita cantik ini memutuskan untuk kembali ke kamar dan mandi. Padahal sonya hari ini sengaja bangun pagi-pagi udah membuatkan suaminnya segelas susu hangat dan roti untuk sarapan.     

--------------     

VILLA PRIBADI SANG PRESDIR     

Yohan tiara baru saja bangun dan sudah mencium aroma masakan harum dari arah dapur. Aroma masakan yang berbeda dari yang biasa bibi alaen masak ataupun koki Lim.     

"Sayang, siapa yang memasak ya? Hmm... Aromanya benar-benar membuat perutku langsung lapar." Kata tiara yang dari tadi terus-menerus mengendus aroma masakan yang tertiup melalui udara sambil memejamkan matanya.      

"Haits... Kau ini! Yang kamu pikirkan hanya makan saja, sayang." Kata yohan sambil membuka selimutnya dan bergegas untuk bangun, Setelah memberikan kecupan selamat pagi kepada tiara seperti biasanya setiap pagi.     

"Ya, bukannya kau memang hanya membuat hidupku di habiskan dengan makan dan tidur setiap harinya. Kau tidak mengizinkan aku bekerja, maupun keluar untuk jalan-jalan. Setiap hari membuka mata ya yang di lihat hanya makanan dan tempat tidur saja. Jadi jangan salahkan aku, jika aku terbiasa memikirkan makanan saat bangun tidur." Kata tiara menjawab protes yohan.     

Yohan hanya tersenyum. Sebenarnya yohan sama sekali tidak marah atau merasa risih. Sekalipun sekarang Istrinya yang dulu seksi, sekarang terlihat lebih berisi. Jika tiara bisa menikmati makanannya, hal ini justru bakan membuat yohan senang. Sebab hal ini juga akan baik untuk perkembangan bayi mereka yang masih di dalam kandungan.     

"Tidak apa-apa. Cuma aku sedikit kecewa, karena sepertinya kemarin ada yang bilang ingin memasak dan membuatkan makanan untukku." Kata yohan mengingatkan Tiara tentang hal yang diinginkannya, sampai wanita cantik rela memijat suaminnya dan merayu Yohan untuk membujuk papa mamanya, supaya mereka berdua bisa menginap di villa beberapa hari ini.     

"Oh, ya tuhan. Aku lupa! Terus bagaimana?" Kata tiara sambil menepuk dahinya sendiri. Seharusnya tiara bangun lebih pagi lagi tadi, supaya tiara bisa memasak dengan bibi alaen. Tetapi karena sekarang makanan sudah matang dan siap. Maka mau tidak mau tiara harus mengundur keinginan ini besok.     

"Ya, tidak apa-apa. Kita makan saja yang ada dan selanjutnya. Aku akan menemanimu untuk melakukan keinginan mu yang lainnya." Kata yohan yang akan berusaha menyenangkan hati tiara selama tiga hari ini, sebelum tiara bertemu dengan Jonatan.     

"Terimakasih sayang. Kamu memang sangat pengertian." Kata tiara yang segera bangun dari tempat tidurnya dan memeluk suaminya dengan penuh kasih sayang.     

"Kalau begitu, ayo cepat mandi dan turun untuk sarapan bersama. Mama pasti sudah menunggu di bawah untuk sarapan." Kata Yohan sambil membelai rambut Istrinya dan mengajaknya menuju ke kamar mandi.     

"Siap, presdir." Kata tiara sambil memberikan hormat.     

Tiara tersenyum bahagia melihat yohan begitu perhatian dan sengaja meluangkan waktu untuknya hari ini.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.