CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

594. Menebak isi pikiran



594. Menebak isi pikiran

0Tiara menelepon Jonatan seperti apa yang yohan inginkan. Mereka berdua membuat janji akan bertemu di kafe Jasmine sekitar satu 3 hari lagi.      

"Tiga hari lagi? Itu terlalu lama. Apakah tidak bisa lebih cepat? Bagaimana kalau besok kita bertemu." Kata jonata yang yang sudahbtidak sabar untuk bertemu dengan tiara. Bagi Jonatan semakin cepat mereka bertemu, maka semuanya akan akan leboh baik dan cepat selesai. Dengan begitu Jonatan juga akan lebih tenang dan bisa melanjutkan rencana kecurangannya tanpa harus khawatir berlebihan karena takut ketahuan oleh perusahaan Yohan.      

"Mengapa kau begitu terburu-buru? Apakah ada yang sedang kau sembunyikan? Jangan-jangan kau berencana untuk menipuku?" Kata tiara dengan sengaja mrnjebak Jonatan dengan kata-katanya.     

"Mana... Mana mungkin aku melakukan hal itu. Sayang, aku ini sangat mencintaimu. Tidak mungkin aku menipumu lagi. Aku hanya sudah sangat merindukanmu dan ingin secepatnya bertemu denganmu." Kata Jonatan mengelak dengan baik pertanyaan tiara yang terdengar sedikit mencurigainya. Kemampuan merayu Jonatan memang sudah tidak perlu di ragukan lagi, jika seorang tara saja bisa ditaklukkan. Apalagi hanya Tiara, wanita yang polos dan tidak banyak tingkah dan kenal dengan laki-laki playboy sepertinya.       

"Dasar Playboy. Simpan saja rayuan murahanmu itu untuk wanita lain. Aku sama sekali tidak membutuhkannya. Untuk sementara aku hanya bisa bertemu denganmu pada hari itu. Jika nanti ada perubahan, maka aku akan menelepon lagi." Kata tiara yang seolah sengaja mendominasi permainan. Jelas jonathan hanya akan bisa menurui keinginan tiara saja, sebab dalam Posisi ini Jonatan adalah pihak yang membutuhkan dan bukan orang yang dibutuhkan.     

"baiklah aku setuju sepertinya aku harus menyimpan rasa rinduku kepadamu untuk 3 hari kedepan. Tetapi kau jangan lupa ketika kita bertemu nanti kau harus memberikan ke sebuah hadiah." Kata Jonathan memberikan syarat kecil kepada Tiara, meskipun semuanya hanya basa-basi saja karena hadiah terbesar yang paling Jonathan tunggu adalah tanda tangan dan stempel yang dibutuhkan Tiara diatas kertas yang akan dibawanya nanti.     

"Kita lihat saja nanti." Kata Tiara yang segera mengakhiri Panggilan telepon kepada Jonathan. setelah cukup lama berbicara kesana kemari, membicarakan hal yang tidak penting. padahal inti dari telepon wanita cantik ini hanya membuat janji bertemu saja dengan Jonathan sesuai dengan permintaan Yohan dan tidak lebih dari itu.     

"Bagaimana Sayang apakah engkau sudah selesai membuat janji dengan Jonathan? "Tanya Yohan kepada Tiara.     

"Tentu saja seperti yang kau inginkan. Kami akan pertama tiga hari lagi di cafe Jasmine jam 1 siang." Kata Tiara kepada suaminya.     

Tiara segera meletakkan handphone miliknya di atas meja dan mendorong suaminya hingga jatuh di atas tempat tidur. Wanita cantik ini hanya tersenyum manis kepada Yohan dengan sedikit gerakan genitnya.     

"Sayang Bukankah aku masih punya hutang kepadamu? Sekarang aku akan membayarnya." kata Tiara meraba kaki Yohan untuk bersiap memijatnya sesuai dengan janjinya, ketika Yohan mau meminta izin kepada papa dan Mamanya untuk menginap di villa beberapa hari.     

"Oh, ternyata engkau masih ingat dengan janjimu juga." Kata imbuhan menyambut uluran tangan istrinya dengan senang hati. Bahkan laki-laki tampan ini sekarang sedang memposisikan tubuhnya untuk tengkurap dan mencari posisi yang nyaman untuk dipijat.     

Tiara naik ke atas tempat tidur tetapi kali ini wanita cantik ini memiliki rencananya sendiri. Tiara bertanya ingin memijat Yohan dengan nyaman melainkan naik di atas tubuhnya dan mulai mencabut bulu kaki suaminya satu persatu.      

"Satu..." Kata tiara setelah selesai mencabut satu bulu kaki milik suaminya dengan tangan mungilnya sambil tersenyum kecil dalam hati.     

"Aw... Sayang. Apa yang kau lakukan itu sangat sakit?" Kata Yohan mengeluh ketika rasa panas dan nyeri di kakinya bercampur geli ketika bulu kakinya dicabut oleh istrinya. Tumbuh yohan terus bergerak-gerak, sampai tubuh Tiara yang berada di atasnya ikut bergerak kesana kemari.     

"Sayang... Hati-hati, jika angka terus bergerak dengan cepat aku dan anakmu bisa saja jatuh. Nggak Tentu saja tidak ingin hal itu terjadi, bukan?" Kata tiara sengaja menggoda suaminnya dengan di bubuhi bumbu dengan sedikit ancaman kecil. Yang begitu Yohan tidak akan berani bergerak atau protes lebih kepadanya. Mana mungkin Yohan mau istrinya jatuh dan sampai terluka.     

"Dua..." Kata tiara sambil menahan senyum. Wanita cantik ini tahu, yohan pasti sangat tersiksa. Tetapi tidak mau membahayakannya.     

"Sayang... Apa salahku? Kenapa istriku jadi tega seperti ini." Kata yohan yang tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan mengkap tubuh istrinya yang hampir jatuh ke tempat tidur dengan ukuran besar itu.     

"Ah..." Jerit tiara terkejut dengan gerakan yohan yang mendadak itu. Tiara jatuh tepat diperlukan suaminya, sehingga keduanya saling berpandangan dan Yohan kali ini memeluk tiara dengan erat.      

Kali ini Tiara yang terjebak dalam pelaksanaan suaminya, sehingga wanita cantik ini tidak dapat bergerak.     

"Lepaskan aku!" Kata tiara dengan wajah cemberut dan pipi menggebung, serta bibirnya manyun. seperti biasanya, ketika tiara sedang merajuk kepada suaminya.     

"Tidak, katakan dahulu kepadaku. Mengapa tiba-tiba engkau menghukumku seperti itu, sayang? Apakah kau tidak tahu bahwa itu sangat sakit, ketika engkau mencabut satu persatu bulu kakiku." Kata yang sambil memandang mata Istrinya sambil tersenyum. Yohan tahu jika tidak ada tidak benar-benar ingin mu hukumnya, istrinya itu hanya ingin memberikan kepadanya pelajaran kecil saja karena kesalahan yang Yohan lakukan entah disengaja atau tidak.     

"Rasakan! Itu hanya hukuman kecil saja dariku. Siapa suruh kau tadi menertawakan Aku di depan Papa dan Mama. Apakah engkau tidak tahu aku sangat malu pada saat itu?" Kata Tiara mengatakan alasannya mengapa wanita cantik ini sampai menghukum suaminya seperti itu.     

"Pufff... Jadi hanya karena hal itu?" Kata yohan sambil menahan tawa. tidak menyangka bahwa perilakunya tadi telah membuat istrinya jengkel dan malu di depan Papa dan Mamanya. padahal waktu itu Yohan hanya menertawakan ekspresi wajah Tiara saja yang terlihat jengkel tetapi ia harus tetap bisa tersenyum manis dihadapan Mama laki-laki tampan ini.     

"Tuh.. kan..? Kamu tertawa lagi... Kamu jahat, sayang." Kata tiara sambil memukul dada suaminnya dengan manja.     

"Ya... Ya... Aku minta maaf. Aku tidak akan menertawakan kamu lagi. Aku hanya tersenyum karena melihat ekspresi yang lucu, bukan karena menertawakan rencanamu yang tengah gagal." Kata yohan mengatakan alasannya, supaya tiara tidak salah paham kepadanya.     

Tiara Tiara tersipu malu ternyata diam-diam telah membaca ekspresi wajahnya dan menebak isi hatinya yang sudah lama bergejolak ingin jalan-jalan di luar rumah. Tiara terlalu lama terkungkung terpenjara di dalam rumah mewah itu. Meskipun setelahnya di dalam ada dan lengkap. Sebagai seorang manusia biasa tentu saja Tiara menginginkan sebuah kebebasan. Di dalam kediaman Kim wanita cantik ini bahkan tidak pernah diizinkan untuk menyentuh pekerjaan rumah sedikitpun, hanya untuk sekedar menghibur diri dari rasa kebosanan yang menyelimutinya karena terlalu banyak berdiam diri dan jarang bergerak bebas. Hanya istirahat dan istirahat saja yang selalu dikatakan oleh suami maupun Mama mertuanya.     

Tiara sadar jika tubuhnya memang lemah tetapi bukan berarti ia tidak boleh melakukan hal apapun atau kegiatan apapun. Hal itu sama saja membuatnya menjadi seorang yang pemalas. Padahal dulu Tiara saat sebelum hamil adalah seorang wanita karir yang bekerja keras dan jarang bisa berdiam diri begitu saja tanpa melakukan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari.     

"Oh, ya. Memang apa yang kamu tahu soal rencanaku. Kau hanya pasti membual saja, supaya aku tidak marah kepadamu." Kata tiara yang tidak mau mengakuinya begitu saja. Tiara ingin tahu, sejauh mana suaminnya ini bisa menebak isi pikirannya.     

"Itu hanya hal kecil untuk menebak yang kamu inginkan. Aku tahu kau ingin tinggal disini karena ingin kabur dari pengawasan mama, bukan?" Kata yohan sambil mencolek hidung mancung istri dan tersenyum menyeringai puas.     

Yohan melihat istrinya belum puas dengan jawabannya. Tiara selalu mengingatkan penjelasan secara detail. Jawaban yohan masih terlalu umum, meskipun hal itu benar dan sudah mencakup semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.