CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

592. Keputusan yang sudah tidak bisa di rubah



592. Keputusan yang sudah tidak bisa di rubah

0Tuan kim hanya mendengarkan kata-kata yohan dengan alasan kecilnya itu. Jika hanya sikap kasar saja, bukankah tania bisa di berikan peringatan terlebih dahulu. Supaya tania bisa merubah sikapnya, jika Tania tidak bisa merubah sikapnya mungkin bisa dengan menurunkan jabatannya. Tetapi mengapa harus sampai di pindahkan kecabang yang jauh itu, sangat disayangkan. Pasti ada alasan lain, selain alasan itu.     

"Yohan, katakan sejujurnya saja. Apa alasanmu memindahkan Tania ke cabang. Papa sungguh tidak enak dengan tuan tang." Kata tuan kim sedikit memaksa, sebab yang tuan kim tahu Tania seorang wanita yang lembut dan sopan di hadapannya.     

"Kalau aku bilang tania aku pindahkan karena menyerang istriku dan hampir membahayakan cucu kalian. Apakah papa juga akan mengatakan bahwa aku sudah tidak adil? Pa... Ini bukan pertama kalinya tania melakukan hal itu kepada Tiara. Jika papa berfikir aku tidak pernah memperingatkan Tania, itu semua salah. Aku berkali-kali memperingatkan tania untuk merubah sikapnya. Tetapi nona besar manja itu semakin tidak tahu diri dengan posisinya, yang juga sama-sama pegawai biasayang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai lainnya. Aku tidak pernah memberikan keistimewaan baginya, tetapi Tania selalu bersikap seperti pemilik perusahaan saja yang angkuh dan sombong." Jelas yohan kepada papanya yang terlihat diam saja dan mendengarkan perkataannya sejak tadi. Sepertinya yohan berbicara dengan terlalu terbawa emosi. Entah mengapa emosi yohan langsung naik, ketika mendengar ucapan papanya yang terlalu menyanjung tania.      

setelah ini Johan hanya berharap, jika Papanya bisa mengerti akan keputusan yang saya ambil dan tidak ikut campur di dalamnya. Untuk masalah Tuan Tang, yohan bisa menjelaskannya. tetapi karenatuan tang menggunakan tangan Papanya untuk berbicara kepadanya. maka yang akan menjelaskan kepada tuan tang adalah papanya sendiri dengan bahasa dan kebijakan dari Papanya.Tetapi yang jelas dan perlu digarisbawahinya adalah Yohan tidak akan menarik mundur ucapannya ataupun keputusannya untuk Tania.     

Tuan kim terlihat mengeryitkan dahinya, Setelah mendengarkan kata-kata yohan. Apa sebenarnya yang dilakukan tania, sehingga yohan begitu marah? Melakukan hal yang mencelakakan tiara dan bayinya. Jangankan Yohan tuan kim sendiri juga tidak akan memaafkannya.     

"Kau bilang tadi tania mencelakai Tiara. Apa yang telah dia lakukan?" Tabya tuan kim ingin mengetahui detail kejadian. Jika tuan kim sudh mengetahui semuanya dengan jelas, maka tuan kim juga akan bisa mengambil keputusan yang tepat dan jawaban yang pas untuk tuan tang, ketika sahabatnya itu bertanya kembali.     

Mau tidak mau, Yohan terpaksa harus menceritakan semuanya kepada papanya. Tuan kim sangat memaksa dan tidak memberikan yohan pilihan lain, selain membuka semua perilaku tania yang selama ini yohan simpan dari keluarganya.      

Tuan terlihat menganggukkan kepala dan memahami posisi yohan, sehingga putranya itu sampai membuat keputusan itu. Menjauhkan Tania darinya dan juga Istrinya adalah keputusan yang terbaik saat ini.     

 Yohan dan tuan Kim akhirnya memutuskan untuk segera turun ke bawah, Setelah selesai mengobrol untuk bergabung dengan mama dan Istrinya.     

"Kalian berdua sedang apa? Kelihatan begitu asyik mengobrol dan tertawa." Tanya tuan kim yang melihat istri dan menantunya itu bercanda sambil melihat beberapa tanaman yang ada di depan villa.     

"Oh, kami hanya melihat bunga yang cantik ini. Kata tiara, dia yang telah menanamnya dahulu. Mama tidak mengira, jika menantu mama ini memiliki hobi unik juga. Mama kira wanita cantik seperti dia hanya tahu meja kerja dan tumpukan dokumen saja." Kata Nyonya kim sambil tersenyum kecil. Nyonya kim sendiri mengenal tiara hanya sebagai seorang wanita karir yang bekerja di perusahaan putranya, dan sebelumnya juga bekerja di perusahaan papanya sendiri di perusahaan Jiang Grup. Siapa yang menyangka, ternyata menantunya itu suka berkebun juga.     

"Oh, ya? Mengapa aku tidak pernah tahu?" Kata yohan berpura-pura tidak mengerti. Meskipun yohan sebenarnya tahu banyak hal yang di kerjakan oleh istrinya, ia bekerja dsn tiara di rumah saja. Sebab meskipun yohan tidak melihat sendiri dengan mata kepalanya. tetapi orang-orang yang yohan minta untuk mengawasi Istrinya dari jauh maupun dekat, pasti melaporkan semuanya kepada laki-laki tampan ini.     

"Kamu terlalu sibuk, sayang. Mana mungkin kamu sempat mencari tahu apa yang di kerjakan oleh wanita kesepian ini di rumah. Jika yang kamu pelototi setiap hari hanya tumpukan dokumen yang seperti tiada habisnya, meskipun sudah kamu periksa dan tanda tangani setiap hari." Kata tiara memaklumi suaminnya, jika memang yohan tidak tahu menau soal hal itu. Lagipula, menanam bunga juga hanya hal kecil yang tidak penting saja. Jadi, tidak perlu sampai dilaporkan kepada yohan juga.     

"Cup"      

Yohan mendaratkan kecupan manis di pipi Tiara yang terlihat sedikit cemberut itu.     

"Istriku memang paling baik dan pengertian. Bunga ini sangat cantik, secantik yang menanamnya." Kata yohan memuji tiara, ditambah sedikit rayuan gombal. supaya istrinya tidak merajuk lagi.     

"Aduh, kalian ini sweet sekali. Papa dan mama jadi malu." Kata Nyonya Kim menyindir kecil dengan perilaku yohan yang manis sekali kepada istrinya. Tetapi memang itu sudah seharusnya dan juga mereka berdua sebagai orang tua juga ikut senang.     

"Oh, ya. Kami berencana untuk menginap di villa ini beberapa hari. Papa dan mama tidak keberatan, bukan?" Kata yohan yang mulai meminta izin kepada keduanya orang tuanya. Setelah di cubit kecil pinggangnya oleh Tiara. Meskipun sebenarnya membawa istrinya kemanapun juga haknya sebagai suami. Tetapi untuk menghormati orang tuanya, minta izin Mungkin akan lebih baik.     

"Oh, itu bagus sekali. Kebetulan papa dan mama juga sudah lama tidak menginap di villa ini. sayang... Bagaimana jika kita juga menginap di villa ini beberapa hari?" Kata Nyonya kim yang juga tidak bisa melepaskan menantunya begitu saja. Tinggal sendirian di villa pribadi putranya itu. Sebab Nyonya Kim tahu, jika yohan pada siang hari pasti akan sibuk bekerja dan yang menemani tiara hanya bibi alaen saja. Bibi alaen memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus ia kerjakan setiap hari, takutnya Tiara nanti malah tidak ada yang mengawasi dan membantu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang membuat tiara sedikit kesulitan, jika melakukannya sendirian.     

"Tentu saja itu terserah kepadamu saja sayang. Aku masih ada urusan beberapa hari ini yang harus aku selesaikan. Jika kau ingin menginap disini untuk sementara waktu, sebaiknya kau bertanya kepada tuan rumahnya." Kata tuan kim yang memang sedang sibuk saat ini dan mungkin akan pulang larut malam. Alangkah baiknya, jika tuan kim pulang ke kediamannya sendiri.     

Tiara hanya mengedipkan matanya kepada Yohan dan menghela pelan. dalam hatinya berkata "Astaga, ini sama saja aku tidak bisa bebas melakukan semuanya Sesuka hatiku juga, jika mama berada disini. Mama pasti akan mengawasiku lebih ketat daripada Hana. Puh... Pupuslah sudah harapanku untuk bisa jalan-jalan dengan bebas."     

Yohan hanya membalas Istrinya dengan kedipan kedua bahunya, yang bisa diartikan " itu bukan salahku. Tugasku hanya minta izin, bukan yang lainnya."      

Tiara hanya bisa pasrah menerima nasibnya. Kemanapun tiara pergi, mama mertuanya selalu saja mengukuti. Kecuali saat namanya itu ada sebuah acara sendiri atau untuk menemani papa mertuanya pergi ke suatu tempat.     

"Sayang, bolehkah mama menginap disini beberapa hari bersama kalian berdua?" Tanya Nyonya kim sambil tersenyum kepada tiara dan Yohan.     

"Tentu saja mama. Dengan senang hati, mam boleh menginap selama mama inginkan." Jawab tiara sambil tersenyum. Meskipun di dalam hatinya menginginkan hal lain. Tetapi tidak mungkin juga, tiara menolak dan mengusir mama mertuanya itu pergi dari villa suaminnya.     

Yohan hanya tersenyum kecil sambil menutupi mulutnya, ketika melihat tiara tersenyum seperti sangat dipaksakan itu. Yohan tahu apa alasan tiara ingin menginap di villa ini beberapa hari. Tetapi kenyataannya, Semua rencana telah gagal total sebelum di mulai.     

"Dasar Yohan! Beraninya diam-diam menertawakan aku. Awas saja kau nanti di dalam kamar! Aku balas ya." Kata Tiara dalam hati yang jengkel karena yohan tertawa di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.