CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

605. Yohan belum mau ikut campur



605. Yohan belum mau ikut campur

0Gosip tentang laki-laki di foto mesra yang berasa di situ berita online, yang di sebut-sebut adalah direktur Jerry jiang tidak hanya membuat resah Sonya Jiang, tetapi tiara dan tara juga membacanya.     

 "Wow... Papa ini tua-tua keladi juga ya. Aku tidsk menyangka di luar papa benar-benar suka main wanita. Padahal, aku hanya menggoda mam waktu itu. Tidak disangka sekarang benar-benar terjadi." Kata tara yang membaca berita online itu sambil geleng-geleng kepala.     

Tara menanggapi berita soal Papanya dengan biasa saja, tanpa ada rasa terkejut atau marah. Tara sudah banyak melihat para pengusaha atau pejabat seusia Papanya, bahkan mungkin lebih tua. Mereka bermain wanita di bar, hotel, maupun tempat lainnya.     

Tara mencoba menelepon mamanya, tetapi sonya sama sekali tidak ingin menerima telepon daribputri sulungnya itu. Dengan sikap tara yang cuek dan suka seenak hatinya itu, pasti tara hanya ingin menertawakan mamanya dan mengejeknya sebagai istri yang tidak bisa menjaga suaminnya. Apalagi memnag mamanya ini memiliki hobby traveling dan jarang dirumah. Kegiatan sehari-hari mamanya lebih banyak di habiskan dengan jalan-jalan dengan teman-temannya dari pada menemani dan melayani papanya. Hanya akhir-akhir ini, ketika papanya menghukum tara dan mamanya dengan pengeluaran yang di batasi. Barulah mamanya itu betah di rumah dan menghabiskan waktunya untuk memasak, serta menyiapkan kebutuhan-kebutuhan Papanya.     

Tidak berhasil menghubungi mamanya. Sekarang Tara berusaha menghubungi papanya dengan maksud yang sama. Dengan menggunakan kesalahan papanya ini, tara bisa membalikkan fakta dan kembali mendapatkan semua yang diinginkannya tanpa harus bekerja sebagai kacung di perusahaan Han lagi.     

Sekarang papanya bukanlah orang yang yang bisa membela dirinya sebagai sosok sempurna dalam keluarga yang tidak pernah melakukan kesalahan, dengan begitu papanya juga tidak berhak untuk memprotes kelakuan tara yang dianggap salah itu karena papanya sendiri juga melakukan hal yang sama.     

"Sial! Papa pasti sengaja ini tidak mau menerima telepon dariku." Kata tara mengumpat, namun tara tidsk akan habis akal begitu saja. Tidak diterima Teleponnya, bisa tetap mengirimkan pesan singkat ke handphone Papanya.     

-----------------     

Disaat yang sama Tiara yang berada di dslam kamar, sedikit syok melihat berita tentang papanya santer beredar di dunia maya. Meskipun foto-foto itu sengaja di buramkan, supaya terlihat tidak jelas. Namun tidak sedikit dari orang-orang menyakini, jika itu adalah foto direktur Jerry jiang dari Perusahaan Jiang Grup.     

"Tidak! Papa tidak mungkin melakukan hal ini. Aku tahu siapa papa, dia memang keras kepadaku dan tara. Tetapi papa bukan tipe orang yang suka bermain wanita di luar." Kata tiara berbicara sendiri di dalam kamarnya.     

Tiara yakin pasti ada orang atau lawan bisnis papanya yang ingin menghancurkan nama baik papanya dan membuat perusahaan Jiang Grup mengalami kemunduran sedikit demi sedikit.     

Tiara terlihat murung dan sedih memikirkan maslah yang dialami oleh papanya.      

"Pasti mama di rumah sangat sedih melihat berita ini. Aku ingin sekali memeluk mereka berdua. Tetapi..." Kata-kata tiara terhenti, ketika ada seseorang orang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.     

"Tetapi apa sayang? Sedang membaca apa? Serius sekali, sampai aku datang saja tidak tahu." Kata yohan sembari mengecup kecil kening istrinya.     

Tiara memberikan handphonenya kepada yohan, supaya suaminnya itu bisa melihat sendiri isi berita yang sedang tiara baca.     

Setelah yohan membacanya. Yohan hanya diam dan cenderung tersenyum kecil. Bukan senyuman untuk menertawakan papa mertuanya, melainkan tertawa karena mengetahui para penjebak papa mertuanya itu gerakannya sangat lambat. Yohan bahkan mengira, jika kasus papa mertuanya itu sudsh tidsk akan pernah muncul lagi karena sudah terlalu lama dari waktu mereka melakukan penjebakan dan sekarang baru di keluarkan ke media sosial dan situs berita online lainnya.     

"Sayang, kenapa kamu tertawa?" Kata Tiara yang merasa terganggu dengan ekspresi wajah suaminya itu. Ya, walaupun papanya jahat kepadanya. Bukan berarti tiara juga membencinya dan tidak bisa memaafkannya. Semuanya hanya soal waktu saja. Tiara yakin suatu saat papa dan mamanya akan berubah dan menyayanginya.     

"Aku tidak sedang tertawa, hanya merasa lucu saja. Setelah sekian lama mereka akhirnya muncul juga." Kata yohan yang mulai melepaskan jas dan dasi yang dipakai, Kemudian meletakkan diatas sofa dan duduk disantai.     

"Apa maksudmu dengan mereka? Apakah kau tahu soal masalah ini?" Kata tiara bertanya dengan penasaran. Melihat yohan yang begitu santai menanggapi masalah papanya. Tiara yakin, jika suaminnya sudah mengetahui hal ini sejak awal.     

"Sayang, banyak dari orang-orang di dekat kita itu kadang terlihat baik. Padahal sebenarnya mereka di belakang kita sedang merencanakan hal jahat untuk kita. Inilah yang sedang terjadi dengan papamu saat ini. Penyebar foto-foto itu adalah teman-temannya sendiri. Kau tidak perlu khawatir. Papamu pasti bisa mengatasinya dengannmudah." Kata yohan yang meletakkan kepala Istrinya di pangkuannya dan membelai lembut rambut tiara.     

"Kau benar. Terkadang tidak semua orang yang terlihat tersenyum kepada kita itu benar-benar menyukai kita. Ada yang melakukannya karena terpaksa, hanya untuk terlihat dekat dan baik saja. Sayang, bisakah kau membantu papaku?" Kata Tiara yang tetap saja tidak tega melihat papa dan keluarganya dalam masalah. Meskipun mereka telah memperlakukannya dengan buruk dan tidak adil.     

"Kita lihat saja nanti. Sepertinya papamu tidsk memerlukan bantuanku sekarang." Kata yohan kepada istrinya. Tetapi di dalam hatinya berkata berbeda. Tentu saja tanpa di minta pun yohan sudsh pasti akan masuk untuk menyelesaikan masalah ini, karena orang-orang itu tidak hanya menginginkan direktur Jerry jiang saja. Tetapi juga tiara.     

"Baiklah, aku percaya itu. Sekarang kau mandi saja dahulu. Aku akan meminta bibi alaen menyiapkan makanan malam untuk kita." Kata tiara yang segera bangun dari pankuan suaminnya.      

"Kenapa harus mandi? Tidak mandi juga tetap tampan aku ini." Kata yohan dengan penuh percaya diri, meskipun hanya bercanda saja dan sekedar untuk menggoda tiara.     

"Tampan, ya memang tetap paling tampan. Tetapi baunya itu yang membuat ketampanamu yang level 100 langsung turung ke level 25." Kata tiara sambil menutup hidungnya, ketika yohan dengan sengaja mengangkat tinggi-tinggi tangannya keatas.     

"Haits... Mana ada bau seperti itu, wangi begini. Kerjaku hanya duduk saja sambil membolak-balikkan dokumen seharian, bukan lari estafet 20 kali keliling lapangan bola." Kata yohan yang segera beranjak berjalan ke kamar mandi. Yohan tahu, wanita hamil biasanya memang sangat sensitif dengan bau yang sedikit menyengat saja. Terkadang parfum yang wangi saja masih membuat mereka tidak nyaman dan mual, apalagi dirinya yang seharian berkeringat karena aktivitas diluar sana. Bahkan tanpa di minta juga, yohan akan tetap mandi karena tubuhnya sudah lengket dengan keringat.     

"He... He... " Tiara cuma tersenyum melihat suaminya berjalan ke kamar mandi. Meskipun bibirnya protes, tetapi kenyataannya yohan juga tetap melakukan apa yang di inginkan oleh Istrinya yang mulai cerewet ini. Lagi pula mandi adalah kebutuhan kita untuk menjaga kebersihan fisik, supaya tetap bersih dan segar. bukan karena bau atau tidak.     

Tiara turun untuk menyiapkan makan malam untuk suaminnya bersama dengan bibi alaen, sambil menunggu yohan selesai mandi. Baru saja tiara membuka pintu, ternyata bibi alaen sudah berdiri di depan pintu dan siap memanggil tuan dan nyonya mudanya untuk makan malam karena semuanya sudah bibi alaen siapkan di meja makan.     

Tiara hanya mengatakan kepada bibi alaen, bahwa mereka akan segera turun nanti. Tiara masuk kembali ke dalam kamar. Sebab tidak ada lagi yang perlu dibantu di dapur. Tiara merapikan jas dan tas kerja suaminnya.     

 Disaat Yohan mandi, ada telepon dari asisten steve dan tiara yang menerimanya.     

"Hallo, presdir. Penerbangan anda ke kota J akan dilakukan pukul 7 pagi." Kata asisten steve.     

"Hallo, asisten steve. Ini Tiara, aku akan menyampaikan pesanmu kepada suamiku nanti." Kata tiara menjawab asisten steve segera.     

"Matilah aku! Aku tadi mengira yang mengangkat teleponnya Presdir sendiri, dan langsung berbicara seperti biasanya. Semoga tidak menjadi masalah nanti." Kata asisten Steve dalam hati.     

"Iya.. iya, ibu tiara. Terimakasih." Kata asisten steve sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.