CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

614. Restoran



614. Restoran

0Pagi hari di kota J.     

Yohan yang baru saja bangun, segera mengambil handphone yang tergeletak di sampingnya. Ia baru ingat, jika tadi malam sedang mengobrol mesra dengan tiara. Setelah itu yohan tidak ingin lagi apa yang terjadi, sebab laki-laki tampan ini sudah tertidur pulas.      

[Mengapa kau tidak bilang, jika kau lelah dan mengantuk? Seharusnya kau tidur saja. Tetapi kau malah melayani aku untuk berbicara di telepon. Selamat tidur, sayang. Semoga mimpi indah. Emmmuaacchh....]     

Pesan singkat yang dikirimkan tiara pada malam hari, saat yohan tiba-tiba tertidur disela-sela percakapan mereka berdua.     

[Maaf, sayang. Aku ketiduran tadi malam. Aku merindukanmu. Emmmuaacchh.. ]     

Balas yohan kepada pesan singkat tiara. Sebenarnya tadi malam, Yohan seharus sudah pulang. Tetapi ketinggalan Penerbangan-penerbangan karena ketiduran. Yohan memutuskan untuk memesan tiket penerbangan lagi untuk nanti sore. Lebih baik sekarang yohan segera mandi dan setelah itu pergi untuk makan di restoran terdekat.     

Sesampainya di restoran dekat apartemen Yohan. Laki-laki tampan ini segera memesan makanan kepada pelayan sambil sibuk menelepon rekan bisnisnya.     

"Hmm... Rejeki memang tidak kemana. Pangeran tampanku ternyata berada di kota ini juga." Kata tara yang kebetulan juga mencari makan di restoran yang sama.     

Tara memanggil seorang pelayan dan membisikkan sesuatu kepada pelayan itu. Kemudian menyelipkan beberapa lembar uang di tangan pelayan itu sebagai imbalan.     

Tara berjalan menuju meja makan Yohan.     

"Hai, pangeran tampanku. Lama sudah kita tidak bertemu." Kata tara menyapa yohan dari kejauhan. Ketika merasa mereka berdua begitu dekat, tara berpura-pura tersandung dan akhirnya jatuh kepangkuan Yohan. Disaat itulah pelayan tadi mengambil foto tara dan yohan yang saling berpelukan. Tara yang duduk di pangkuan Yohan dan memandang suami saudarinya ini dengan mesra.     

"Oh, maaf Presdir Kim. Aku terlalu ceroboh dan terjatuh." Kata tara yang segera bangun dari pangkuan Yohan dan duduk di kursi sebelah laki-laki tampan ini.     

 Yohan sama sekali tidak menghiraukan ucapan ataupun kehadiran Tara. Yohan tetap melanjutkan makannya kembali kemudian minum dan memanggil pelayan setelah selesai makan untuk meminta tagihan pembayaran dari makanan dan minuman miliknya.     

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di kota ini. Oh, ya dimana saudariku tersayang itu? Jangan-jangan kau sudah meninggalkannya karena bosan." Kata tara menyindir yohan yang terlihat sendirian ditempat itu, tanpa di temani oleh tiara maupun asisten Steve.     

Yohan tetap tidak menghiraukan Tara meskipun wanita cantik ini sudah berbicara begitu banyak dengannya seperti seorang barang yang mempromosikan barang dagangannya kehidupan seorang calon pembeli.     

"Sial! Wanita ini tetap saja cerewet seperti dulu. Sebaiknya aku Segera pergi dari tempat ini." Kata uaohan dalam hati. Yohan segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan tara begitu saja.      

 Tara yang merasa diabaikan oleh Yohan itu menjadi jengkel dan marah. Tara segera menyusul langkah kaki yohan meskipun dengan mengomel dan bergumam dalam hati memakai laki-laki tampan yang selalu bersikap dingin di hadapannya itu.     

"Sial! Yohan tetap saja seperti gunung es yang tidak bisa aku cairkan. Apa juga kelebihan tiara dibandingkan aku? Wajah kami mirip, tetapi tetap saja aku lebih cantik dan seksi di bandingkan saudariku itu." Kata tara dalam hatinya.     

Cara berjalan lebih cepat lagi dan meraih tangan Yohan untuk menggandengnya dan mengikutinya kemanapun Yohan pergi.     

Yohan segera melepaskan tangan Tara yang menggenggam erat tangannya. Meskipun tentara berwajah mirip istrinya bukan berarti Yohan juga bisa menyukai atau mencintai saudara istrinya itu titik apalagi menganggap saudari istrinya juga sebagai istrinya atau kekasihnya. Hal itu jelas tidak mungkin. Jika memang sejak awal yuhan ingin bersama Tara mungkin Yohan akan memilih untuk menikahi tara di bandingkan istrinya. Wanita yang gila harta seperti tara akan lebih mudah di dapatkan dengan status dan kekayaan yohan saat itu di bandingkan mendapatkan Tiara yang cuek dan membencinya.     

"Lepaskan tanganmu! Dan menjauh dariku." Kata Yohan yang melepaskan dengan paksa pegangan tangan tara yang erat dari lengannya. Yohan kemudian Segera masuk kedalam mobil dan pergi dari tempat itu.     

"Sial! Yohan tetap saja mengacuhkan aku, Meskipun aku sudah mencoba berbagai cara untuk meraihnya. Cih! Lihat saja, jangan panggil namaku Tara. Jika suatu saat aku tidak bisa membuatmu menjadi milikku, laki-laki batu." Kata tara yang mengumpat dan kembali masuk ke dalam restoran untuk mengambilkan handphone miliknya dari pelayan tadi.     

 Baru saja selesai Tara mengambil handphone miliknya. Sonya sudah menelepon dan mengatakan untuk di jemput di bandara kota J nanti.     

Tara sebenarnya malas untuk pergi ke bandara. Tetapi mamanya ke kota ini juga untuk membantunya berbicara dengan Han, supaya tara bisa kembali lagi bekerja di perusahaan milik han dengan jabatan yang tinggi. Malas sekali, jika tara harus kembali bekerja sebagai tukang bersih-bersih seperti dulu.     

"Mama ini, mengapa tidak minta sopir saja untuk menjemputnya. Tidak mungkin juga mama tidak tahu jalan pulang ke villa Keluarga Jiang." Kata tara mengomel jengkel. Padahal mamanya sudah biasa berpergian dan selama itu juga tara tidak pernah mengantar atau menjemputnya dari bandara seperti permintaan mamanya hari ini.     

"Han, bersiaplah untuk menghadapi mama cantikku. Aku ingin tahu, apakah kau berani untuk menolak permintaannya?" Kata tara sambil tersenyum. Tara hanya membayangkan wajah Han Rui nanti, jika bertemu dengan Sonya. Laki-laki itu pasti hanya terdiam, seperti yang ia lakukan saat bertemu dengan Jerry jiang di perusahaan jiang grup waktu itu.     

**     

di saat yang sama Yohan yang berada di dalam mobil dan perjalanan pulang menuju apartemennya berhenti sejenak di sebuah pusat perbelanjaan dan oleh-oleh untuk menelepon istrinya.      

"Hallo, sayang. Apakah kau sudah makan?" Tanya yohan kepada tiara.     

"Sudah, aku baru saja selesai makan. Masakan bibi alaen sangat lezat. Sungguh aku tidak bisa berhenti makan sebelum puas menikmatinya." Kata Tiara sambil bejlan menuju taman depan villa. Seperti biasanya, setiap pagi Tiara baik di villa maupun di kediaman keluarga Kim selalu berjalan-jalan di taman setelah selesai sarapan.     

"Haits... Kau harus mengatur pola makanmu. Terlalu banyak juga tidak bagus. Nanti tubuhmu bisa seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit." Kata yohan menggoda tiara yang memang sekarang sedikit gemuk, tetapi sebenarnya yohan juga tidak masalah dengan hal itu. Mungkin porsi dan kebiasaan makan wanita yang sedang hamil berbeda-beda dengan wanita-wanita normal lainnya.     

"Kenapa? Kau tidak sayang lagi denganku, jika aku gemuk?" Tanya tiara sedikit kecewa.     

"Bukan, kau salah paham sayang. Jika kau terlalu gemuk, nanti kau akan sulit bergerak. Tetapi jika kau nyaman, tidak ada masalah." Kata yohan menjawab dan menjelaskan maksudnya. Daripada tiara salah paham dan sedih.     

"Oh, ya. Aku sedang berada di sebuah tempat pusat oleh-oleh di kota J. Apakah kau menginginkan sesuatu? Aku bisa membelikan untukmu sebelum kembali ke kota S nanti." Kata yohan menawarkan kepada tiara.     

"Tidak ada. Kau cepat pulang saja, hal itu sudah menjadi oleh-oleh terbaik untukku." Kata Tiara.     

" Baiklah, aku akan membeli beberapa barang untukmu." Kata yohan yang turun dari mobilnya untuk membeli beberapa barang, Setelah selesai berbicara dengan tiara lewat telepon.     

Selesai membeli oleh-oleh, yohan segera kembali ke mobil dan pulang ke apartemennya untuk bersiap-siap kembali ke kota S.     

------     

Waktu berjalan begitu cepat. Beberapa jam kemudian tara sudah berada di bandara kota J untuk menjemput mamanya. Siapa sangka, tara Bertemu kembali dengan Yohan yang hendak melakukan penerbangan ke kota S.      

Tetapi sayangnya, tara tidak memiliki banyak waktu untuk bermain dengan Yohan.      

"Sayang, kau bisa bebas dariku kali ini. Tetapi saat aku sudah berhasil dan kembali ke kota S nanti, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah." Kata tara dalam hati, sambil melihat yohan dari kejauhan. Sonya sudah tiba, dan menghampiri Tara. Kemudian ibu dan putrinya itu pergi dari bandara itu untuk pulang ke villa Keluarga Jiang, sedangkan yohan bersiap masuk ke dalam pesawatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.