CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

581. Keluarga tang mulai beraksi



581. Keluarga tang mulai beraksi

0Nyonya kim kembali lagi ke  kamar tiara dan. Yohan, untuk memastikan yohan mau memakan makanannya dan meminum obatnya. Nyonya kim tidak ingin yohan merepotkan istrinya, meskipun Nyonya kim tahu yohan tidak akan melakukan hal itu. Jika tidak, yohan tidak mungkin pulang ke villa dan menyembunyikan kalau dia sedang sakit.     

"Sayang... Mama akan tidur di kamar sebelah. Jika kau memerlukan bantuan mama, kau bisa datang kapan saja." Kata nyonya kim yang melihat Tiara sedang menyuapi suaminnya uang sedang manja seperti anak kecil itu.     

"Iya, mama. Terimakasih sudah menemani tiara kesini malam ini." Kata Tiara sambil tersenyum manis.     

Nyonya kim hanya membalas dengan senyuman saja. "Yohan, jangan merepotkan menantu dan calon cucu mama. Awas saja, kalau kamu merepotkan mereka. Mama yang akan merawatmu sendiri, kalau perlu membawamu ke rumah sakit." Kata nyonya kim mengancam putranya.     

"Haits... Ancaman klasik!" Kata yohan bergumam pelan. Kata-kata yang terlalu sering di dengar oleh yohan setiap kali sakit sejak kecil.     

"Puh... Terserah kau saja. Mama mau tidur!" Kata nyonya kim yang memilih untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat. Berdebat dengan yohan hanya akan membuatnya semakin jengkel dan emosi. Yang ada tekanan darahnya akan naik.     

Melihat ekspresi wajah suaminnya, tiara hanya bisa tertawa kecil. Yohan sungguh lucu dan imut. Tiara yang tadi gugup dan panik mendengar dan melihat suaminya sakit. Sekarang Justru tertawa geli, melihat tingkah laku yohan yag dangat konyol saat sakit.     

"Sayang, minum obatnya dan tidurlah. Aku akan berada di sampingmu." Kata tiara memberikan obat dan segelas air putih kepada suaminya.      

Setelah Selesai minum obat. Yohan lebih memilih duduk sejenak sebelum tidur, sebab ia baru daja selesai makan. Perutnya akan terasa tidak nyaman, jika Setelah makan langsung berangkat tidur.     

"Mengapa tidak tidur?" Tanya tiara sambil mengganti kain kompres di kening suaminnya, Setelah tadi sempat di lepas saat makan.      

"Aku ingin duduk sebentar, nanti baru tidur. Kau tidurlah terlebih dahulu." Jawab yohan.     

"Jika aku tidur, siapa yang akan merawatmu nanti. Harus ada orang yang mengganti kompres di kepalamu." Kata tiara yang menolak permintaan suaminnya untuk beristirahat dan memejamkan matanya untuk tidur, meskipun kenyataannya kedua wanita cantik ini sudah mengantuk sekali.     

"Tolong kamu buka laci meja. Ambilkan plester demam saja. Kau tidak perlu begadang menjagaku. Kamu tidak boleh kecapekan dan harus cukup istirahat." Kata yohan meminta tiara mengambil plester demam di laci meja dekat tiara.     

Tiara membuka laci meja dan mengambilkan barang yang di sebutkan Yohan. Kemudian membuka dan menempelkannya di kening yohan.      

Setelah itu yohan meminta tiara untuk berbaring dan membelai lembut rambut Istrinya, sampai Istrinya Kesayangannya itu tertidur lelap. Ya, mungkin awalnya memang yohan yang ingin di manjakan oleh istrinya. Tetapi pada akhirnya justru yohan yang  memanjakan Istrinya hingga tertidur lelap.      

Setelah Tiara tertidur lelap, yohan mengecup kening istrinya dan bangun dari tempat tidur. Kemudian berpindah tempat ke sofa untuk tidur. Yohan tidak ingin panas tubuhnya yang berlebih membuat tidur tiara tidak nyaman, jika mereka tidur di tempat tidur yang sama.      

Baru saja yohan berbaring di sofa, sudah ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.     

"Nyonya muda, di bawah ada asisten steve. Apakah Nyonya jadi membawa tuan muda ke rumah sakit?" Teriak bibi alaen dari luar kamar.     

Yohan bangun dan berjalan kerah pintu dan membukanya.      

"Tu... Tuan muda!" Kata bibi alaen terkejut. Orang yang seharusnya akan di bawa ke rumah sakit sekarang malah berdiri di depannya.      

"Tidak perlu bibi, aku baik-baik saja. Katakan pada Steve untuk beristirahat di  kamar tamu saja. Tidak perlu pulang, sudah larut malam." Kata yohan kepada bibi alaen yang terlihat masih bengong.     

"Syukurlah. Saya sudah sangat panik tadi. Sebab tuan muda tidak mau minum obat maupun makan sama sekali." Kata bibi alaen yang akhirnya bisa bernafas lega. Melihat keadaan tuan mudanya membaik.     

"Bibi, lain kali jangan memberitahu Istriku mendadak seperti itu. Aku tidak bisa melihatnya panik, apalagi sampai menangis." Kata Yohan memberikan pesan , sekaligus memperingatkan pelayannya. Meskipun yohan tahu, maksud dari pelayannya itu baik. Tetapi perasaan dan kesehatan tiara jauh lebih penting bagi yohan.     

" Baik tuan muda, saya akan mengingatnya." Jawab bibi alaen yang kemudian kembali keruang tamu untuk menemui asisten Steve dan menyampaikan pesan dari tuan mudanya. Selain itu bibi alaen juga tidak ingin mengganggu waktu istirahat tuan dan nyonya mudanya.     

Yohan kembali masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya lagi diatas sofa untuk tidur.     

-------------     

KEDIAMAN KELUARGA KIM     

Ketika semua anggota keluarga berada di villa untuk merawat yohan. Tuan kim yang berada di kamarnya dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba mendapatkan telepon dari Tuan Tang (papa Sekertaris Tang).     

"Ada apa tuan tang malam-malam begini meneleponku?" Kata tuan kim dalam hati. Meskipun begitu, tuan kim. Masih mau menjawab telepon dari tian Tang.     

"Hallo, Tuan Tang. Ada apa malam-malam menelepon. Apakah ada sesuatu yang penting?" Tanya tuan kim bertanya dengan ramah seperti biasanya.     

"Oh, tuan Kim. Kita berdua ini sudah lama menjadi rekan bisnis dan kenal cukup lama. Aku sangat kecewa sedih, ketika melihat putiku pulang dalam keadaan menangis. Dia bilang kepadaku, telah diperlakukan Secara tidak adil oleh putramu dan di pecat secara sepihak, hanya karena kesalahan kecil saja. Bisakah tuan berbicara tentang hal ini kepada Yohan?" Kata tuan tang yang sedang berusaha membujuk tuan kim dengan kata-kata manisnya dan atas nama persahabatan mereka.     

"Yohan memecat Tania tanpa alasan?" Pikiran tuan Kim. Tetapi hal itu sepertinya sangat tidak masuk akal dan sedikit janggal bagi tuan Kim. Mengingat Yohan selalu mempertimbangkan segala sesuatu dengan baik sebelum mengambil sebuah keputusan besar seperti itu. Apalagi tania ini Sekertaris yang cukup mumpuni dan berprestasi di perusahaan yohan. Rasanya tidak mungkin akan di pecat oleh yohan hanya karena hal sepele. Pasti ada alasan lain, sehingga yohan sampai memecat Tania.     

"Baiklah, aku akan mencoba berbicara dengan yohan soal ini. Tetapi aku tidak bisa menjanjikan apapun kepadamu. Perusahaan yohan sepenuhnya di kelola oleh yohan, Termasuk segala kebijakannya. Aku tidak bisa ikut campur soal hal ini." Jawab tuan kim kepada tuan tang, Tampa mengurangi rasa persahabatan mereka. Meskipun sedikit tidak enak hati kepada sahabatnya itu. Tetapi uang dikatakan oleh tuan kim adalah hal yang sebenarnya.     

"Oh, aku tahu soal hal itu. Terimakasih sudah mau membatuku. Jika ada kabar baiknya, hubungilah sahabatmu ini." Kata tuan tang mengakhiri panggilan teleponnya.     

"Puh... Dasar nona muda kayak yang manja, madalah sepele seperti ini saja harus merepotkan kami para orang tua." Kata tuan kim sambil memencet tombol panggil ke nomor istrinya. Ia ingin menanyakan keadaan yohan saat ini.     

"Hallo, sayang. Bagaimana keadaan yohan disana?" Tanya tuan Kim.     

"Yohan hanya sedikit demam, tetapi sekarang keadaannya sudah membaik. Mungkin hal ini yang membuatnya memilih tidak pulang dan tidak mau membuat Istrinya khawatir. Sialnya, aku bertanya kepada asisten steve juga mulutnya terkunci rapat dan memilih untuk diam, meskipun aku sudah memarahinya." Kata nyonya kim yang menceritakan kekesalan hatinya kepada suaminya.     

"Syukurlah, jika yohan baik-baik saja. Jangan paksa asisten steve untuk sementara waktu. Jika ia memilih untuk diam, hal ini pasti sangat penting dan yohan sudah memberikan perintah kepadanya u menjaga rahasia itu. Sudahlah, tidak semua urusan yohan kita bisa mengetahuinya, papa yakin yohan pasti bisa mengatasi segala masalahnya dengan baik." Kata tuan kim menjelaskan kepada istrinya, supaya tidak terlalu ikut campur terlalu dalam dalam kehidupan pribadi putranya. Kecuali memang Yohan meminta bantuan mereka. Bukannya sebagai orang tua tidak perduli. tetapi justru mereka sangat perduli, cuma tidak ingin ada pertengkaran saja di dalam keluarga Kim. Sebab putranya sudah menikah, pasti ada masalah-masalah tertentu yang ingin mereka selesaikan sendiri tanpa campur tangan orang tua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.