CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

776. Kamar mandi dan jamur



776. Kamar mandi dan jamur

0Tara terus memohon kepada Papanya agar tidak di kirim lagi ke kota J. Tetapi ini sudsh merupakan keputusan akhir dari direktur Jerry jiang. Sonya yang biasanya selalu memasang dada untuk membela Tara, Sekarang hanya terdiam pasrah. Ia tidak mau lagi ikut campur dengan cara suaminnya untuk meluruskan putrinya kali ini. Justru Sonya akan mendukung apapun keputusan itu untuk saat ini karena semua itu adalah yang terbaik untuk Tara dan keluarga Jiang.     

Jerry Jiang sama sekali tidak menjawab permohonan Tara dan mengacuhkannya begitu saja. Hal yang yang sama juga dilakukan olehnya Sonya. Meskipun Tara memohon dengan bersimpuh di kakinya kali ini. Wanita ini hatinya tidak akan tergerak lagi untuk membela Tara dan membantunya memohon kepada suaminya untuk membatalkan keputusannya.     

"Mama, please! Tolong katakan kepada Papa. Aku tidak mau pergi ke villa itu lagi." Kata Tara yang terus memohon dan merengek kepada papa dan mamanya secara bergantian. Tetapi sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari papa dan mamanya. Keduanya memilih untuk diam saja dan mengabaikan Tara.     

Tara bangun dari duduknya dan menampar Han Rui dengan tangannya. Tetapi tangannya di tangkis oleh laki-laki tampan itu saat itu juga.     

"Nona Jiang, jangan keterlaluan. Kau yang bermain api. Sekarang kau harus merasakan panasnya terbakar atas perbuatan mu sendiri." Kata Han Rui yang kemudian menghempaskan tangan Tara begitu saja menjauh dari wajahnya.     

"Direktur Jiang. Saya permisi terlebih dahulu meninggalkan tempat ini. Masih ada hal yang harus saya kerjakan." Kata Han Rui yang berpamitan kepada direktur Jerry Jiang sebelum meninggalkan ruangan itu.     

"Sayang... Sebaiknya kau segera menyelesaikan masalahmu ini, atau?? He... He..." Bisik Han Rui di telinga Tara dengan nada setengah mengejeknya.     

Han Rui  segera pergi dari tempat itu. Ia tidak ingin berada di tengah-tengah keluarga yang sedang dalam situasi panas itu lebih lama lagi. Ia akan memberikan waktu kepada direktur Jerry Jiang untuk menyelesaikan masalah Keluarganya sendiri tanpa campur tangannya yang merupakan orang lain dalam keluarga itu. Bagi Han Rui semua salah paham itu sudah berakhir saja, sudah cukup. Selebihnya adalah urusan Tara sendiri dengan keluarganya dan bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah itu? Semuanya bukan urusan Han Rui lagi.     

Tara jatuh terduduk di atas sofa yang di duduki oleh mamanya. Setelah Han Rui pergi. Wajahnya terlihat bengong. Laki-laki bernama Han Rui itu bahkan jauh lebih licik dan pandai daripada dirinya. Rencana yang sudah ia susun dengan begitu sempurna, bisa di patahkan begitu saja hanya dalam hitungan jam.     

"Dasar Han brengs*k!!! Aaarrghh..." Teriak Tara dengan keras sambil menarik rambut panjangnya sendiri seperti orang yang sedang mengalami depresi berat dan setengah putus asa. Mengapa semua laki-laki yang berada di dekatnya selalu saja mempermainkan perasaannya dan tidak ada yang mencintai Tara dengan tulus. Sehancur apapun sifat Tara, ia tetap saja seorang wanita yang ingin di cintai dan disayangi oleh laki-laki dengan tulus.     

 Setelah asisten Mo selesai mengurus semua administrasi untuk Tara dan juga direktur Jerry Jiang. Mereka Semua segera meninggalkan rumah sakit itu dan kembali ke kediaman keluarga Jiang.     

--------------     

Kediaman keluarga Kim     

Jika Tara terbangun dari mimpi indahnya dan langsung disambut dengan mimpi buruk. Berbeda dengan Tiara yang membuka matanya di pagi hari ini dengan di sambut dengan melihat wajah tampan Kim Yohan terlihat masih tertidur lelap di sampingnya. Laki-laki benar-benar tidak melepaskan pelukannya sama sekali sepanjang mereka tidur hingga bangun.      

Tiara melihat kearah jam yang ada di atas meja.     

"Sudah pukul 9 pagi. Ya tuhan, matahari seharusnya sudah tersenyum dari 3-4 jam yang lalu. Tetapi kenyataannya cahaya matahari tidak terlihat begitu terang menyinari bumi hari ini. Suasana mendung setelah hujan tadi malam masih berlanjut sampai sekarang. Hujan gerimis masih terdengar berisik dari arah balkon kamarnya. Semilir angin dingin menembus ruangan itu, membuat Tiara semakin malas bangun dan ingin melanjutkan tidurnya kembali. Tetapi rasanya ini tidak terlalu baik, mengingat ia belum memberika asi kepada Baby Kim Tan yang mungkin saja sudah haus dari tadi.     

 Tiara segera bangun dari tempat tidurnya dan menyelimuti kembali suaminnya. Kemudian berjalan menuju tempat tidur bayi mereka yang letaknya tidak jauh dari tempat tidur Tiara dan Yohan. Terlihat baby Kim Tan masih tertidur lelap juga. Anehnya tidak ada satupun pelayan yang membangunkan mereka pagi ini. Padahal biasanya sebelum jam 7 pagi saja, Suster Jeans sudah datang ke kamar Tiara untuk membangunkan dan memandikan baby Kim Tan dan juga suaminnya sudah mandi. Setelah itu Yohan pasti sudsh sangat sibuk dengan telepon dan laptop miliknya untuk bekerja dari rumah. Untuk Tiara sendiri, jelas sudah diantarkan sarapan pagi setelah selesai mandi.     

Tiara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah itu akan mencari suster Jeans, supaya perawat itu memandikan baby Kim Tan Mengganti popok dan pakaiannya. Baru setelah itu Tiara bisa memberikan ASI.     

Saat Tiara berada di kamar mandi. Yohan terbangun dan tangannya mulai meraba-raba ke tempat Tiara tidur. Tetapi tidak menemukan Istrinya berbaring di sampingnya.     

Tuan muda genit ini mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Melihat ke sisi samping tempat tidurnya yang terlihat kosong. Sepertinya istri Cantiknya itu sudah lebih dahulu bangun daripada dirinya. Yohan segera membuka selimut yang ia pakaian dan turun dari tempat tidur.      

"Sayang... Kamu dimana?" Teriak Yohan dengan suara serak khas orang bangun tidur. Tetapi tidak ada jawaban dari Tiara sama sekali.      

Yohan berjalan ke kamar mandi dan membuka pintu kamar mandi itu Secara perlahan. Terdengar suara gemericik air yang jatuh dari shower yang sedang dipakai mandi oleh seseorang.     

"Hmm... Rupanya ia sedang mandi. Pantas saja tidak mendengar panggilan ku tadi." Kata Yohan bergumam pelan sambil terus berjalan masuk ke kamar mandi, kemudian berdiri tepat di belakang Tiara yang sedang menikmati setiap tetes air yang jatuh keatas wajahnya dan memberikan sensasi segar di seluruh tubuhnya.      

Wanita cantik ini sama sekali tidak menyadari akan kedatangan Yohan di tempat itu. Sehingga tetap melanjutkan mandinya dengan tenang.     

Yohan dengan tiba-tiba memeluk Tiara dari belakang dan mencium Tengkuk leher wanita cantik ini dengan lembut. Yohan sama sekali tidak perduli, jika pakaiannya akan basan nantinya.      

Tiara sangat terkejut dengan gerakan yang dilakukan oleh Yohan, dengan cepat ia membalikkan badannya dan kedua matanya mereka Saling memandang saat ini. Tiara yang terkejut, sekaligus gugup dan panik. Segera menutupi bagian sensitif tubuhnya dengan kedua tangannya. Tetapi tetap saja itu tidak akan bisa menutupi Semua.     

"K-kau... Mengapa kau ada disini? Keluar!" Kata Tiara dengan suara terbata-bata. Malu sudah pasti, ketika dalam keadaan seperti itu. Secara otomatis Semua bagian tubuhnya bisa terlihat dengan jelas oleh Yohan.      

"Aku?" Tanya Yohan sambil terus memepet tubuh Tiara hingga terpojok menyentuh dinding kamar mandi yang dingin.     

Mata Tiara membulat dan terlihat jelas bahwa saat ini ia sedang gugup dan bingung. Ingin sekali ia mendorong Yohan menjauh. Tetapi itu berarti ia harus melepaskan kedua tangannya yang sedang ia gunakan untuk menutupi bagian sensitif tubuhnya.     

"Tentu saja mau membantumu mandi." Kata Yohan sambil tersenyum dan mendekatkan wajahnya semakin dengan Tiara. Mungkin hanya beberapa centimeter saja, jaraknya diantara wajah mereka saat ini. Suasana bertambah romantis karena tetesan air shower yang menerpa wajah tampan sang presdir. Sepertinya mereka berdua sedang berada di bawah guyuran air hujan saja saat ini.     

"Pergi kau, aku tidak butuh bantuan mu. Aku bisa melakukannya sendiri." Tiara berusaha mendorong Yohan ang mulai genit itu menggunakan bahunya. Tetapi hal itu justru membuat tubuh mereka saling bersentuhan satu sama lain. Tanpa Tiara sadari ada sesuatu yang tadinya tidur, sekarang menjadi terbangun di bawah sana.     

Yohan hanya tersenyum Manis, sambil memandang Tiara. "Sayang... Kamu yang memulainya. Jadi jangan salahkan aku jika tidak bisa mengendalikan diri." Kata Yohan kepada Tiara.     

Tiara seketika melihat kearah bawah, benar saja. Ada sesuatu yang tidak bisa Tiara deskripsikan dengan otaknya yang sudah terlanjur syok dan sempat terpesona itu. Wanita cantik ini segera mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak mengerti maksud dari Yohan.     

"Ah, sial! Jamur kancingnya? Tunggu dia tidak mungkin akan melakukan hal itu kepadaku, bukan? Tidka! Aku harus mencari cara untuk melarikan diri sekarang." Kata Tiara dalam hatinya yang sudah mulai kebingungan. Mereka tidak bisa melakukan hal itu saat ini karena Tiara baru saja melahirkan. Lagipula mereka juga sudah sepakat sebelumnya tidak akan melakukan hal seperti itu.     

"Dasar mesum! Enyah kau dari hadapanku!." Teriak Tiara marah.      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.