CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

766. Rencana sang presdir (2)



766. Rencana sang presdir (2)

0Yohan tahu bahwa temannya itu pasti akan mempertanyakan seorang resiko yang akan diterima jika rencana akan gagal. Tetapi Yohanes sudah malam memiliki rencana cadangan sebelumnya untuk berjaga-jaga, jika sampai nanti polisi terlambat datang dan Jonathan kabur.     

"Aku tahu hal yang kalian khawatirkan. Tetapi jika semua rencana ini berjalan lancar aku rasa kemungkinan kecil gunakan untuk kabur adalah sangat mustahil. Bagaimana, jika kau bersamaku melihat pertunjukan menarik malam ini?" Kata Yohan yang menawarkan kepada dokter Glen untuk menemaninya di ruangan CCTV itu memantau pergerakan Jonatan hari ini. Sekaligus untuk melihat, apakah Jonatan akan memanfaatkan peluang untuk kabur itu dengan baik, atau lebih suka menderita sampai mati di ruangan bawah tanah itu sampai besok pagi lagi. Yohan hanya tersenyum karena apapun pilihan jonathan nanti, Semuanya akan tetap berakhir di kantor polisi.     

Dokter Glen melihat kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sepertinya tawaran Yohan ini cukup lumayan, dari pada dokter tampan itu harus pulang dan kemalaman di jalan. Alangkah baiknya, jika ia sesekali bisa tidur sambil melihat drama kehidupan nyata yang cukup menegangkan hasil rekayasa sahabatnya ini. Selama ini kehidupan dokter Glen tidak kalah menegangkan. Mulai dari kehidupan percintaan Sampai dengan pekerjaannya yang menuntut banyak konsentrasi yang membuat tegang otak dan tubuhnya ketika menghadapi para pasien yang terluka parah atau sedang berada di ruang operasi untuk menyelamatkan nyawa orang. Tetapi kali ini ia justru akan melihat sebuah drama seseorang yang akan masuk ke dalam lubang lumpur dengan sendirinya tanpa ia sadari.     

"Sepertinya bukan ide yang buruk." Kata dokter Glen yang menyetujui tawaran Yohan untuk tinggal di gudang itu bersama sahabatnya itu dan melihat setiap detik pergerakan jonathan melalui CCTV.     

Dokter glen merebah tubuhnya diatas kursi yang ada di ruangan itu. Sepertinya liburan hari ini harus dihabiskan di gudang bersama Yohan. Walaupun seharusnya ia bisa menikmati liburan hari ini di rumah mamanya dengan menikmati fasilitas yang mewah dan nyaman.     

Yohan memberikan komando kepada Doni tentang apa saja yang harus bodyguardnya itu lakukan bersama anak buahnya yang lain. Yohan meminta Doni untuk menyebarkan anak buahnya di berbagai tempat yang telah Yohan tunjuk dan ada beberapa dari mereka di minta dengan sengaja bersembunyi di tempat yang gelap, hingga Jonatan tidak bisa melihatnya dan tidak mencurigai bahwa semuanya hanya sebuah jebakan belaka yang telah di siapkan sebelumnya.     

Setelah mendengarkan penjelasan dari sang presdir, Doni segera melaksanakan perintah dari big bosnya itu dan Yohan di ruangan itu akan mengamati dan menunggu hasil dari kerja keras para bodyguardnya nanti.     

Beberapa jam telah berlalu begitu saja. Tidak terasa jam tangan di pergelangan tangan sang presdir sudah menunjukkan pergerakan arah jarum jam yang tadinya di angka 7 malam. sekarang sudah berpindah angka 11 malam. Di sinilah mulai terlihat gelagat mencurigakan dari seorang Jonathan. Laki-laki ini yang awalnya tengah berpura-pura tertidur pulas. Sekarang mulai membuka matanya lebar-lebar dan berjalan mengendap-endap tanpa menimbulkan suara berisik menuju ke arah pintu untuk melihat, apakah ada penjaga di luar pintu ruangan itu?     

Jonathan melihat ada seorang bodyguard yang tengah berdiri tepat di depan pintu tempat ia disekap seperti biasanya.     

"Bagus sekali, sepertinya mereka benar-benar tertipu dengan akting yang aku mainkan hari ini." Kata jonatan merasa puas karena mengira penjaganya di longgarkan karena para bodyguard presdir Kim tidak khawatir ia akan kabur karena sedang sekarat/terluka parah.     

Jonatan berjalan-jalan mondar-mandir di dalam ruangan itu sendiri, Sambil memikirkan cara untuk menyingkirkan satu bodyguard sialan yang menjaganya dengan ketat itu.     

"Sial! Bodyguard itu masih saja belum tidur. Apa yang harus aku lakukan?" Kata Jonatan dalam hati dengan sesekali mengintip dari lubang pintu, keadaan di luar ruangan.     

Tidak lama ada salah satu bodyguard yang dengan sengaja datang menghampiri bodyguard yang sedang berdiri di depan pintu ruangan Jonathan dengan membawa sebotol minuman keras.     

"Hei, bro. Bagaimana kalau kita minum sedikit? Aku rasa orang di dalam sana juga tidak akan mungkin kabur. Jangankan kabur, mengangkat kepalanya saja ia sudah tidak sanggup." Kata bodyguard yang membawa minuman itu kepada bodyguard yang masih berdiri tegap di depan pintu.     

"Kau benar. Mengapa tidak kita bersantai sedikit. Tetapi sebelumnya aku ingin memastikan terlebih dahulu Kalau dia masih tertidur." Kata bodyguard itu yang mulai meraih kunci pintu dan membukanya untuk melihat keadaan jonathan.     

Jonatan segera berlari ke pojokan ruangan, tempat ia tidur tadi. Seolah tidak mendengarkan percakapan dua bodyguard itu.     

Benar saja, ketika bodyguard itu membuka pintu. Ia masih melihat Jonatan tidur di posisinya semula, tanpa berpinda sedikitpun. Hanya posisinya saja yang berubah, yang tadinya tidur dengan miring menghadap dinding. Sekarang telah berubah menjadi posisi terlentang.     

Setelah memastikan Jonatan sudah tidur lelap. Bodyguard itu keluar dari ruangan itu dengan menutup pintunya kembali. Tetapi kali ini sama sekali tidak di kunci rapat seperti biasanya. Hanya di tutup saja, tanpa di gembok.     

Jonatan melirik kerah pintu dengan membuka salah satu matanya, dan melihat pintu itu sedikit terbuka. Bibirnya Seketika tersenyum menyeringai. Laki-laki ini mulai bangun dan mengintip kembali dari lubang pintu dan melihat dua bodyguard itu mulai minum.     

"Hei, mengapa kau tidak mengunci pintunya?" Tanya bodyguard satunya.     

"Bukankah tadi kau yang bilang, orang sekarat Sepertinya mana mungkin bisa kabur. Mengangkat jari kelingkingnya sendiri saja tidak bisa. Bagaimana bisa kabur?" Celoteh bodyguard yang di tugaskan oleh Doni untuk menjaga Jonatan dengan menganggap enteng kelicikan dan kepandaian Jonatan untuk kabur dari tempat itu.     

"Ha... Ha... Kau benar. Sudahlah, kita mulai minum saja." Kata bodyguard itu yang langsung menuangkan minuman di dalam gelas dan minum bersama-sama.     

"Bagus, minum saja terus sampai mabuk. Kalau perlu sampai kalian berdua tidak bisa bangun lagi." Kata Jonatan dalam hati. Laki-laki ini sama sekali tidak menyadari, bahwa dirinya sedang diawasi oleh Yohan melalui camera tersembunyi di ruangan itu.     

Kedua bodyguard itu minum terus menerus, Sampai isi minuman di dalam botol itu telah habis.      

"Hai, ini sudah habis. Kau payah sekali, hanya membawa sebotol saja minuman seenak ini." Kata bodyguard 1, yang sudah mulai mabuk dan berbicara sedikit ngawur dan tidak jelas.     

"Tenang saja. Aku akan mengambilnya lagi. Aku masih memiliki beberapa botol di dalam tasku." Kata bodyguard 2 yang mulai beranjak berdiri dan meninggalkan temannya yang mulai mabuk itu.     

Kesempatan ini di manfaatkan oleh Jonatan untuk kabur dari ruangan itu. Jonatan keluar dan memukul tengkuk bodyguard itu hingga jatuh tersungkur di lantai. Kemudian segera pergi dari tempat itu secara sembunyi-sembunyi.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.