CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

752. Luka-luka di sekujur tubuhnya



752. Luka-luka di sekujur tubuhnya

0Yohan menghajar dengan kedua tangannya sendiri sampai laki-laki itu tidak berdaya, layaknya seonggok sampah yang tergeletak di pinggir jalan. Dalam hal ini tidak hanya Jonatan yang terluka parah, bahkan kedua tangan sang presdir pun terluka dan mengucurkan darah segar di sela-sela jari dan juga wajahnya dan beberapa memar di bagian tubuhnya karena usaha dari perlawanan jonathan.     

Yohan memang sengaja tidak memperbolehkan para bodyguardnya untuk ikut campur diantara pertarungan dua orang laki-laki ini. Ini adalah urusan Yohan dan Jonatan yang harus Yohan sendiri yang turun tangan untuk melampiaskan perasaan jengkel, marah dan dendamnya.     

Yohan tidak perduli, jika ia terluka sekalipun dalam perkelahian itu. Lagipula ditempat itu ada para bodyguardnya. Jika terjadi sesuatu dengan sang presdir mereka, tentang para bodyguard itu dan asisten steve juga tidak akan tinggal diam saja.     

Asisten steve segera berlari menangkap tubuh sang presdir yang mulai sempoyongan dan akan jatuh, sedangkan lawan sang presdir yaitu direktur Lee alias jonathan sudah tersungkur tidak berdaya dan tak mampu bangkit dari lantai dingin di ruangan itu.     

"Presdir, anda terluka." Kata asisten steve yang membantu memapah Yohan berjalan untuk menuju ke sebuah kursi untuk duduk.      

Asisten steve meminta salah satu bodyguard mereka untuk mengambil kotak obat di mobil untuk membersihkan dan merawat luka sang presdir untuk sementara waktu. Barulah setelah itu asisten steve akan membawa sang presdir untuk ke rumah sakit milik dokter Glen untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.     

"Presdir minumlah terlebih dahulu." Kata asisten steve sambil membantu Yohan meminum air mineral dari dalam botol kemasan yang ada di tempat itu.     

Yohan meminum air itu, sedangkan asisten steve membersihkan luka-luka luar sang presdir menggunakan cairan antiseptik, supaya tidak infeksi.     

"Aw.. aw... Pelan sedikit, steve. Apa kau ingin membunuhku." Kata Yohan yang merasakan perih dan sakit ketika luka-luka memar dan lecet di beberapa bagian tubuhnya itu di bersihkan oleh asisten steve.     

Asisten steve terdiam sejenak untuk memberikan ruang kepada sang presdir bernafas. Kemudian melanjutkannya lagi hingga semua luka-luka itu di bersihkan dan diobati.     

"Haits... Presdir ini masih saja tajam sekali ucapann. Mana mungkin aku mau membunuhnya hanya dengan cairan antiseptik saja. Kalau mau juga mungkin racun dan Pistol yang di pegang oleh Doni itu akan lebih cepat untuk mengirim seseorang ke neraka.     

" Presdir, bercanda. Mana mungkin saya melakukan hal seperti itu." Kata asisten steve yang tidak menanggapi ucapan Yohan lebih lanjut.     

Asisten steve membersihkan luka itu lebih hati-hati lagi, daripada membuat sang presdir marah. Mungkin jika yang melakukan itu adalah Nyonya Tiara, laki-laki pemarah di depannya ini akan memilih diam dan tidak mengeluh.     

Setelah selesai merawat luka-luka sang presdir. Asisten steve dan juga sang presdir memutuskan untuk meninggalkan gudang itu untuk kembali ke Kediaman Keluarga Kim karena keadaan sang presdir saat ini kurang baik, ia butuh istirahat.     

"Presdir, bagaimana dengan direktur Lee?" Tanya Doni kepada sang presdir, sebelum bos besar dan bos kecilnya itu meninggalkan ruang bawah tanah yang pengap, gelap dan dingin itu.     

Doni hanya berfikir jika Jonatan akan di bawa ke rumah sakit, kantor polisi, di buang, atau di lenyapkan saja sekalian. Laki-laki seperti itu sungguh menyebalkan dan tidak berguna.     

"Urus dia. aku tidak ingin dia mati semudah itu. Aku masih belum puas bermain dengannya." Kata sang presdir sebelum meninggalkan tempat itu bersama asisten steve.      

Yohan berjalan tertatih dengan sedikit pincang dengan bantuan asisten steve, mereka menuju mobil yang terparkir di halaman gudang itu.     

"Presdir, tidak seharusnya anda turun tangan sendiri seperti ini. Lihatlah keadaan anda sekarang. Bagaimana jika Nyonya Tiara melihat anda yang seperti ini?" Kata asisten steve yang melihat luka di sekujur tubuh sang presdir, mulai dari pelipis yang sedikit robek, bibir yang berdarah, dan beberapa luka memar di bagian tubuh lainnya. Belum lagi pakaiannya yang penuh dengan bercak darah dan debu kotoran. Baik darah milik sang presdir sendiri, maupun milik direktur Lee saat mereka berkelahi tadi. Jika hanya pakaian saja, itu soal mudah. Mereka bisa saja membeli di toko pakaian, Sambil jalan pulang ke rumah. Tetapi luka di tubuh dan wajah sang presdir, bagaimana cara untuk menyembunyikannya? Hal itu sangat mustahil sekali.     

"Sudahlah, aku sendiri yang akan menjelaskan semuanya kepada istriku. Aku sungguh muak dan emosiku memuncak, ketika melihat wajah laki-laki pengecut dan brengsek Seperti Jonatan." Kata sang presdir sambil melangkah masuk ke dalam mobil. Masih untung Yohan tidak menghabisi Jonatan saat ini juga karena kehilangan kendali pada amarahnya.     

Asisten steve hanya menghela nafas. Mungkin sang presdir bisa menjelaskan kepada istrinya, lalu bagaimana dengan anggota keluarga yang lain? Pasti mereka akan mengintrogasi asisten tampan ini habis-habisan. Dengan bodyguard sebanyak itu, bukankah seharusnya anak mereka itu tidak sampai lecet kulit tubuhnya sedikitpun. Sekarang ini, bukan hanya lecet ringan. Tetapi sudah babak belur dan penuh memar.     

"Baiklah... Steve, kau pasti bisa menghadapi Nyonya besar dan kemarahannya nanti." Kata asisten steve yang menghibur dan menenangkan dirinya sendiri.      

"Presdir, kita ke rumah sakit terlebih dahulu atau langsung pulang ke kediaman Kim?" Tanya asisten steve sebelum melajukan mobil mereka meninggalkan lokasi gudang tua itu dengan beberapa bodyguard dengan mobil yang berbeda. Sedangkan beberapa bodyguard yang lain bertugas menjaga Jonatan agar tidak sampai kabur lagi.     

"Langsung pulang saja. Biar nanti Glen yang datang ke rumah, sekaligus memeriksakan keadaan istriku dan Kim Tan." Kata Yohan yang masih memikirkan keadaan anak dan istrinya. Padahal keadaan dirinya sendiri kurang baik dan butuh perawatan lebih daripada Tiara dan Kim Tan.     

"Baik, presdir." Kata asisten steve yang langsung melajukan mobil dengan mengambil jalur menuju Kediaman Kim. Roda mobil berputar dengan cepat. Sang presdir hanya menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil sambil memejamkan mata. Meskipun asisten steve sudah membersihkan luka-lukanya dan memberikannya obat pereda nyeri. Tetapi saja masih terasa sakit di kepala dan bagian tubuh lainnya. Mungkin sejenak tidur akan membuat sang presdir akan lebih baik.     

Asisten steve hanya melihat sesekali kerah spion mobil untuk melihat keadaan sang presdir. Steve merasa tenang, ketika melihat bosnya itu tertidur lelap dalam perjalanan pulang. Di tengah-tengah perjalanan, handphone asisten Tampan ini berdering. Ada telepon masuk dari perusahaan Lianxi Grup.     

"Sekertaris Tang. Ada apa dia meneleponku?" Kata asisten steve dalam hatinya, ketika melihat ke layar handphone dan membaca nama pemanggil.     

"Hallo, Sekertaris Tang. Ada keperluan apa kau menelenku?" Kata asisten steve berbicara dengan Tania di dalam telepon.     

"Hari ini aku baru mulai bekerja. Tetapi anda sebagai asisten malah tidak ada. Aku tidak tahu mau mengerjakan apa sekarang?" Tanya Tania kepada asisten steve. Padahal di kantor sang presdir juga ada tuan Kim, jika saja wanita cantik ini mau bertanya kepada papa sang presdir itu secara langsung. Tetapi kenyataannya, Tania tidak berani melakukannya. Ia hanya berani mendekati tuan Kim, jika didampingi oleh papanya. Tania sudah kehilangan muka, ketika ia ketahuan berbuat curang dan berusaha mencelakakan Tiara waktu di hotel.     

"Terserah kau saja, ingin melakukan apa hari ini. Aku masih di luar kantor dan sedang mengemudikan mobil. Jika memang kau sudah sangat tidak sabar untuk bekerja hari ini. Kau bisa mendatangi ruangan presdir Kim, tuan besar ada disana. Aku yakin ada banyak pekerjaan yang bisa kau lakukan untuk membantunya." Kata asisten steve kepada Tania.      

Asisten steve belum bisa memberikan pekerjaan besar lagi kepada Sekertaris Tang, sebelum mengujinya lagi dengan tangannya sendiri. Asisten steve tidak mau mengambil resiko, jika sampai ada data perusahaan yang sampai ia bocorkan atau selewengkan hanya untuk motif balas dendam.     

"Cih! Bilang saja kau tidak mau memberikan pekerjaan untukku. Pakai menggunakan tuan Kim sebagai alasan. Jangankan cuma di luar perusahaan posisi mu sekarang, bahkan di luar planet pun kau bisa menunjukkan pekerjaan yang cocok untuk aku kerjakan di perusahaan. Jangan pikir aku bodoh! Ingat, aku sudah pernah bekerja di perusahaan ini bertahun-tahun. Jangan pikir kau bisa mengelabui aku semudah itu." Kata Tania yang marah-marah karena menurutnya asisten steve hanya mencari-cari alasan saja untuk menolak memberikan pekerjaan besar kepadanya seperti dahulu. Tania juga tahu kalau semua data proyek Perusahaan, asisten steve sudah pasti mengetahuinya. Jadi, alasan yang diberikan asisten steve Kepada Tania harus jelas dan tidak hanya mengada-ada saja.     

*Akankah Tania bertahan di perusahaan seperti dahulu, atau justru keluar dengan sendirinya karena tidka tahan dengan sikap sang presdir dan asisten steve?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : the CEO's Sweet Wife     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.