CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

723. Bersembunyi di atas atap



723. Bersembunyi di atas atap

0Doni masih berkonsentrasi untuk mencari tahu kemungkinan adanya ruangan rahasia.      

"Diamlah sebentar. Aku sedang mencari sesuatu." Jawab Doni.     

Semua anak buah Doni melakukan hal hal sama dan terakhir di kamar mandi. Doni melihat keatas dan menaruh sedikit rasa curiga akan adanya pintu kecil di atap kamar mandi itu.     

"Kalian, datanglah kemari. Cepat periksa tempat itu." Kata Doni sambil menunjuk kearah pintu kecil di atap kamar mandi yang terlihat tertutup rapat.     

"Sial! Mereka sudah menemukan tempat ini. Aku harus segera pergi dari tempat ini." Kata Jonatan dalam hati yang merasa terancam keberadaannya dan takut akan tertangkap. Jika kali ini ia sampai tertangkap, maka habislah sudah riwayatnya di tangan suami tiara itu.     

Jonathan tahu bahwa Yohan tidak akan melepaskannya begitu saja. apalagi membiarkannya untuk kabur secara hidup hidup dari kota ini. Memang tidak seharusnya Jonathan mengambil resiko berurusan dengan orang seperti Yohan. jika sejak awal ia tahu, jika presdir perusahaan Lianxi grup itu adalah suami dari mantan tunangannya. Mungkin jonathan akan berpikir 1000 kali untuk melakukan balas dendam kepada Tiara karena telah mempermalukan nya. Tetapi apalah arti sebuah penyesalan ibarat nasi sudah menjadi bubur. sekarang Jonathan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Tiara.     

Jonathan mulai bergerak dengan cara merayap di atas plafon rumah itu. Ia berusaha untuk mencari jalan keluar lainnya. sebelum orang-orang Yohan itu menemukannya, tetapi ia harus melakukannya secara hati-hati dan jangan sampai mengeluarkan suara yang mencurigakan.  Jika sampai hal itu terjadi orang-orang Yohan bisa saja akan mengetahui bahwa ia sekarang bersembunyi di tempat itu.     

Dua orang anak buah Doni naikkan keatas plafon atap kamar mandi itu.      

"Bos, disini sangat gelap. Aku takut ada tikus di dalamnya." Teriak bodyguard itu yang memang pobia terhadap hewan pengerat yang suka bersembunyi di tempat gelap dan lembab itu.     

"Sial! Badannya saja besar dan kekar, dengan tikus saja takut. Lebih takut mana dia, tikus apa big bos (presdir Kim)." Kata Doni yang menggerutu pelan di tengah-tengah anak buahnya yang lain.      

"Kalian cari alat penerangan di kamar ini dan berikan kepadanya." Kata Doni yang meminta anak buahnya yang berada di kamar itu untuk mencari senter atau sejenisnya, untuk di berikan kepada bodyguard yang naik ke atas plafon.     

"Ini, bos."kata salah satu bodyguard yang telah menemukan senter kecil di dalam laci kamar jonathan.     

"Berikan kepadanya." Kata Doni yang meminta anak buahnya itu naik dan memberikan alat penerangan itu kepada temannya.     

"Sial! Kenapa harus aku yang naik ke atap ini. Bukankah masih banyak yang lain yang tidak Takut tikus." Kata bodyguard itu menggerutu sendiri, Sedangkan temannya yang satunya masih tertinggal di belakang.     

"Apa itu?" Bodyguard itu melihat sekelebat sesuatu bergerak di depannya. Tetapi ketika ia mengarahkan lampu penerangan kearah itu, tempat itu terlihat kosong.      

"Hii... Jangan-jangan itu tikus." Katanya sambil bergidik geli, ketika membayangkan hewan berbulu dan kotor itu mendekatinya.     

"Hei, cepat maju. Apa kau tidak tahu, tempat ini sangat gelap dan sempit." Kata temannya yang di belakang.     

"Kamu saja yang duluan, aku takut di depan sepertinya ada tikus." Kata bodyguard yang memiliki pobia pada tikus. Badan yang besar dan kekar bukan Berarti aman dan terbebas dari pobia atas hewan atau benda tertentu yang terkadang orang lain menganggap hal sepele dan tidka perlu di takuti.     

"Kamu ini dasar, badan saja yang besar. Cepat maju, aku ada di belakangmu." Kata temannya memaksa.     

Kedua bodyguard itu akhirnya melanjutkan mencari Jonatan di tempat itu, tetapi tempat itu cukup luas dan kemana Jonatan pergi hanya Jonatan yang tahu.     

Doni menelepon salah satu anak buahnya yang naik ke atas plafon rumah.     

Drettt... Dreett...     

"Sial! Siapa yang menelepon disaat sulit seperti ini? Kamu, tolong ambilkan handphone Di dalam saku celanaku." Kata bodyguard yang posisinya di depan (1).     

"Merepotkan sekali." Kata bodyguard ke 2.     

"Ah...gila! Apa yang kau pegang?! Brengsek kamu ini!" Kata bodyguard 1 yang marah karena temannya itu salah meraba bagian tubuhnya yang lain.     

"Sorry, sengaja ha... Ha..." Bodyguard 2 hanya tertawa Setelah mengerjai temannya yang penakut itu.     

"Sial! Di situasi seperti ini masih saja bercanda. Cepat lihat, siapa yang menelepon? Jika itu bos, matilah kita bercanda terus dari tadi." Kata bodyguard 1.     

"Benar-benar panjang umur bos kita ini. Baru di bicarakan sudah menelepon saja." Kata bodyguard 2.     

"Hallo, bos?" Kata bodyguard 2 yang mengangkat telepon.     

"Bagaimana? Apa kalian menemukan dia diatas?" Tanya Doni dengan serius dan marah. Sudah lama sekali mereka berada di atap dan tidak turun. Jonathan mulai bergerak perlahan karena menganggap keduanya mulai lengah dan tidak akan melihatnya.     

"Belum, bos. Disini sepi hanya ada tikus saja." Jawab bodyguard 2.     

"Sial! Mereka berdua tidak pergi juga. Sampai kapan aku akan berada di sini?" Kata jonatan yang juga ikut merasa jengkel.     

Disaat bodyguard 2 sedang mengobrol dengan Doni untuk laporan. Bodyguard 1 melihat ada sesuatu yang bergerak.     

"Tunggu! Itu dia."kata bodyguard satu yang segera bergerak maju mengejar jonathan sambil merangkak.      

"Hai, bodoh! Cepat kejar dia. Jangan sampai dia kabur." Kata bodyguard 1 yang melihat kebelakang temannya masih sibuk mengobrol dengan Doni.     

"Apa?! Maaf bos Sepertinya kami melihat sesuatu." Kata bodyguard 2 yang menutup teleponnya dan bergerak menyusul bodyguard 1.     

"Sial! Aku ketahuan." Kata jonatan yang sedikit lagi sudah mencapai pintu kecil di atas atas garasi mobilnya. Ia bisa turun dari pintu itu dan kabur dengan mobilnya nanti.     

Jonatan telah sampai di garasi mobil. Ia membuka pintu itu dengan cepat. Ternyata keberuntungan tengah ada di pihaknya. Tidak ada satupun dari anak buah sang presdir yang berada di tempat itu. Jonatan mulai turun dari atap dengan posisi kaki terlebih dahulu. Untung saja sebelum ia naik keatas atap tadi ia masih sempat mengambil kunci mobil di atas meja dan memasukkan ke dalam saku.     

Bruukkk...     

Suara kaki Jonatan menumbuk lantai.      

"Ah..."keluh Jonatan buang merasa kesakitan, ketika salah satu lututnya terlebih dahulu mendarat di lantai.      

"Sial! Ini sakit sekali." Kata Jonatan yang berdiri dan berjalan pincang menuju mobilnya, masuk ke dalam mobil. Pakaiannya lusuh dan kotor terkena debu di atas plafon. Jonatan sama sekali tidak perduli, yang jelas ia harus segera kabur saat ini juga.     

"Yohan, sialan! Suatu saat aku akan membuatmu menyusul istrimu ke neraka." Kata Jonatan mengumpat.     

*Akankah Jonatan tertangkap oleh para anak buah Yohan di bawah komando Doni kali ini?      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.