CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

721. Dia masih saja tidak menyerah



721. Dia masih saja tidak menyerah

0Ketika tiara sudah berkumpul kembali dengan keluarga kecilnya, meskipun masih ada sedikit masalah dalam kehidupannya. Setidaknya Tiara memiliki keluarga baru dan suami yang mencintainya. Tetapi hal ini justru berbeda dengan kehidupan Tara yang semakin hari semakin terpojok dan seakan di timpa kesialan yang bertubi-tubi tiada habisnya. Sepertinya ini adalah balasan bagi setiap perbuatan jahatnya kepada Tiara.     

"Sial! Mengapa Jonatan terus saja menelepon? Apakah uang yang aku berikan kemarin belum cukup hanya untuk makan?" Gerutu Tara di dalam kamarnya. Kali ini, jangankan untuk mengurusi dan menolong kekasihnya itu, sekaligus papa dari bayi dalam kandungannya. Untuk menolong dirinya sendiri saja Tara sudah merasa kebingungan.      

Jerry Jiang semakin menekan Tara untuk segera mendatangkan laki-laki yang merupakan papa dari bayi Tara itu dan meminta mereka untuk segera menikah. Tara semakin bingung, bagaimana caranya ia bisa menemukan laki-laki yang mau menikahinya, jika untuk keluar rumah saja tidak bisa dan gerak- gerik juga di awasi. Kalau sampai ia ketahuan masih berhubungan dengan Jonatan, Tara pasti akan bernasib lebih buruk lagi.     

"Hallo, ada apa lagi?" Tanya Tara kepada Jonatan yang tidak henti-hentinya menelepon, meskipun tidak diterima oleh Tara.     

"Sayang... Bagaimana dengan janjimu. Kapan kau mengirimkan semua data dan dokumen yang aku butuhkan untuk keluar negeri. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Orang-orang Yohan sudah beberapa kali hampir menangkapku." Kata Jonatan yang terdengar panik. Hal ini karena sudah beberapa hari terakhir ini Jonatan Merasa ada orang yang tengah mengawasi rumahnya. Sedang untuk keluar rumah saja, jonathan harus melakukan penyamaran atau menutup sebagian wajahnya agar tidak dikenali.     

"Tidak bisakah kau bersabar sedikit? Aku sudah meminta orang melakukannya, tidak lama lagi akan diantarkan kepadamu. Jadi berhentilah untuk merengek Seperti anak kecil! Jika papaku mengetahuinya, tidak hanya aku yang akan mengalami kesulitan. Tetapi juga kau!." Kata Tara memperingatkan Jonatan akan bisa menunggu lebih sedikit lama. Jika Jerry Jiang mengetahui rencana mereka, maka semuanya akan kacau.     

"Sial! Kau bilang aku harus menunggu?! Setiap detiknya hidupku sudah seperti telur di ujung tanduk. Ingat! Jika aku tertangkap, kau pun tidak akan aku lepaskan begitu saja. Semua ini terjadi karena kau!" Kata Jonatan yang berbalik mengancam kepada Tara. Jonatan tahu, jika Tara juga tidak akan mau untuk masuk penjara dan mendekam di sel yang gelap dan dingin itu.     

"Kau!" Kata Tara yang marah sambil menggigit bibirnya karena geram dengan perkataan jonatan. Meskipun Semua yang dikatakan oleh Jonatan benar, bahwa awal dari rencana itu adalah perintah Tara. Tetapi Tara tidak pernah meminta jonathan untuk membunuh tiara. Tara hanya meminta jonathan untuk membuat tiara pergi jauh dari Yohan.     

 Disaat Jonatan sedang menelepon tara. Ia seperti mendengar suara berisik dari lantai bawah rumahnya. Sepertinya ada orang yang masuk ke dalam rumahnya tampa izin.     

"Sial! Suara berisik apa itu? Jangan-jangan orang-orang Yohan sudah menemukan tempat ini." Kata jonatan yang bergumam pelan di telepon. Jonatan mengintip dari jendela kamarnya. Ada beberapa orang yang tengah berjalan mengendap-endap di halaman rumahnya.     

"Hallo, Jonatan. Ada apa? Orang-orang siapa?" Tanya Tara yang penasaran dan juga merasa khawatir kalau itu benar-benar orang-orang Yohan atau polisi yang siap menangkap Jonatan.      

"Aku tidak tahu. Aku harus cepat pergi dari tempat ini. Aku..." Kata-kata Jonatan belum sempat selesai. Tetapi handphone laki-laki ini sudah mati begitu saja     

Tut... Tut... Tut...     

Sambungan teleponnya jonathan dengan Tara terputus dan hal ini membuat Tara menjadi khawatir dan juga panik karena takut jonathan akan tertangkap. Jika itu terjadi, maka Tara juga ada dalam bahaya.     

"Hallo... Hallo, Jonatan. Hallo..." Kata Tara berulang kali memanggil Jonatan di dalam telepon. Bahkan melakukan panggilan ulang. Tetapi sama sekali tidak di terima oleh laki-laki itu karena handphone jonathan sudah tidak aktif.     

"Brengs*k! Beraninya dia memperlakukan akau seperti ini. Aku harus mencari cara untuk menemukan Jonatan. Tetapi bagaimana caraku melakukannya? Sial! Sial!..." Kata Tara yang marah di dalam kamarnya sendiri.     

Belum juga kemarahan Tara mereda. Handphone miliknya sudah berbunyi kembali.      

Tara segera menerima telepon itu tanpa melihat siapa yang sedang menelepon.     

"Halo, sayang. Akhirnya kamu menelepon lagi. Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Tara yang mengira Telepon itu berasal dari jonatan. Tetapi kenyataannya dari orang lain.     

"Hallo, nona Jiang. Kabar saya baik-baik saja. Barang yang anda pesan sudah selesai. Haruskah saya mengantarnya kerumah atau anda mengambilnya sendiri?" Kata orang suruhan Tara yang yang diminta untuk membuat dokumen dengan identitas baru untuk Jonatan, agar kekasihnya itu bisa kabur keluar negeri.     

Hal ini Tara lakukan bukan untuk Jonatan, melainkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari jerat hukum. Kalau tidak untuk mengamankan dirinya sendiri, untuk apa Tara harus repot-repot membantu Jonatan yang sudah tidak ada gunanya untuk dirinya itu. Sedangkan masalah bayi dalam kandungannya, itu bisa Tara urus sendiri dengan caranya.     

"Jangan, biar aku sendiri yang mengambilnya. Kita bertemu di sebuah restoran makanan Cina dekat Perusahaan." Kata Tara yang memilih untuk membuat janji bertemu di luar rumah karena kalau di antar ke kediaman Jiang akan berbahaya, jika ketahuan papanya.     

"Baiklah, kita Bertemu satu jam dari sekarang di restoran. Jangan lupa biaya yang sudah kita sepakati." Kata laki-laki itu kepada Tara.     

"Kau jangan khawatir. Sisa pembayaran, akan segera kau terima." Kata Tara yang lagi-lagi harus menguras isi kantongnya untuk Jonatan.     

"Senang berbisnis dengan anda nona cantik." Kata laki-laki itu sebelum mengakhiri Teleponnya.     

"Bagus, dengan dokumen itu. Aku harap jonathan bisa segera pergi jauh dari kota ini. Kalau perlu tidak perlu kembali untuk selamanya." Kata Tara dalam hatinya sambil tersenyum menyeringai puas dan berharap rencananya kali ini bisa berjalan lancar, sehingga ia tidak perlu pusing memikirkan sel penjara yang mengerikan itu.     

Dengan semangat, Tara segera menuju lemari pakaiannya untuk berganti pakaian dan bersiap-siap untuk keluar rumah menemui orang yang baru saja berbicara di telepon dengannya. Bagi Tara mendapatkan dokumen itu di tangannya kali ini sangat penting, jika dokumen sudah di tangan. Ia cukup memberikan kepada Jonatan dan mengatur keberangkatan kekasihnya itu.     

Ketika selesai berdandan dan siap untuk berangkat ke restoran yang di janjikan. Langkah Tara terpaksa harus terhenti, ketika mendengar suara parau memanggilnya dari arah belakang.     

"Tara, berhenti. mau pergi kemana kamu?" Tanya Jerry Jiang yang melihat Tara sudah berdandan rapi dan terlihat akan keluar rumah.     

*Alasan apakah yang akan di berikan oleh Tara untuk dapat lolos dari Papanya dan bisa keluar dari kediaman Jiang kali ini?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND :THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.