CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

714. Nama untuk Yohan Junior



714. Nama untuk Yohan Junior

0Tara masih tersungkur di bawah kaki papanya sambil menangis hingga terisak-isak. Seolah telah benar-benar menyesali perbuatannya. Tetapi sayangnya papanya sudah sangat mengenal perilaku putrinya ini dan tidak mudah untuk tertipu olehnya.     

"Sial! Papa sama sekali tidak percaya dengan kata-kata ku. Untuk menjebak Yohan aku harus memiliki bukti. Tetapi sialnya, aku sama sekali tidak memiliki bukti apa-apa untuk saat ini. Apa yang harus aku lakukan?" Kata Tara dalam hatinya yang semakin bingung dan sulit untuk berfikir.     

"Papa... Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu, siapa laki-laki yang meniduriku malam itu. Aku benar-benar sedih dan mabuk kokainberat, di saat papa memintaku untuk pindah ke kota J dan berkerja untuk Han. Aku mengira papa dan mama sudah tidak menyayangi aku lagi dan sengaja membuangku jauh seperti yang kalian lakukan kepada Tiara. Hatiku sangat sedih, hingga minum sendiri hingga larut malam di sebuah bar. Sepertinya aku terlalu mabuk, hingga aku di antar oleh seorang laki-laki ke sebuah hotel. Setelah itu aku tidak ingat lagi yang terjadi dan.... Dan....hik...hik... Hik..." Kata Tara menjelaskan sebuah kejadian yang sengaja ia karang sendiri sebagai sebuah sandiwara yang berisi kebohongan besar, hanya untuk mendapatkan simpati kedua orang tuanya. Khususnya simpati mamanya, karena Tara tahu lebih mudah untuk mengambil hati mamanya daripada Papanya.     

cerita Tara tentang soal Dia sedang mabuk di bar karena kecewa kepada orang tuanya memanglah benar. tetapi cerita selanjutnya semuanya berisi kebohongan, karena pada dasarnya ia tahu benar yang menjemputnya adalah Jonathan. Tara sendirilah yang menghubungi laki-laki itu, dan mengajaknya untuk bersenang-senang malam itu, sebelum akhirnya iya harus pergi ke kota J keesokan harinya.     

"Dan... Apa sayang?" Kata Sonya yang berjalan mendekati serta membantunya untuk berdiri karena tidak tega melihat kondisi putrinya yang menyedihkan Seperti itu.     

"Dan... Paginya aku sudah terbangun di samping laki-laki yang tidak aku kenal sama sekali. Papa... aku melakukan hal itu, karena pada saat itu laki-laki itu terlihat seperti Yohan di mataku. Hik... Hik... Hik... Maafkan aku." Kata Tara yang terus menerus menangis dan meminta maaf kepada papanya, agar papanya tidak mengusirnya dari kediaman Jiang.     

"Oh, jadi itu Bukankah anak Jonathan. tetapi aku tidak bisa percaya dengan kata-kata Tara begitu saja. Aku harus mengeceknya, di hotel itu pasti masih ada rekaman CCTV yang tertinggal saat Tara datang dengan laki-laki itu. Aku ingin tahu dengan jelas laki-laki itu benar-benar seperti yang diceritakan oleh Tara atau hanya bualan Tara saja untuk melindungi Jonathan." Kata Jerry Jiang dalam hati yang terus berfikir untuk mempertimbangkan penjelasan Tara itu. Menurut Jerry akan lebih baik, jika bayi itu memang benar bukan anak jonathan.     

"Baiklah, kali ini sementara papa percaya dengan apa yang kau katakan. Tetapi jangan kau pikir papa akan tinggal diam saja untuk masalah ini. Papa akan mencari tahu kebenaran dari laki-laki yang kau katakan itu, jika benar dia bukanlah Jonatan. Maka papa akan meminta laki-laki itu untuk menikahi mu." Kata Jerry Jiang yang masih berharap bahwa kali ini Tara mengatakan yang sebenarnya. Tara akan menerima akibatnya jika masih berbohong juga.     

"Apa?! Papa ingin mencari laki-laki itu. Matilah aku! Aku bisa habis, kalau sampai ketahuan berbohong kali ini. Kemana aku harus mencari laki-laki yang bisa aku ajak kerja sama. Sial! Sial! Sial!" Kata Tara dalam hati. Wanita cantik ini seolah semakin terjebak dalam permainannya sendiri. Satu kebohongannya menyeretnya kepada kebohongan yang lain. Kehamilan tara kali ini benar-benar membuat wanita cantik ini kalang kabut dan Seperti orang bodoh.     

Setelah berbicara begitu banyak dengan Tara. Jerry Jiang meninggalkan kamar putrinya itu dengan Sonya. Tara terlihat seperti orang bingung dan duduk di sofa kamarnya sendirian.      

"Aarrgg.... " Teriak Tara Seperti orang gila sambil mengobrak-abrik seisi kamar Seperti orang gila. Ia bahkan mengacak-acak dan menjambak rambutnya sendiri sambil menangis meratapi nasibnya. Penampilan Tara yang sekarang sudah sangat mengerikan, Seperti hantu wanita di film horor saja. Mata hitam karena maskara yang luntur karena air matanya, bahkan lipstik yang ia pakai sudah sampai ke pipi dan bagian wajahnya yang lain.     

----------------------     

Disaat yang sama ketika Tara harus meratapi semua kemalangan yang dialaminya. Keluarga Kim justru sedang berbahagia dengan kedatangan anggota baru di keluarga itu. Seorang cucu laki-laki yang telah lama di nantikan kehadirannya.     

Nyonya Kim dan tuan Kim seolah tidak bisa terlepas sedikitpun dari cucu mereka itu. Meskipun cucu mereka sedang berada di kamar Tiara dan Yohan.     

"Sayangku... Cucuku... Sini nenek gendong." Kata Nyonya Kim yang merasa gemas dengan putra Yohan dan Tiara.     

"Sini sama kakek saja. Kakek sama sekali belum menggendongmu sejak kemarin." Kata tuan Kim yang juga tidak kalah gemas dan ingin selalu di dekat cucunya.     

"Sama nenek." Kata Nyonya Kim yang tidak mau mengalah dengan suaminnya karena suaminnya itu setidaknya sudah bertemu dengan cucunya itu selama beberapa hari saat di rumah sakit. Tetapi Nyonya Kim baru hari ini bisa melihat cucunya dengan puas.     

"Tetapi aku juga belum menggendong cucuku." Kata tuan Kim yang merasa juga belum mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan cucunya.     

"Pokoknya aku yang akan menggendongnya." Kata Nyonya Kim yang mengambil dan mengendong cucunya itu dari tempat tidur bayi di kamar Yohan dan Tiara.     

"Papa dan mama, jangan berebut seperti itu. Kasihan Kim Tan, lihatlah dia menjadi menangis sekarang." Kata Yohan yang menyebutkan sebuah nama yang telah di pilih oleh Tiara untuk nama bayi mereka.     

"Siapa kau bilang tadi nama cucu mama?" Tanya nyonya Kim sekali lagi karena ingin meyakinkan kembali kebenaran pendengaran yang sudah mulai menua itu. Nyonya Kim mendengar Yohan menyebutkan sebuah nama baru untuk anggota keluarga baru mereka "Kim Tan, ya Kim Tan. Nama itu yang di dengar oleh nyonya Kim dan suaminya.     

"Kim Tan, mama... Apakah kalian tidak menyukai nama itu?" Kata Tiara menjawab pertanyaan nyonya Kim yang spontan itu dengan sedikit ragu karena takut, jika kedua orang tuan Yohan itu tidak menyukai nama yang ia pilih untuk putranya.     

Perasaan Tiara merasa cemas dan tidak tenang, ketika melihat kedua orng tuanya suaminnya itu hanya terdiam setelah mendengar mana bayinya. Tiara meremas kain sprei dengan kedua tangannya seperti terdakwa yang sedang diadili di pengadilan menunggu keputusan dari hakim untuk menerima hukuman.     

*Bagaimana tanggapan tuan Kim dan nyonya Kim tentang nama cucu mereka yang di pilih langsung oleh Tiara? Akankah mereka setuju atau memiliki pilihan mereka sendiri?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.