CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

789. Masih menjadi misteri



789. Masih menjadi misteri

0Diluar dugaan dari Doni dan para bodyguard lainnya. Mereka yang mengira, jika sang presdir akan marah besar. Justru kali ini sang presdir terlihat sangat tenang dan hanya diam saja. Hal ini membuat Doni menjadi Bingung. Apakah big bosnya itu tidak merasa penasaran kemana mereka pergi dan mengapa handphone Doni tidak bisa di hubungi?      

Yohan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamarnya begitu saja dan Lang sing merebahkan tubuhnya yang lelah diatas tempat tidur, sambil menunggu bodyguardnya memberikan laporan kepadanya. Bukannya sang presdir tidak bisa marah atau tidak perduli dengan hasil kerja keras para bodyguardnya. Tetapi Yohan sudah terlalu lelah malam ini dan ingin untuk istirahat.     

Baru beberapa kalimat saja yang keluar dari mulut Doni saat menyampaikan informasi yang mereka dapatkan soal dokter dan perawat yang merawat direktur Lee. Sang presdir sudah terlihat tertidur lelap di atas tempat tidurnya. Hal ini membuat Doni harus menunda laporan penting yang ingin ia sampaikan. Tidak mungkin mereka berani membangunkan presdir yang sedang tertidur lelap itu.     

Doni berjalan mendekati tempat tidur sang presdir, dan memakaikan selimut hangat untuk menutupi tubuh presdir. Kemudian berjalan keluar meninggalkan kamar sang presdir bersama dengan anak buahnya untuk berjaga di luar kamar sang presdir. Mungkin besok pagi ia akan kembali lagi untuk menemui sang presdir dan melaporkan semuanya dengan lengkap masalah direktur Lee yang tiba-tiba menghilangkan dari rumah sakit.     

----------------     

Kediaman keluarga Jiang     

Malam sudah semakin larut dan bisa dikatakan menjelang pagi. Tetapi kedua mata Tara tak kunjung bisa terpejam untuk menikmati istirahat malam hari ini. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya besok ketika papa dan mamanya membawanya ke kota J seperti yang mereka katakan di rumah sakit kemarin.      

Tara masih berharap semuanya hanya sebuah ilusi atau sekedar mimpi buruk yang merupakan bunga tidur belaka. Tetapi mendengar ekspresi wajah papanya ketika mengatakan hal itu. sudah jelas bahwa semuanya bukan gurauan belaka. Apalagi mamanya yang biasanya membela Tara, meskipun ia bersalah, kali ini memilih untuk bungkam dan diam saja.     

"Sial! Semuanya gara-gara Han Rui. Laki-laki sangat licik. Bisa-bisanya aku terperdaya olehnya tadi. Tara... Kamu sungguh bodoh. Bagaimana bisa kamu teledor, dan percaya jika Semua rencanamu telah berhasil dengan mudah. Kau lupa kalau Han bukan orang bodoh yang mudah di tipu." Kata Tara mengumpat dalam hatinya. Ia sangat menyesal karena tidak berhati-hati kemarin dan begitu tergesa-gesa melakukan semuanya, sehingga membuat Han Rui menemukan celah dan kelemahannya.     

Bagi Tara sekarang sudah sangat terlambat untuk menyesal. Ia mau tidak mau harus menerima konsekuensi dari perbuatannya. Kali ini ia tidak bisa lari dari hukuman yang akan di berikan oleh papanya. Tara tidak bisa menolak untuk ikut ke kota J untuk meminta maaf kepada Han Rui dan keluarganya secara langsung dan membatalkan perjanjian perjodohan antara dua keluarga itu.     

Setelah ini sudah tidak ada ikatan lagi antara Keluarga Han dengan keluarga Jiang. Tidak ada pula yang namanya hutang Budi yang harus dibayarkan dari dua keluarga itu. Inilah keputusan Jerry Jiang untuk menutupi rasa malunya kepada Han Rui.     

Waktu terus berputar, tidak terasa hari sudah menjelang pagi. Sang Surya pun sudah menebar senyum dan kehangatan sinarnya sedikit demi sedikit menerobos jendela kaca  kamar tidur Tara. Semalam sudah ia hanya membolak-balikkan badannya di atas tempat tidur, tanpa bisa memejamkan kedua matanya.     

Tok... Tok.... Tok....     

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sepertinya pelayan utusan papanya itu sudah datang untuk membangunkan tuan putri pemalas satu ini.     

"Nona muda, apakah nona muda sudah bangun? Saya diminta tuan besar untuk membangunkan nona muda dan membantu nona muda bersiap-siap untuk berangkat ke bandara." Teriak Xin er dari luar kamar Tara.     

"Ya! Masuk saja." Jawab Tara dengan jengkel. Jika saja ia memiliki pilihan untuk tidak berangkat hari ini. Mungkin pelayan kurang ajar yang ada di luar pintu itu akan ia urus terlebih dahulu. Tetapi sayangnya, Tara tidak ada waktu untuk mengurusi Xin er yang beberapa hari ini sudah kurang ajar kepadanya. Apalagi setelah pelayan itu mengetahui kalau Tara sedang di hukum oleh kedua orang tuanya. Pelayan itu seolah tidak menghormati Tara lagi sebagai nona muda di keluarga Jiang. Tidak jarang Tara mendengar sendiri dengan telinganya, Xin Er sedang mencaci makinya dirinya bersama dengan pelayan lainnya.     

Xin er masuk ke dalam kamar setelah mendapatkan izin dari nona mudanya. Pelayan itu tidak membuang-buang waktu lagi. Dengan cekatan ia menyiapkan air hangat untuk Tara Mandi dan juga pakaian ganti yang akan di gunakan oleh nona Mudanya itu nanti untuk berangkat ke kota J bersama dengan tuan dan nyonya besar Jiang.     

"Ku lihat kau begitu semangat bekerja. Pelayan sialan! Kau pasti senang, bukan? Melihatku keluar dari rumah ini?" Kata Tara menghina dan menyindir Xin er, ketika pelayan muda itu meletakkan pakaian ganti yang telah disiapkan oleh nyonya Sonya di atas tempat tidur.     

Seketika Xin er mendongak dan memandang kearah nona mudanya dan cuma tersenyum.     

"Mana mungkin saya berani nona muda. Saya sudah melayani nona muda bertahun-tahun. Tidak mungkin saya menginginkan nona muda pergi dari rumah ini." Kata Xin er yang masih begitu tenang dan tidak terpancing dengan ucapan Tara.     

 Yang dikatakan oleh  Xin er adalah kenyataan yang sebenarnya. Meskipun ia sangat tidak menyukai nona mudanya itu karena sifatnya yang sombong dan semena-mena. Tidak Xin er juga tidak menginginkan Keluarga Jiang hancur dan kehilangan satu persatu putri Keluarga mereka.      

Tara bangun dari tempat tidurnya dengan wajah kusut dan mata seperti panda karena tidak bisa tidur semalaman.     

"Pembohong! Dengarkan kata-kata ku. Cepat atau lambat, aku pasti akan kembali lagi ke rumah ini. Jika hal itu tiba, maka kau akan tahu akibatnya karena telah melawan ku." Kata Tara memberikan peringatan kepada Xin er, bahwa suatu saat ia pasti akan membalas semua penghinaan yang di berikan oleh para pelayan di rumahnya itu.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.