CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

785. Menggali informasi (2)



785. Menggali informasi (2)

0Doni berdiri dan berjalan mengitari perawat wanita itu lalu mengangkat dagu perawat itu dengan jari telunjuknya.     

"Mudah saja. Aku hanya perlu kau pergi memberikan bukti kepadaku, kalau laki-laki itu sudah benar-benar mati. Aku akan melepaskan mu dan tidak hanya itu, uang ini juga akan menjadi milikmu." Kata Doni yang mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku jasnya. Tentu saja jumlahnya tidak sedikit. Doni tahu, untuk mendapatkan informasi penting tentu tidak ada yang gratis.     

Melihat tumpukan uang di depan matanya, perawat itu menjadi sedikit silau dan berubah pikiran. Lumayan juga baginya, jika bisa melepaskan diri dari orang-orang jahat ini dan mendapatkan uang sebanyak itu.     

"Bukti apa yang kalian inginkan?" Tanya perawat itu dengan tidak sabar.      

"Pergi ke ruang jenazah dan ambil beberapa foto laki-laki itu, kemudian berikan kepadaku." Kata Doni kepada perawat wanita itu. Ia hanya memerlukan sedikit bukti untuk meyakinkan presdir, jika direktur Lee sudah meninggal dunia dan informasi yang di berikan oleh Doni itu benar.     

"Hanya itu?" Kata perawat wanita itu penuh percaya diri. Padahal tadi ia sudah seperti kelinci ketakutan, tubuhnya gemetar seolah akan di mangsa predator.     

"Ya, hanya itu saja." Kata Doni dengan santai karena Seperti perawat wanita itu sudah bisa diajak kerja sama dengan baik.     

Setelah membuat sebuah kesepakatan, perawat wanita itu berjalan menuju pintu keluar ruangan itu dengan di awasi oleh anak buah Doni dari belakang, supaya perawat wanita itu tidak berbuat macam-macam. Apalagi sampai nekat melaporkan kepada petugas keamanan atau polisi yang masih berkeliaran di sekitar rumah sakit itu.     

wanita ini berjalan dengan begitu tenang, Seperti Biasanya ia melaksanakan tugasnya sebagai perawat. Ia berjalan menuju ruang jenazah dan masuk ke dalam ruangan itu tanpa di curigai sedikitpun oleh petugas keamanan yang berjaga di depan pintu.     

"Apa yang kau lakukan disini?" Kata petugas rumah sakit yang berada di dalam kamar jenazah itu. Bukankah seharusnya perawat ini tidak berada di ruangan ini, karena ini bukan tugasnya. Ada petugas khusus di rumah sakit itu yang bertugas di ruangan itu.     

"Aku baru saja mendapatkan kabar, bahwa ada saudara jauhku yang meninggal di rumah sakit ini dan keluarganya ingin aku melihatnya karena mereka baru akan datang besok." Kata perawat wanita itu membuat alasan, supaya rekan kerjanya itu tidak merasa curiga.     

"Oh, ya. Dimana mayat orng yang baru saja meninggal?" Tanya perawat itu kepada petugas yang bertugas di ruangan itu.     

"Laki-laki atau perempuan?" Tanya petugas itu.     

"Laki-laki." Jawab perawat itu singkat.     

"Kau bisa melihat di ujung sana, ada dua mayat laki-laki. Satunya korban kecelakaan dan yang lainnya karena overdosis obat-obatan terlarang." Kata petugas itu yang terlihat sibuk merawat satu mayat yang merupakan mayat direktur Lee yang baru saja masuk keruangan itu.     

Perawat itu berjalan kearah petugas yang sedang sibuk bekerja itu.      

"Mayat siapa itu?" Tanya perawat wanita itu setelah berputar-putar memeriksa dua mayat yang berada di ujung ruangan itu.     

"Oh, hanya seorang penjahat yang melarikan diri dan bernasib sial saja. Bukannya kebebasan yang yang ia dapatkan, malah kematian yang tragis. Oh, ya. Apa kau sudah menemukan orang yang kau cari?" Kata petugas itu.     

Perawat ini menggelengkan kepalanya. Ia Bingung, bagaimana caranya untuk mengambil foto mayat laki-laki yang ada di depannya. Jika para petugas ini selalu ada di ruangan ini. Akhirnya cara terakhir yang bisa ia lakukan hanya, menyalahkan Camera ponselnya dan memasukkan kedalam saku pakaiannya untuk merekam video pendek. Wanita ini berharap bisa mengambil sedikit gambar wajah laki-laki itu sebagai bukti.     

"Sayang sekali. Padahal wajahnya cukup Tampan." Kata perawat itu yang masih sempat-sempatnya memuji ketampanan Jonatan, dengan diam-diam mengarahkan Camera ponsel yang ada di dalam sakunya ke wajah mayat laki-laki itu.     

"Ha... Ha.. kau ini dasar konyol. Setampan apapun dia, jika sudah menjadi mayat Seperti ini sudah tidak ada gunanya. Sudahlah, lebih baik kau kembali ke tempatmu bekerja. Jangan mengganggu kami melakukan tugas kami." Kata petugas itu kepada perawat wanita tadi.      

"Baiklah. Terimakasih." Kata perawat itu yang kemudian pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja.     

Perawat wanita ini merasa sedikit gugup, ketika petugas kepolisian melihat kearahnya. Seolah sedang mencurigai sesuatu dari perawat wanita ini.     

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya petugas itu dengan tegas. Tidak semua orang bisa keluar masuk ruangan itu, kecuali petugas kamar jenazah.     

"Aku hanya mengantarkan sesuatu yang di perlukan oleh petugas di dalam." Kata perawat wanita itu kepada petugas yang memeriksa. Tidak hanya tubuhnya saja yang di periksa, tetapi juga isi ponselnya untuk memastikan tidak ada sesuatu yang mencurigakan di dalamnya.     

Setelah selesai menjalani pemeriksaan, dan terbukti tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Perawat itu akhirnya di izinkan untuk meninggalkan tempat itu dan melakukan pekerjaannya Seperti biasa.     

"Puh... Untungnya aku sudah mengirimkan rekaman itu dan segera menghapusnya." Kata perawat itu dalam hati sambil bernafas lega. Sekarang ia hanya perlu  kembali menemui ketiga laki-laki yang melakukan kesepakatan dengannya tadi untuk mengambil imbalannya.     

Perawat wanita ini mengirimkan pesan singkat kepada Doni untuk bertemu di suatu tempat. Tetapi Doni menolaknya dan mengatakan bahwa uang itu sudah ia letakkan di suatu tempat. Perawat itu bisa mengambilnya dengan syarat meninggalkan handphone miliknya di tempat itu untuk diambil oleh anak buah Doni.      

Semua itu dilakukan Doni untuk menghilangkan jejak. Jadi handphone perawat wanita itu pun harus di hancurkan, untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan suatu sat nanti.     

Perawat itu menyetujuinya dan menuju tempat yang sudah di sebutkan oleh Doni di pesan singkatnya.     

Setelah mendapat imbalannya, perawat itu meletakkan handphone miliknya di tempat itu juga. Uang yang diberikan oleh Doni sudah lebih dari cukup untuk membeli handphone baru dan masih ada sisa lumayan banyak. Dalam hal ini perawat wanita itu tetap saja Untung. Selain bisa terlepas dari cengkeraman Doni dan anak buahnya, ia bisa memiliki banyak uang untuk membeli handphone baru juga.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.