CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

784. Menggali informasi (1)



784. Menggali informasi (1)

0Doni memberikan kode kepada anak buahnya untuk segera bergerak, melakukan sesuatu yang ia perintahkan sebelumnya.     

Ketika perawat itu melewati sebuah lorong yang sepi. Dua anak buah Doni menyergap dan menariknya masuk ke dalam sebuah ruangan.     

"Hmm... Hmm..." Mulut perawat itu di bekap, hingga tidak bisa mengeluarkan suara. Perawat itu berusaha meronta untuk melepaskan diri dari dekapan para bodyguard Yohan.     

"Tenanglah, kami tidak akan menyakitimu. Kami tidak bermaksud jahat. Tetapi kau harus bekerja sama dengan baik." Kata Doni kepada perawat itu, sekaligus sebagai peringatan kepada perawat itu untuk menurut dan mengikuti keinginannya.     

Perawat itu menganggukkan kepalanya dan sudah paham dengan maksud dari Doni dan anak buahnya. Bagi perawat ini menurut adalah sikap paling bijak saat ini, karena ia juga tidak tahu orang-orang seperti apa yang sedang ia hadapi sekarang. Salah berbicara saja, bisa-bisa nyawa taruhannya.     

Doni meminta anak buahnya untuk melepaskan wanita itu untuk sementara waktu. Tetapi tetap mengawasinya, jangan sampai perawat itu lari atau berteriak sebelum mereka mendapatkan informasi yang diinginkan.     

"Kami hanya ingin menanyakan beberapa hal kepadamu. " Kata Doni yang menggunakan masker untuk menutup hidung hingga mulutnya, sehingga wajahnya tidak terlihat dengan jelas.     

"Jangan sakiti saya. Saya akan melakukan apa saja yang tuan-tuan inginkan." Kata perawat itu dengan suara ketakutan. Tidka hanya itu, tubuhnya juga gemetar melihat 3 orang bertubuh gempal.dan berpakaian serba hitam ini. Perawat ini seolah sedang membayangkan sedang di culik oleh sebuah gang mafia tertentu seperti di film-film action yang ia tonton sebelumnya.     

"Duduklah, katakan kepadaku. Apa yang terjadi dengan laki-laki yang berada di dalam ruangan yang baru saja kau kunjungi?" Tanya Doni yang dengan suara tegasnya. Bodyguard satu ini memang terlihat sangat menakutkan, jika sudah bersikap sangat serius. Mungkin hal ini juga yang membuat asisten steve mempercayakan jabatan sebagai kepala bodyguard kepada Doni. Sorot matanya yang tajam dan dingin, mampu membuat lawannya gemetar ketika memandangnya. Belum lagi bentuk tubuhnya yang tinggi dan kekar. Membuatnya terlihat tangguh saat berkelahi.     

"Rungan yang mana? Begitu banyak ruangan pasien yang aku kunjungi hari ini." Jawab perawat ini dengan wajah ketakutan karena takut salah menjawab pertanyaan yang orang-orang ini berikan.     

"Ruangan paling ujung dari koridor ini. Pasien korban kecelakaan di jalan A." Kata Doni memberikan gambaran tentang ruangan direktur Lee kepada perawat itu.     

Perawat itu terlihat sedang mengingat ruangan dan pasien di ujung koridor yang di maksud oleh laki-laki itu.     

"Bukankah itu ruangan tuan Lee. Pasien yang sedang terluka parah karena kecelakaan mobil. Ia bahkan seorang buronan polisi. Mengapa mereka ingin mengetahui kondisinya? Jangan-jangan ke tiga laki-laki ini adalah komplotan penjahat itu." Kata perawat ini dalam hatinya. Ia sedang mencurigai Doni dan dua anak buahnya adalah penjahat satu kelompok dengan Jonatan Lee.     

"Maaf, kalian mungkin salah orang. Aku tidak masuk keruangan itu." Kata perawat wanita ini mencoba mengelak dan tidka mau menjawab pertanyaan Doni dengan jujur. Wanita ini takut kalau ketiga orang ini benar-benar penjahat dan hendak membawa kabur buronan polisi yang bernama jonathan Lee.     

"Nona, kau sedang bermain dengan api. Aku sendiri telah melihatmu baru saja keluar dari kamar itu. Dan sekarang kau berbohong kepadaku? Sepertinya kami terlalu baik kepadamu." Kata Joni yang memberikan kode berupa gerakan kepala kepada dua bodyguardnya yang sedang berdiri di belakang perawat wanita itu untuk melakukan hal sesuatu kepada perawat wanita itu dengan tujuan menakut-nakutinya saja.     

Salah satu bodyguard mengeluarkan sebuah pisau lipat kecil dari sakunya dan memperlihatkan pisau itu tepat di depan perawat wanita itu, hingga mata wanita itu terbelalak dan tubuhnya gemetar ketakutan.     

"Kau tahukan, betapa tajamnya pisau ini jika harus melawan kulit mu yang mulus dan lembut ini. Jangan bermain-main dengan kami." Kata Doni sambil membelai pipi halus perawat itu dengan telapak tangannya. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan hal seperti itu, jika saja wanita itu bisa diajak kerjasama dengan baik.     

"Ba-baiklah. Jangan lakukan hal itu. Pasien di kamar itu sudah mati. Dia mengalami komplikasi, sehingga nyawanya tidak bisa di selamatkan lagi." Kata perawat wanita itu dengan suara tergagap karena ketakutan. Pisau lipat di depan matanya itu terlihat sangat tajam dan berkilau.     

"Apa?!" Kata Doni yang terkejut mendengar informasi yang baru saja di berikan oleh perawat wanita itu. Doni mencengkram dagu perawat wanita itu dengan keras untuk memberikan efek ancaman yang lebih berat lagi. Ia tidak mau di bohongi, apalagi di permainan oleh seorang perawat wanita itu.     

"Kau jangan berbohong!!!" Kata Doni menegaskan kata-katanya.     

Perawat wanita itu semakin ketakutan, melihat laki-laki di depannya itu sangat emosi.     

"Sungguh, Tuan. Laki-laki itu benar sudah meninggal 30 menit yang lalu. Saya tidak berbohong. Mungkin sekarang mayatnya sudah di bawa ke ruang jenazah rumah sakit ini." Kata perawat wanita itu berusaha untuk meyakinkan Doni. Sekarang yang plaing penting bagi wanita ini adalah menyelamatkan dirinya sendiri. Tiaga orang yang menyekapnya ini sepertinya tidak sedang berpura-pura. Mereka bisa saja melakukan sesuatu yang buruk kepadanya kapan saja.     

Perawat wanita ini menangis sambil menundukkan wajahnya, dan memohon kepada Doni dan anak buahnya untuk di lepaskan.     

"Baiklah, aku percaya kepadamu dengan satu syarat? Jika kau bisa memberikan yang kami inginkan, kami akan melepaskan mu dan tidak akan mengganggu lagi. Ingat jangan coba-coba untuk berbohong kepada kami, karena kami akan selalu mengawasi mu." Kata Doni memberikan syarat untuk kebebasan perawat wanita itu, meskipun pada akhirnya mereka juga akan tetap melepaskannya karena wanita itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan mereka. Doni hanya membutuhkan sedikit informasi saja darinya.     

"Apa yang kalian inginkan dariku, bukankah aku sudah menjawab semuanya yang kalian tanyakan?" Kata perawat itu yang merasa sudah memenuhi semua keinginan mereka semua.     

*Apakah syarat yang diinginkan oleh Doni kali ini?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.