INDIGO

Jum\'at, 13 September 2019 (Saluran Air)



Jum\'at, 13 September 2019 (Saluran Air)

2Jum'at,  13 September 2019     

00.15     

---------------------     

Jadi setiap malam aku selalu mengecek saluran air. Saluran air untuk kolam renang yang berada di Tempat Wisata aku bekerja.     

Beberapa hari ini air yang keluar selalu sedikit, di isi malam, pagi harusnya sudah penuh tapi ini enggak.     

Ku cek lagi ke kolam, namun masih pada kondisi yang sama. Akhirnya aku putuskan untuk menghubungi Bobby, karena dia disini sebagai operasional jadi tahu seluk beluk masalah air di tempat kerjaku.     

Aku juga mengajak Thio dan juga Angling untuk menemaniku bersama dengan Bobby.     

"Bob, dimana? Kaka udah ada di sebelah kolam. Kamu ke sini ya!"     

"Ok, ok kak otw!"     

Ku tutup telfon dan mondar-mandir di sebelah kolam sambil menunggu kehadirannya.     

"Thio, Angling pokoknya kamu ikut kaka ya untuk ngecek saluran air ini. Agar tahu juga!"     

"Iya, siap kak!"     

Jawab serentak mereka berdua.     

Mereka adalah team dari divisiku. Disini kan terbagi jadi banyak divisi nah aku sekarang mengepalai di bagian Head nya untuk Program di Wahana.     

"Kak Ejh, yak apa?"     

Bobby datang sambil mengecek saluran air yang ku maksud.     

"Wah, memang kecil e kak air e. Ini rasane tersumbat di bagian sumbernya. Kalau mau besar airnya ya kita harus kesana!"     

"Sumber?"     

"Iya kak!"     

Mendengar kata sumber aku langsung diam sejenak. Karena aku tahu bahwa kalau sudah berhubungan dengan sumber air, pasti juga banyak penunggunya.     

"Hmm okay, kapan kesana?"     

Aku bertanya pada Bobby memastikan     

"Ya, kalau bisa sekarang juga kak, sambil saya ajak jalan-jalan kak Ejh agar tahu saluran air yang baru juga!"     

Hmmm malam ini juga, udah hari jum'at malam lagi. Aku agak ngeri aja kalau kemana-mana hari jum'at.     

Ya karena aku harus jagani aku sendiri, agar gak kenapa-napa.     

Tapi semoga aja gak papa.     

"Okay, Thio, Angling kalian berdua harus ikut ya agar tahu juga!"     

Bukanya nolak atau apa, mereka berdua malah kelihatan seneng banget sama antusias gitu. Ya tahulah mereka yang awam itu selalu pengen ngerasain pengalaman yang mistis gitu, sedangkan yang kayak aku pengennya ya yang normal-normal aja.     

"Okay kak berati kita langsung berangkat ya"     

Bobby memastikan     

"Okay ayok"     

Kami berempat jalan menuju ke arah jalan setapak. Dimana jalan setapak ini adalah jalan setapaknya pinggiran sungai. Jadi tempat kerjaku disini di tengah-tengah nya ada pembatas sungai gitu dimana sungai ini masih menjadi akses jalan umum bagi penduduk yang ada di dekat sini untuk biasanya mereka berangkat ke sawah.     

Kami berempat menyusuri jalan setapak pinggir sungai untuk menuju ke tempat sumbernya.     

Tidak ada lampu sama sekali, hanya menggunakan flash Hp saja.     

Jalan ini hanya bisa di lewati oleh satu orang saja, jadi dari depan ada Bobby terus aku, Thio dan Juga Angling.     

Baru aja pertama kali jalan, aku sudah di kagetkan dengan sosok anak kecil yang meringkuk di jalan, hampir saja aku injak.     

Bobby, Thio dan Angling tahi bahwa aku memiliki kemampuan itu. Kalau sekarang bukan hanya mereka, melainkan mungkin hampir semua orang di tempatku bekerja tahu semua tentang diriku. Karena setiap berita satu saja yang tersebar maka itu akan jadi sebuah cibiran dengan jangka waktu yang sangat lama. Intinya kayak turun temurun gitu mereka nyeritainnya.     

Setiap perjalanan di isi dengan percakapan ringan agar membuat suasan tidak dingin. Heheh.     

"Sumbernya nanti, banyak sekali bambu-bambunya lo kak!"     

"Okay, Bobb"     

Yang hanya dia di belakang adalah Thio dan Angling. Mereka tidak takut, tapi malah mencari-cari dimana tempat nya 'Mereka'.     

Saat melalui turunan dan melewati sebuah pohon sedang, aku melihat sosok berbaju putih yang duduk santai di pohon. Hmmm mungkin itu mbak kunti.     

'Mereka' tidak mengganggu kita, namun kalau kita mengganggu ya bakalan riuh jadinya. Karena kebanyakan orang berpikir bahwa mereka sukanya ganggu, itu tidak benar. Mereka tidak mengganggu, cuma di saat mereka memiliki energi yang berlebih, ya dengan tidak sengaja orang awam pun akan bisa melihat mereka dengan jelas. Dan dari situlah dikiranya mereka memperlihatkan dirinya karena mau mengganggu, padahal bukan. Heheh.     

Saat jalan lurus, dan sudah mendekati tempat dimana sumbernya berada. Aku melihat sosok kakek tua yang wajahnya hanya separuh saja. Dia diam berdiri di sebelah jemuran baju petani yang sengaja di jemur di area sawah. Dia melihat kita berjalan, cuma melihat saja. Untungnya aku tidak kaget.     

"Tuh lo kak tempatnya nya!"     

Sambil menunjuk rerimbunan bambu yang terpampang di depan kami 200 meteran lah.     

Sebelum masuk saja, sudah banyak yang menyambut. Banyak banget.     

Bergelantungan di pohon, diam mematung di sebelah sungai dan masih banyak lagi.     

Ku melihat juga ada sebuah pondok atau bisa di bilang gubuk agak besar di sebelum rerimbunan bambu ini.     

"Ini tempat apa Bob!?"     

Sambil aku menunjuk ke arah Gubuk.     

"Oh ini, tempat ya kayak tempat istirahat nya para petani disini. Ini punyanya pak satpamnya kita yang baik itu lo kak!     

"Ah.. Ok ok"     

Aku sedikit terkejut menggerakkan badanku ke samping, saat melihat  ada sosok anak kecil yang mengintip di lubang jendela gubuk ini.     

Thio menyadari kalau aku kaget,  tapi dia diam saja.     

Setelah lewat di samping gubuk, kami semua jalan turun menuruni sebuah tapak tangga.     

Dan sekarang posisi kita saat ini benar-benar di bawa rerimbunan dari bambu.     

"Nah ini lo kak sumbernya!"     

Aku langsung bergegas mendekat ke arah Bobby, saat dia menunjukkan dimana letak sumber itu.     

Aku meneranginya dengan flash Hp ku.     

Saat aku mencoba menerangi sebuah jalan, tiba-tiba aku melihat sesuatu yang berambut lebat hitam. Tapi aku tidak hiraukan.     

Namun aku terkejut bukan main saat mengarahkan Flash Hp ku ke arah atas,     

"Kenapa ka!!"     

Mereka bertiga serempak bertanya kepadaku.     

"Hehe cuma kaget doang!"     

Langsung Thio mendekat ke arahku dan bertanya.     

"Kak, kak kayak apa kak wujudnya!"     

Aku melihat sosok besar hitam yang sedang duduk menjaga sumber ini. Aku kaget pada saat aku melihat dagunya sosok makhluk serba hitam berbulu lebat dengan taring yang sangat panjang keluar dari mulutnya. Tapi dia memejamkan matanya. Apakah dia tidur?     

Aku langsung memundurkan diriku karena aku baru menyadari bahwa aku berada di atas kakinya.     

Kaki Makhluk hitam ini berada tepat di sumber ini.     

"Kak Ejh, yang ini tandonnya!!"     

Bobby menghilangkan sarang laba-laba yang mengganggu di atas tandon air ini.     

Dia gak tahu kalau yang dia kibas-kibaskan itu adalah kaki dari makhluk besar hitam ini.     

"Hmm udah tah kalau udah ayo, langsung pergi aja!"     

"Iya, kak ternyata memang sumbernya kecil. Biasanya buesar soalnya, sampe amber-amber"     

Kami berempat menyudahi untuk mengecek air.     

Pada waktu mau kembali pulang, jalan rasanya sudah penuh oleh 'Mereka'     

Aku merasa sempit berjalan karena aku melihatnya, sedang tiga orang ini hanya jalan santai menabrak, menembus maupun menginjak 'Mereka' ya karena tiga orang ini gak tahu kalau 'Mereka' ada disitu waktu mereka jalan.     

Tibalah pada saat di sosok kakek tua yang memiliki wajah hanya separuh itu.     

Aku dengan spontan langsung menggedekan pundak ku, membuat ekspresi jijik kepadanya. Karena aku beneran jijik melihat mukanya.     

Yang hanya separuh, terus matanya melotot besar satu. Separuhnya hanya tengkorak yang kelihatan di wajahnya.     

Pada waktu aku menggedekkan pundakku, dia langsung berlari ke arahku...     

"Ssssssuuussshhhhhhhhhhtttttt"     

"AAAAAA!"     

Aku langsung terkejut saat dia mendekati ku dan meneriakan Suusssttt.     

Aku kaget bersama ke tiga anak yang bersama denganku.     

"Kalian juga lihat?  Atau dengar?"     

"Nggak kak, aku kaget karna kak Ejh tadi teriak!!"..     

Balas Bobby     

"Iya kak, aku juga hehe!"     

Seru Thio     

"Iya kak kaget gara-gara kaka"     

Tambah Angling.     

Ahhh aku kira mereka juga tahu ternyata tidak. Akhirnya aku dan anak-anak melanjutkan perjalanan pulang ke tempat kerja.     

"Bobb, thank you ya. Aku balik ke tempat dulu!"     

"Ok kak sama sama!"     

Aku, Thio dan Angling langsung kembaku menuju tempat biasanya aku dan teamku berkumpul.     

Ya setelah itu yang namanya Thio dan Juga Angling langsung sibuk bertanya-tanya tentang kejadian barusan.     

.     

.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.