INDIGO

#Izin Pulang



#Izin Pulang

0"Waktu Terus Berjalan!"     

--------------------     

"Iya Jackie aku akan mengambil kesempatan itu, yang diberikan oleh Kak Sheren!" jawabku pada Jackie dengan mantap.     

Jika langsung melihat ke arahku dengan bingung.     

"Apakah kau serius dengan keputusan ini!?"     

"Yah Jackie aku serius dengan keputusanku, bahwa aku akan mengambil liburan untuk pulang ke rumah"     

Jawabku kepada Jackie dengan cepat.     

"Okay kak, kaka besok langsung menemui kak Sheren yah kak, langsung ngomong sama orangnya. Karena tadi kak Sheren bilang bahwa kalau kakak udah agak mendingan kaka langsung bisa ngobrol langsung sama dia" ujar Jackie sambil mengelus lembut kakiku.     

"Iya ki, siap!"     

"Ya udah kak, aku turun dulu yah"     

"Iya makasih ya Ki!"     

Jackie langsung bergegas turun ke bawah, karena aku tahu dia juga banyak tanggung jawab yang perlu di emban.     

Setelah dia pergi aku langsung duduk dan kembali mendekati Awan yang masih diam terpaku dengan pandangan kosong ke arah lantai.     

"Hey Awan Apakah kamu baik-baik saja?" Tanyaku kepada Awan Sambil mencoba untuk melihat kearah matanya.     

Namun dia tidak meresponku sama sekali atau melihat ke arahku sedikit, dia tidak menghiraukan aku sama sekali. Rasanya seperti bahwa wa jiwa nya ada disini namun pikirannya melayang kemana-mana.     

Aku beranjak berdiri Dari ranjang dan menuju ke jendela, aku melihat kearah luar dari jendela kamarku. Bahwa di luar terlihat sangat sepi sekali, jarang sekali terlihat anak berkeliaran seperti biasanya.     

Ternyata tempat wisata kalau sepi juga rada tidak enak.     

Aku kembali berbalik menuju ke arah di mana Awan duduk dengan posisi yang masih sama tidak bergerak sama sekali. Seperti mematung dengan keadaan yang sama persis pada waktu aku melihat sosok "Para Pencari".     

Apakah Awan juga pada posisi yang sama denganku saat ini atau bagaimana? Karena aku benar-benar bingung sekali tidak tahu mau memutuskan untuk melakukan apa.     

Aku mencoba untuk diam sejenak mencoba berpikir jernih, apa yang harus aku lakukan setelah ini untuk menangani kondisi Awan yang menjadi seperti ini.     

Tunggu rasanya jikalau aku membuat kontak dengan dia dengan cara aku menyentuh dia, maka akan terjadi sebuah sengatan listrik yang terjadi antara aku dan juga Awan.     

Apakah itu bisa membantu? Namun aku harus mencoba agar aku tahu bahwa itu bisa membantu atau tidak.     

Aku langsung berjongkok di depannya dan melihat ke arah dimana mata Awan menatap kosong kearah lantai. Aku menarik nafas dalam-dalam dan ku hembuskan dengan perlahan dan kemudian aku langsung menyentuhkan kedua telapak tanganku di pipi Awan.     

Peti itu juga harga sebuah sengatan listrik terjadi antara aku dan juga Awan di mana sengatan tersebut sangat sakit di bagian telapak tanganku sehingga rasanya seperti jemari tanganku keram berat.     

"AHHHHH!!!"     

Dalam waktu yang bersamaan juga Awan tiba-tiba langsung berteriak pada saat terjadi sebuah kontak antara Aku dan juga dia.     

Dengan segera aku langsung melepaskan kedua telapak tanganku dan memundurkan tubuhku dari hadapannya, aku terengah-engah begitu juga dengan Awan.     

"Apa, apa yang barusan terjadi kepadaku, apa yang barusan terjadi!!!" tanya Awan seketika pada saat dia mulai sadar kembali.     

"Hmmm kamu diam membeku gak bergerak sama sekali, jadi aku putuskan untuk membuat kontak sentuhan dengan mu, ya aku pikir ndak berhasil. Tapi akhirnya kamu telah sadar juga dari tatapan kosong tanpa gerakan sama sekali itu!" Jelasku singkat pada Awan.     

"Hmmm kok bisa ya, hmmm aneh!"     

Aku masih mengatur nafasku agar tidak ngos-ngosan, aku sudah lega setidaknya dia sudah kembali lagi disisiku. Karena melihatnya seperti tadi membuat aku takut akan kehilangan dia, dan bingung tidak bisa berbuat apa apa.     

"Hmm Jadi jangan seperti itu lagi yah Awan, karena itu membuat aku takut kehilangan mu!"     

Ujarku pada Awan sembari berjalan menuju ke ranjangku untuk merebahkan tubuhku.     

Aku meliriknya setelah aku mengatakan hal barusan, dia terlihat juga masih bingung akan apa yang baru saja ia alami.     

Hmmm semoga tidak akan terjadi lagu hal-hal yang tidak di inginkan.     

Aku melihat Handphone ku, dan sudah menunjukkan pukul 20.34 rasanya aku langsung istirahat saja agar besok bisa bangun dengan Fit dan langsung ngomong dengan kak Sheren untuk izin liburan pulang ke rumah.     

Sebelum aku menutup mataku aku menengok kearah di mana Awan sekarang duduk disebelah jendela sambil menatap kearah luar jendela.     

Semoga dia bisa tenang malam ini.     

Tak lama kemudian rasanya mataku memang sudah berat, sangat berat sekali untuk di ajak kompromi dan kegelapan sudah mulai menutup penglihatanku.     

***     

KRINGGGG KRINGGGG     

Aku terbangun pada saat mendengar bel asrama berbunyi menunjukkan bahwa waktunya untuk sarapan pagi. Aku melihat kembali handphone-ku dan sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi.     

Oke jadi sebelum bertemu dengan kak Sheren, aku harus mandi dan sarapan dulu baru aku bertemu dengannya.     

Pada saat aku duduk dan melihat ke arah jendela untuk memastikan keberadaan Awan aku terkejut, karena Awan masih pada posisi yang sama seperti sebelum aku tidur semalam.     

Dengan cepat aku langsung datang menghampirinya dan bertanya kepadanya.     

"Awan Kamu masih dalam posisi yang sama seperti semalam?" tanyaku langsung padanya     

"Lalu mau bagaimana heheh aku kam ndak tidur ya mau gimana lagi" jawabnya sambil melihat ke arahku mencoba memberikan sebuah senyuman yang rasanya sangat dipaksa.     

Sumpah kalau kalian melihat ekspresinya dia sekarang, antara pengen ketawa dan pengen ngakak itu bingung jadinya tapi aku mencoba untuk menahan agar aku setidaknya nggak menertawakan dia secara langsung di hadapan nya wkwkwk.     

Tapi jujur aku sangat ngakak di dalam hati.     

"Hmmm okay!" jawabku sembari langsung menuju ke arah kamar mandi untuk mandi.     

Ndak perlu kan aku ceritakan aku mandi kek apa heheh.     

Setelah mandi aku langsung bersiap untuk menuju ke basement bertemu dengan kak Sheren.     

Hari ini yang aku pakai baju biasa untuk aktivitas hari-hari biasa. Karena hari ini tidak ada tugas atau apapun itu yang bersangkutan dengan tempat wisata jadi aku bisa lebih free untuk berpakaian.     

Aku menuruni tangga dan seperti biasa Awan membuntutiku dibelakang. Aku agak lega sih karena setidaknya dia nggak cerewet seperti biasanya dan bertingkah yang aneh-aneh seperti biasanya, namun aku lebih khawatir dan takutnya dia memikirkan sesuatu hal yang terlalu dalam karena masalah kemarin.     

Setelah aku sampai di basement aku langsung bertemu dengan kak Sheren, dia lagi sendirian di ruang kostum. Jadi ini waktu yang sangat tepat untuk membicarakan liburan ku dengannya.     

"Eh Ejh udah datang yuk sini ngobrol sama kakak! Gimana keadaan nya?"     

Tanya kak Sheren sambil memintaku untuk duduk di harapannya.     

"Haii Kak, heheh kabar lumayan baik kak namun ya masih pusing gitu, tapi ya agak mendingan udahan"     

"Ohhh okay okay, oh iya jadi gimana Ejh mau milih liburan ke rumah atau stay? Kemarin udah di jelasin juga kan sama Jackie, ya demi kebaikan kita bersama-sama disini heheh"     

Jelasnya sambil mengetik beberapa berkas yang lagi dia input di laptop nya.     

"Ahh iya kak, aku mau izin liburan pulang ke rumah ya kak" jawabku dengan agak pelan.     

"Ahhh okay siap-siap, kalau memang keputusan mu udah bulat ndak papa, besok bisa langsung berangkat"     

"Serius kak? Besok bisa langsung pulang?"     

"Iyaaa besok bisa langsung pulang, tapi ingat yah cuma liburan, heheh di garis bawahi cuma liburan hehehe!" Jelas kak Sheren sambil tertawa.     

"Heheh siap kak!" jawabku dengan semangat.     

Tak kusangka kak Sheren langsung memelukku dengan sangat erat.     

"Jaga diri baik-baik yah Ejh di rumah, sama sama bapak dan ibuk" bisik kak Sheren     

Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku perlahan.     

Hmmm akhirnya aku bisa pulang untuk waktu yang lama.     

--------------------     

Hmmm aku rasa kak Sheren agak aneh, karena aku mendapatkan izin darinya dengan sangat enak sekali alias tidak ribet. Hmmm pasti ada sesuatu, karena aku bisa merasakannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.