Masa Mudaku Dimulai Bersamanya

Hati Ke Hati



Hati Ke Hati

0Huo Mian berpikir kata-kata yang menyedihkan dan yang membawa semua kenangan itu kembali hanya akan membuat ibunya kembali memperlakukannya berbeda.     

Namun, yang membuatnya terkejut, Yang Meirong menekan bibirnya dan berkata, "Dia sudah lama meninggal, mengapa mengungkitnya? Aku bahagia sekarang, nikmati saja makanannya."     

Tentu saja, wanita yang lain mengubah topik pembahasan setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Yang Meirong.     

Saat makan malam berlangsung, saat Huo Mian pergi untuk mengambil nasi di dapur, Jing Zhixin perlahan mengikutinya.     

"Kak, lupakan apa yang dikatakan wanita tua itu. Mereka sangat suka menggosip seperti itu."     

"Aku tahu, aku hanya lupa."     

"Itu bagus. Kau terlihat tidak terlalu sibuk hari ini, kan?" Jing Zhixin bertanya pada kakaknya.     

"Ya, Rumah Sakit memberikan ku tiga hari libur jadi aku tidak punya banyak sesuatu untuk di lakukan."     

"Itu bagus! Jika kau tidak pergi untuk bekerja hari ini, tidurlah disini malam ini. Kau tidak pernah menginap semalamam disini." Jiing Zhixin melihatnya dengan matanya yang memelas. Dia menyukai kakaknya, saat mereka masih kecil dulu, dia dan kakaknya sering bermain petak umpet dibawah pohon yang sudah tua di taman. Saat mereka kelelahan, dia akan tertidur di bawah pohon itu, dan Huo Mian akan berdongeng mengenai Grimm Fairy Tales untuknya.     

kakaknya sangat jenius; Grimm Fairy Tale adalah buku yang sangat tebal, dan saat itu, Zhixin bahkan tidak mengetahui semua kata, tapi Huo Mian membacakan itu semuanya sendiri.     

Dia selalu bangga pada kakaknya.     

Bahkan setelah ayahnya, Jing De, meninggal karena kakaknya, dia tidak pernah menyalahkannya, tidak pernah sekalipun.     

Disisi lain, Huo Mian, selalu berpikir bahwa adiknya adalah seseorang yang hangat dan anak yang sangat ramah. Dia sangat peduli dan polos, dan dia ingin melindungi adiknya.     

Terutama setelah kematian paman Jing, dia tidak membiarkan apapun terjadi pada Zhixin.     

"Baik." Huo Mian berpikir mengenai permintaan Zhixin dan menganggukan kepalanya sebagai tanda ia menerima permintaannya.     

"Ya, luar biasa!" Zhixin sangat kegirangan.     

Setelah makan malam, seorang wanita lain pergi, dan Huo Mian membantu ibunya untuk membersihkan piring dan peralatan makan yang lainnya.     

Selagi dia mencuci piring, dia bergumam, "Bu, Jiang Hong datang menemuiku beberapa hari yang lalu, dan dia bertanya padaku apakah aku ingin kembali."     

"Tidak ada yang bagus saat dia datang menghubungimu."     

"Itu mengenai perang keluarga Huo - para istri melakukan batas kepala mereka."     

"Itu bagus, aku berharap mereka berkelahi sampai mati. Aku berharap dia yang tidak punya hati itu mati." hati Yang Meirong dipenuhi dengan kebencian pada Huo Zhenghai.     

Setelah semua yang terjadi, dia harusnya menjadi artis. Dia memiliki masa depan yang cerah didepannya dan tidak pernah berpikir bahwa bajingan itu akan menghancurkan seluruh hidupnya.     

Pada akhirnya, dia tidak mengakui anaknya sendiri dan memberikan pembantu rubah betina Shen Jiani kesempatan untuk mengambil keuntunan pada situasi saat itu.     

"Aku tidak ingin kembali, aku tidak tertarik dengan warisan atau apapun dari keluarga itu." Huo Mian mengatakan pada ibunya apa yang dia rasakan.     

Yang Meirong berhenti pada apa yang dilakukan Mian; dia berbalik untuk melihat Huo Mian.     

"Sangat aneh bahwa kau berpikir seperti itu."     

"Aku tidak ingin melalui rasa sakit yang kau lalui. Aku tidak perduli mengenai uang; lebih banyak uang, lebih banyak masalah. Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu dan Zhixin dengan damai. Saat Zhixin menikah, aku akan membawamu ke selatan, kita akan mendapatkan kesempatan untuk melihat gunung dan sungai di negara kita."     

Kata-kata Huo Mian menyentuh hati Yang Meirong…     

Setelah kematain Jing De, dia selalu menyalahkan Huo Mian untuk segalanya yang telah terjadi. Kebenarannya adalah, dia tidak benar-benar membenci putrinya.     

Dia hanya tidak pernah belajar menghadapai pahitnya kebenaran.     

"Kau sudah tidak muda lagi, kau harus segera menikah suatu hari nanti. Tetaplah mencari dan temukan pria yang baik untuk menghabis kan sisa hidupmu. Bukan pria kaya, dia akan memandang rendah pada kita, dan kau akan memiliki hubungan yang keras."     

Hati Huo Mian merasa teriris saat dia mendengar kata-kata ibunya.     

Jika ibunya tahu bahwa dia telah menikahi Qin Chu, dia pasti akan menjadi gila, kan?     

Bu, kesehatanmu sudah tidak bagus lagi. Mengapa tidak menutup toko belanjaan? Kita bisa menjual rumah dan membeli apartemen di kota, kau bisa menikmati masa pensiunmu." Huo Mian sudah bukan seseorang yang kekurangan uang lagi. Dia menginginkan ibunya menjual tempat itu. Dia akan menyediakan uang muka untuk apartemen yang baru di kota, dimana mereka bertiga bisa tinggal bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.