Ciuman Pertama Aruna

IV-206. Setitik Surga Jatuh Ke Bumi



IV-206. Setitik Surga Jatuh Ke Bumi

0"aku senang kamu datang," lelaki bermata biru baru keluar dari bentley dan dua lelaki lekas menyambutnya, selain sederet orang yang menunduk ringan tiap kali dia melintas.     

seperti sebuah kebiasaan yang sulit di ubah, sang Presdir yang terkenal dingin tak memiliki kehendak untuk memasang wajah ramah kepada siapa pun yang ia temui.      

Kalimatnya di tujukan pada seorang lelaki yang bekerja di bawah tanah, Vian memburu langkah gesit mahendra sama seperti si rambut platinum yang menyertai mereka.     

"tentu saja, mana mungkin saya mengabaikan keinginan anda," mendengar pernyataan Vian, spontan mahendra menghentikan langkah kaki, tindakannya diikuti yang lain.     

"benarkah?" alias Mahendra mengerut dan itu menjadikan sekelompok orang di sekitarnya menjadi awas. Memiringkan kepala dia menatap Vian dengan cara kurang menyenangkan.     

Namun tiba-tiba pria itu menutup mata sejenak dan menepuk punggungnya. Menepuk dua kali di mana yang terakhir menyisakan cengkeraman dan itu hanya di sadari Vian.     

"kita langsung ke ruang meeting," memerintah dengan nada datar. Dan di sambut anggukan. Sejalan dengan itu langkah yang lainnya kembali memburu kecepatan mata biru. Kecuali Vian, dia menyadari ada sesuatu besar yang sebentar lagi bakal menimpanya.     

"Vian, kamu tak ikut serta bergabung?" Vian menelan saliva di tenggorokannya.     

"aku..." Vian hendak membalas pertanyaan yang mampir padanya. Namun kalimatnya terhenti menyadari siapa yang bertanya. Thomas ada di hadapannya. Dia si 'suami palsu' yang mengirim pesan isyarat pada kihrani, gadis yang baru saja berstatus kekasihnya.     

Tangan lelaki bermata sendu ini mengepal, dia menyadari thomas lebih lama kenal dan dia juga punya ikatan tak biasa dengan kihran, akan tetapi kenapa dia hanya diam saja saat Vian hendak mendekati gadis pemarah itu.     

'ada apa dengan Thomas dan Kihran?'     

"Ayo.." mengubur segala kehendak yang membakar kesabaran. Dia kembali berjalan menuju ruang meeting sama seperti yang dia lakukan lelaki berambut platinum.     

Tuan di ujung kursi mengamati kedatangan mereka dengan mata elangnya, dia memberi tatapan seolah siap membunuh siapa saja.     

Dua orang duduk di meja terdekat, dan layar serta merta menyala, menampilkan progres pembangunan dream city di wilayah timur. Sang tuan muda Djoyodiningrat yang semula terkesan akan menghabisi seseorang berubah lebih sumringah.     

Lelaki berambut platinum berdiri. Laser pointer ada di tangannya. Meminta izin pada direktur DM contrution yang sempat dilintasi sang CEO PLT (Pelaksana tugas sementara) tersebut sebelum mempresentasikan gambaran yang ada di layar.     

"Anda yang berada di hadapan saya sedang melihat karya dan kerja keras kita semua pada wajah Sorong dan salah satu wilayah di kabupaten raja ampat, bukan tanpa alasan mengapa tim DM construction memilih dua wilayah tersebut," slide berganti, "Sorong," ujar Thomas penuh keyakinan, "Setitik surga yang jatuh ke bumi, atau negeri impian yang memiliki pesona eksotik, sungguh luar biasa," dia menatap semua mata yang ada di dalam ruangan meyakinkan pilihan ini penuh dengan perhitungan.     

"ungkapan tersebut tak berlebih untuk melukiskan mempesona keindahan alam kepulauan Raja Ampat, kita semua tahu Raja Ampat Island mendapatkan pengakuan dari The Real Wonder of The World sebagai salah satu keajaiban dunia," imbuh Thomas.     

"untuk itu sebelum puluhan pengusaha internasional meliriknya, kita harus punya tempat di sana. Dan dengan segala pertimbangan terkait dua cara menuju ke pecahan surga tersebut, yaitu menuju ke Raja Ampat dengan menggunakan kapal feri atau menggunakan pesawat," kembali laser pointer thomas terpencet dan slide berganti,     

"Penerbangan bisa dilakukan langsung dari Bandara Domine Eduard Osok, Sorong menuju ke Bandara Marinda Raja Ampat, pada jeda sejenak tersebut kita telah membangun pusat perbelanjaan dan perhotelan, kesemuanya mengusung kearifan lokal," tampak di layar bahwa pusat perbelanjaan tersebut bukanlah gedung menjulang ke atas melainkan hamparan lahan yang dibiarkan tetap asri dengan rute perjalanan tertentu di mana pada sela-selanya terdapat titik tertentu yang menyuguhkan keramaian, tempat terjadinya transaksi jual beli.     

Lebih dari itu hamparan yang tersaji juga bagian dari konservasi beberapa tumbuhan dan hewan yang menjadi penghuni pulau dengan bentuk serupa kepala dan badan burung tanpa kaki tersebut.     

Sang pemilik mata biru tersenyum cerah. Ini yang dia mau, ini mimpinya dan mimpi para insinyur yang mempertahankan diri mengabdi di DM construction. Banyak uang yang digelontorkan, Hendra sadar betul akan ini, bisnis keluarga Djoyodiningrat yang lain banyak tersedot untuk membiayai terciptanya mimpi besar salah satu anak perusahaan DM Group. Termasuk saham pribadinya di beberapa perusahaan di tarik untuk menyuplai ketersediaan anggaran.     

Kebun binatang yang di buat sealami mungkin dan sebuah pusat perhotelan yang disajikan khas nuansa alam di sudut kota Sorong, akan menjadi pembuka sebelum menikmati hidangan utama berupa pecahan surga raja Ampat.     

Presentasi Thomas ditutup dengan perkembangan pembangunan di salah satu titik paling eksotis di raja ampat, sebuah hotel sama ramah lingkungannya di bangun di sana. Segalanya sejalan dengan Sustainable Development Goals, untuk itu selain proyek yang dipaparkan ada proyek lain yang tak kalah meluluhkan hati.     

DM construction membangun lebih dari sepuluh sekolah dan satu sekolah diploma yang bertujuan untuk mendorong keahlian penduduk lokal sehingga mereka lah yang nanti akan menempati seluruh jenis pekerjaan dan jabatan dari apa yang telah awali oleh perusahaan terbesar di negeri ini.     

Mungkin butuh 10 tahun bahkan lebih untuk balik modal, tapi tak satupun merasa pesimis akan adanya eksponensial hebat pada kota yang di bangun dengan cara yang tepat dan cepat.     

"Oke, aku puas mendengarnya," pujian dari bibir hendra ditujukan pada tim DM konstruktion dan tentu saja CEO baru DM grup.     

"apakah terjadi tekanan politik, atau protes dari masyarakat atas pembangunan yang kita upayakan," Hendra mengingat betapa buruknya dua projek sebelum mereka menemukan dua tempat menakjubkan tersebut.     

"Tidak ada, dan hampir seluruh elemen masyarakat serta pejabat pemerintah mendukung apa yang kita kerjakan," Thomas menambah penjelasan, "lebih tepatnya Raka lah yang paling berperan," senyum dan mata thomas menyipit memberi tahu betapa dia detik ini ingin semua orang menyadari keberadaan tim pelaksana lapangan yang tak bisa hadir dalam rapat terbatas terkait progres pembangunan.     

"Sudah saatnya Raka beristirahat sejenak," pria itu menoleh pada Vian, "apakah kamu sudah cukup sehat," dia yang bicara menatap dada Vian.     

Menoleh pada Rolland, "berikan padaku laporan kesehatannya," kumpulan kertas di dalam sebuah map, si mata biru mempelajari secara singkat, "bagus, aku senang kamu sudah baikan, untuk itu, gantikan sementara Raka, aku tahu kamu yang paling bisa menggantikannya," matanya melucuti Vian, seperti cara serigala mengitari mangsanya.     

"aku, em.. beri saya waktu dua hari untuk memutuskannya," pinta Vian.     

"apakah aku memerlukan persetujuan mu? Yang baru saja kusampaikan adalah perintah bukan permintaan,"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.