Ciuman Pertama Aruna

IV-226. Egosentris



IV-226. Egosentris

0"Haaah! Sial sekali aku! Harus mengendalikan manusia sepertimu," perempuan itu mengeluh.      

Shakila duduk lebih tegap, dan menatapnya tanpa gentar.     

"Aku tidak punya waktu! Aku tahu kau juga tersiksa. Bagaimana kalau kita berdua bekerja sama?" Leona membuat penawaran pada target dari customer nya.      

Leona duduk di hadapannya tanpa rasa ragu, "dengar, aku harus menghilangkan separuh memori di kepalamu, aku bisa melakukannya, sayangnya waktuku tak banyak," dua mata perempuan saling bertautan, "sialnya aku harus berurusan denganmu, untuk kasus seseorang dengan temperamen keras kepala seperti dirimu butuh tiga sampai empat bulan bahkan lebih, itupun kalau berhasil. apa kamu ingin kekurangan makan dan minum selama itu,"      

mata Syakila masih awas menatap leona, "kenapa kamu ingin menghilangkan memory di otakmu,"      

"kau tak perlu tahu alasanku, karena bukan aku yang menginginkannya, tapi tuan muda di rumah ini, dia menginginkan perempuannya jatuh hati padanya sebelum menikahinya, pilihan hidup yang konyol, seperti pengidap sindrom obsesi kompulsif!" kata terakhir di lempar Leona dengan nada penuh kemarahan, "kenapa tidak mengoleksi perempuan sebanyak yang dia manu dan menjadikan tunduk padanya dengan suka rela, otak para pria kadang lebih tidak masuk akal!"      

Syakila menundukan pandangannya saat pernyataan mengusik dirinya.      

"sejujurnya kau harusnya bersyukur memiliki lelaki yang menyukaimu seperti orang gila. jika kamu sia-siakan itu aku tak akan tahu rasa kehilangan itu mengerikan,"      

"jangan merasa paling tahu keadaanku, dia pria rakus yang memperdaya kehidupan adiknya, aku seharusnya.."      

"sudah cukup! tak ada gunanya memperdebatkan masa lalumu aku tidak butuh itu, sekarang mari kita buat kesepakatan," Leona menyodorkan telapak tangannya.      

Syakila sekedar menatap tangan kanan yang terdorong ke arah dirinya.      

"kamu akan terbebas dari ruangan ini dan makan cukup serta mendapatkan banyak kasih dari tuan muda rumah ini, hanya dengan pura-pura,"      

"aku belum mengerti,"      

"kalau kamu belum mengerti mari kita coba," bujuk Leo sekali lagi.      

"tapi apa alasanmu mau bekerja sama denganku,"      

"kakakku, dia juga disekap sepertimu, dia tak bisa hidup bebas, aku mau membawanya pergi dari negara ini, dan waktu kami tak banyak, ayolah! mengertilah! aku butuh kecepatan ini," mendengar latar belakang Leona mata Syakila membulat lebar.      

"kau tak percaya denganku?" perempuan yang menjadi lawan bicara leona mengeluarkan handphonenya. perempuan secantik seseorang yang mengenakan outfit layaknya pria ini tampak di layar handphone. bahkan syakila merasa gambar di layar alat komunikasi tersebut jauh lebih cantik dari perempuan di hadapannya sayangnya matanya kosong, "dia sakit, tapi asal diketahui bagiku kakakku tak pernah sakit, Anna sekedar tidak beruntung, dia gadis yang malang. dan itu semua karena aku. so, aku ingin membahagiakannya, membawanya bebas dari penjara berdalih perawatan! Cazzo!!" di akhir kalimatnya dia seolah membuat umpatan, entah menggunakan bahasa apa.      

"karena kakakmu aku akan.." ada keraguan di bibir syakila, "apakah hidupnya semalang aku?"      

"pernahkah kau hidup dengan pengguna obat-obatan dan pecandu alkohol kemudian orang gila itu memaksamu menelan pil pahit dan merusak hidupmu!!" Leona berteriak kesetanan secara tiba-tiba. "dia punya kehidupan yang indah di negara ini, sayangnya saat dia kembali segala miliknya direbut pendatang baru, saat orang yang menjadi impianmu memilih hidup dengan orang lain, walaupun cinta itu hanya sepihak kamu pasti bisa merasakan rasa sakit itu, dia datang ke negara ini dengan harapan yang indah, dia ingin menghentikan segala kekacauan di jiwanya, sayang sekali semua sudah terlambat,"      

Syakila terdiam seribu bahasa atas cerita yang disusun Leona, "beri aku kesempatan sekali lagi, satu kali lagi buat membebaskan kakakku dan memberinya kehidupan yang layak, anggap kamu membantuku, aku akan mengajarkanmu bagaimana supaya kau bisa terbebas dari penajara ini dan di sayang secara berlebihan oleh tuan mudamu,"      

Syakila mengangguk ringan pada akhirnya, "kakakmu akan punya kesempatan hidup sekali lagi," 'walaupun itu artinya aku menyerah terhadap hidupku sendiri,'      

"pura-puralah hilang ingatan," tegas leona.      

Alis syakila menyatu seketika. sejalan kemudian rentetan penjelasan datang untuk membuka sudut pandang syakila.      

"hapus pria bernama gesang di kepalamu dan anggap Gibran adalah gesang, aku tak tahu siapa Gesang, tapi itulah yang di inginkan tuanmu," ini adalah penutup dari kalimat Leona.      

ternyata masih sama, Gibran sang kakak terhormat itu ingin menjadi pengganti kekasih hatinya.      

"apakah ada cara lain?" syakila bertanya sekali lagi.      

"tidak ada, aku memberimu satu saran: coba terima orang yang mencintaimu, dan rasakan saja bagaimana dia akan menjadikan hidupmu perlahan lebih mudah, percayalah kadang kita tak perlu berkompromi dengan hati kita, banyak orang memilih meninggalkan keluarga, menghianati temannya demi hidup nyaman, ini memang terdengar munafik tapi kau berada di posisi dimana dirimu tidak bisa berbuat apa pun selain bertindak munafik!"      

semua kalimat leona ada benarnya, perempuan ini juga terlihat cerdas. bahkan dia memiliki ikatan yang kuat dengan kakaknya. yang tidak diketahui syakila adalah perempuan yang ada di hadapannya memiliki obsesi yang serupa seperti Gribran.      

bedanya Gibran menginginkan perempuan adiknya sebab gadis inilah cinta pertamanya sejalan dengan cara Gibran menjaga titipan adiknya. memiliki syakila menjadikan dirinya serupa lelaki sempurna sebab syakila satu-satunya perempuan yang bisa menjadi simbol pembangkangan terhadap ayah Rio, rumit sekali egosentris yang di bangun di kepala Gibran. serumit yang di penggang teguh leona, seorang adik yang berharap dirinya bisa membalas budi pada kakaknya, membalas kesalahannya di masa lalu terkait menggantikan posisinya di bawa pergi suami madam gabriela orang tua angkat mereka yang memilih untuk bercerai.      

.     

.     

"tugasku telah usai," ujar Leona percaya diri menemui Gibran.      

"maksudmu?" gibran detik ini duduk di ruang kerjanya sendirian. sebelum leo datang, pria tersebut sudah terlihat lesu dan hampir tak bisa beristirahat memikirkan kepergian ayahnya dengan seluruh ajudan yang mereka miliki.      

"calon istri mu," wajahnya gibran terangkat menatap Leona, "dia kehilangan memori tentang Gesang, sesuai permintaanmu,"      

"benarkah??" ada rasa tak percaya, dan leona buru-buru menekankan segala pencapaiannya.      

"kamu bisa membuktikannya sendiri," 'semoga perempuan keras kepala itu tidak berubah pikiran,'      

mata hitam pekat Gibran membulat lebar, dia berdiri, dan mengabaikan Leona, hendak keluar dari ruangan tentu saja niatnya melihat kondisi calon istrinya.      

Leo lekas menangkap sudut lengan Gibran, "kamu punya hutang padaku,"     

"akan aku siapkan misi kebebasan kakakmu," lengan Gibran lekas ditarik kuat-kuat, "ini sudah larut, istirahatlah,"      

"aku bakal menagihnya besok pagi," dan gibran mengangguk untuk menjawab Loena.      

***     

sebuah telapak tangan kanan bergerak membuat tanda dalam kegelapan. Tanda itu terbaca sebagai kode bahwa ruang di depan aman.      

Jav bergerak lebih cepat mendahului Herry.      

'aku ke arah kanan,' ini pesan Jav. berdasarkan instruksi tersebut Herry mengambil arah kiri. mendadak keduanya berhenti melangkah, ada teriakan dari seseorang yang tentu saja bagian dari penghuni gedung ini, "tahanan menghilang! mereka kabur!" spontan jav dan Herry kembali mendekat satu sama lain menyadari arah suara berasal dari sisi kanan.      

seorang pembawa senter muncul di ujung gang, "Door!" belum sempat membuat tembakan dari arah berlawanan sebuah tembakan terdengar.     

"kalian lambat!" kaki pembawa senter bercucuran darah seiring jatuhnya tubuh orang tersebut ke lantai. Wisnu hadir di sana merampas pistol yang hendak dikeluarkan pembawa senter.      

"ah! ternyata kau!" ini Jav memungut senter yang tergeletak dan mematikannya. sedangkan herry lekas menarik tubuh itu untuk dimasukkan ke dalam ruang di terdekat dari keberadaan mereka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.