Ciuman Pertama Aruna

II-107. Efek Samping



II-107. Efek Samping

0"Iya.. sayangnya aku sedang sibuk, bisakah kau datang ke tempatku? Akan ku kirim alamatnya padamu?" pinta Rey.      

***      

"Selain Kakek apakah ada korban lainnya?" Mahendra menyusuri lorong rumah sakit berjalan bergegas bersamaan Andos.      

"Ada tiga orang yang lain, yang pengemudi mobil cukup parah dia patah tulang kaki dan memar di bagian kepala. Sedangkan dua yang lainnya satu masih di ICU yang satu luka ringan" Andos menjawab.      

Pria ini naik ke lantai 7, orangnya sudah membuat janji dengan direktur rumah sakit Salemba.      

"Bagaimana kau bisa selamat Andos?" tanya Hendra.      

"Saya tidak satu mobil dengan tetua," pria ini terhenti sejenak.      

"Maaf., Maafkan saya.." kembali dia menyuguhkan penyesalan.      

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, bantu aku menghadapi ini. Berhentilah untuk merasa bersalah," Hendra memintanya kembali berjalan. Sungguh pria ini tidak yakin yang baru dia lihat adalah Andos.      

***      

"Hai Rey., Kenapa kau cepat sekali selesai. Minuman kita masih banyak," Nakula bercelatuk ringan di atas pembaringan balon water melon terapung. Dia mengapung bersama pacarnya tepat ditengah-tengah kolam renang jernih.      

"Aku akan kedatangan tamu istimewa?" balas Rey Barga mengibaskan rambut halusnya yang menerpa dahi. Sambil duduk santai di kursi tepian kolam renang.      

"Hai. Hai pasti ini cewek, hehe ayolah jangan terus-terusan jomblo hidup ini sangat menayangkan kalau kita tidak kaku," Teriak Oliver mendekap seseorang dengan bikini minim dan entah itu perempuan kekasihnya atau sekedar perempuan yang bergilir menemaninya.      

"Sorry gue tak sehina loe.," hina Barga sambil berdiri menerima piama handuk yang di sisipkan oleh pelayan pada tangannya. Rumah ini adalah rumah keluarga Barga yang jarang di Huni kecuali untuk bersenang-senang. Rey kadang lebih nyaman tinggal di rumah keluarga Diningrat apalagi semenjak Key Barga masuk rehabilitasi narkoba untuk ketiga kalinya, sedangkan orang tua Rey memilih melancong keluar ngeri dan memberikan semua tanggung jawab perusahaan pada putra keduanya.      

"Lihat saja kalau kamu sudah pernah merasakan perempuan, kamu akan termakan kata-katamu sendiri," Oliver tidak terima.      

"Tolong keringkan dan rapikan rambutku," pria ini membisikan permintaan kepada pelayannya dan sang pelayan segera memainkan hairdryer. Sang Barga mengabaikan celoteh teman-temannya.      

"Ke mana Heru dan Tiara?" Tanya Rey mendapati dua orang tersebut tiba-tiba menghilang dari acara bersantai mereka di kolam renang.      

"Haha, jangan bilang kau polos dan menanyakan kenapa pria dan laki-laki dewasa menghilang dari kerumunan," Nakula kembali terkekeh mendengarkan pertanyaan Rey.      

"Aku hanya tidak mau terlibat ketika Key (kakak Rey) kembali dari rehabilitasinya, kalian saksinya," ucap Rey sembari berdiri setelah dirasa pelayannya sudah usai mengeringkan rambutnya.      

"Harusnya kamu bertanya kenapa Gesang suka sekali menolak kita? dia nggak asyik lagi kayak dulu" Nakula melempar pertanyaan.      

"Semenjak kabur dari rumah anak itu jadi sedikit aneh," Oliver menimpali.      

"Bilang saja dia sudah bertobat jadi anak baik, haha" tawa Nakula mengimbangi pernyataan Oliver.      

"Aku ganti baju dulu, tolong kalau ada yang mencariku minta dia menunggu sebentar" perintah ringan Rey pada pelayannya.      

"Baik,"      

"Oh iya satu lagi. Kamu taruh mana ransel di mobilku," tanya Rey kepada pelayannya.      

"Di kamar Anda," jawab pelayan.      

.      

.      

"Sudah lama menunggu?" sapa Rey mendapati gadis yang sebenarnya amat dia nanti kedatangannya sudah duduk di ruang tamu. Pria ini sengaja mengulur waktu agar Aruna menunggu.      

"Baru saja," Seperti bisa Aruna menjawab dengan nada standar.      

"Okey, mau minum apa?" tanya Barga sengaja supaya gadis ini lebih lama.      

"Terima kasih kak tapi aku sedang baru-baru boleh aku langsung mengambil ranselku?"      

"Ayolah masuk ke dalam sebentar, kau pasti lelah kan. Aku tahu rumah ini cukup jauh," Rey berdiri berharap Aruna mengikutinya tapi gadis ini tidak bergerak. "Tunggu dulu! Apa kau kesini menggunakan motormu?"      

Aruna hanya tersenyum.      

"Oh yang benar saja?! Kamu benar-benar sederhana persis seperti cerita kakakmu," pria ini kembali mendekati Aruna, menarik lengannya. Gadis berkucir kuda mengatupkan bibir menyatakan ekspresi tidak nyaman.      

"Hehe., Adik Anantha benar-benar anak baik ya.." Sang pria merunduk melihat wajah Aruna lebih dekat, Rey memang lebih tinggi dari gadis mungil ini. "Di dalam ada teman-temanku, cukup banyak, biar aku kenalkan sekalian kamu pada mereka," Akhir kaki Aruna terpaksa bergeser di tarik pria yang bersih kukuh memintanya masuk kebagian rumah yang lebih dalam.      

Gadis ini mendapati ruang tengah bersebelahan dengan kolam renang, terdengar sedikit berisik paduan suara musik dan celoteh tawa jadi satu. Sejenak kemudian dia melihat seorang pelayan datang meletakkan minum dan camilan untuknya termasuk ransel miliknya.      

***      

Surabaya.      

"Aku senang kita bisa berbicara," Amar menatap putranya dengan perasaan berbangga hati. Dia tidak henti-hentinya mengurai bahagia bisa menjalin komunikasi dengan bayi kecil yang mengalami banyak kesusahan dimasa lalu karena dirinya.      

"Akhirnya aku bisa minta maaf kepadamu dengan cara yang benar," kembali Amar berucap padahal lawan bicaranya sedang fokus main game. Keduanya sedang memainkan FIFA 15 Soccer Ultimate Team merupakan sebuah game sepak bola yang dikembangkan oleh developer ternama yaitu Electronic Arts.      

"Aku tahu dulu kehidupanmu dan Amaimu pasti sangat sulit, sayangnya waktu itu aku hanya lah laki-laki berusia 18 tahun, ceroboh dan tidak mengerti kehidupan, tidak tahu cara bertanggung jawab yang benar. Aku pernah meminta amaimu untuk tinggal di Jakarta sembari aku kuliah, tak tahunya keluargaku mengetahuinya meminta amaimu menyerahkanmu dan meninggalkanku. Amaimu memilih melarikan diri ke Bandung. Pernikahan masa muda yang sangat berat" Pria ini berceloteh tiada henti.      

"Ah' Sial!" kata-kata kasar lolos begitu saja dari mulut maniak gamer.      

"A-apa..?? Apa..??" Amar terkejut bukan main.      

"Bagaimana kau bisa menang padahal tidak terlihat bersungguh-sungguh??" cetus Damar merasa di kibuli karena pria ini tidak terlihat ahli.      

"Haha.. Haa... kau marah karena kalah deganku?" tawa Amar. "Dulu aku adalah pemain nomor wahid kalau masalah game," jelas Amar.      

"Ah yang benar?" Damar tidak percaya.      

"kamu tak percaya? Coba kalahkan aku, kalau aku kalah akan ku penuhi semua permintaanmu?" tantang Amar.      

"Haha kamu sangat sombong, berani menantang Damar,"      

"Coba saja, tak perlu banyak bicara," mereka mencair.      

_Awalnya aku juga benci padamu, apalagi hidupku selalu tidak bahagia. karena bu HRD masih saja menyimpanmu sebagai cintanya dan dia menghancurkan hidupnya sendiri dengan mengenang masa lalunya bersamamu. Namun, kini aku menyadari, seseorang yang di dera cinta tanpa mampu memiliki adalah efek samping itu sendiri. Mereka harus berjuang menyembuhkan diri bukan membiarkan rasa itu menghancurkannya. Semoga aku bisa sembuh dari rasaku pada dia_      

***      

"Kau mau minum dulu atau berkenalan dengan teman-temanku dulu," Pertanyaan Rey tidak terjawab, gadis bermata coklat ini sedang tertegun melirik sesuatu. Pintu yang tidak tertutup sempurna meloloskan suara desahan dua orang yang terdengar mendebarkan. Aruna merinding dan gugup mendengarnya, dia mundur dari Rey dan buru-buru mendekati ranselnya.      

"Ada apa?" curiga dengan sikap Aruna.      

"HAIS' SIALAN!" pria ini memaki menampakkan wujud aslinya.      

"Tutup pintu yang benar!! ... ... ...      

"BRAK!!"      

      

      

.      

.      

Anak-anak Tarantula :      

Rey Braga      

Key Braga      

Nakula christian      

Heru atmojodjo      

Gibran Diningrat      

Gesang Diningrat      

Geraldine Diningrat      

Tiara Sumita Salim      

Intan Sasmita Salim      

Oliver Abraham      

Angga Hyuga Nalendra      

Bianca Nalendra      

__________________________      

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/      

1. Lempar Power Stone terbaik ^^      

2. Gift, beri aku banyak Semangat!      

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan      

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.