Ciuman Pertama Aruna

II-95. Hero



II-95. Hero

0"Pak boleh aku mampir ke pusat perbelanjaan?"      

"Anda ingin membeli sesuatu?"     

"Iya,"      

.     

Gadis kucir kuda kini menatap Tumbler yang ada di tangannya, gambar karikatur unik dengan tulisan I believe in you menghiasi Tumbler berdasar putih. Gadis itu tersenyum menatapnya, tanda puas dengan pilihan yang telah dia ambil.      

"Nona.." panggil salah satu pengawal.      

"Iya.."     

"Anda punya waktu 3 jam untuk istirahat, 1 jam untuk persiapan dan 30 menit menuju tempat acara. Tempat di pukul 3 sore anda sudah bisa bergabung pada acara T*DxSurabaya," dengan detail pengawal Hendra memprediksi setiap aktivitas yang akan Aruna kerjakan.      

"Terima kasih, apakah belum ada kabar suamiku bisa hadir melihatku atau tidak?" tanya gadis ini sekali lagi.      

"Kalau kami mendapatkan info akan segera kami beritahukan anda," jelas salah satu dari mereka. Dan Aruna mendesah kecewa sembari melempar tatapannya ke arah jalanan Surabaya. Dia sangat berharap Hendra datang melihat performance-nya.      

Dalam benak Aruna dia ingin Hendra punya memory tentang pencapaian terbaiknya hidupnya, salah satunya ketika mampu tampil di depan publik. Gadis ini sudah berlatih keras sesuai saran CEO DM grup. Dia mau Hendra tahu bahwa dirinya sudah belajar dengan sungguh-sungguh. Termasuk tahu bahwa dirinya bisa menjadi apa saja ketika terbebas tanpa kurungan.      

.     

.     

"Sudah siap?" tanya Damar menenteng gitar. Aruna tersenyum dan mengangguk. Di ujung sana pembawa acara sudah memanggil performance pertama. Start up surat ajaib mendapat giliran kedua. Mereka sudah mengulang berapa kali geladi bersih hanya untuk sekian menit tampil di hadapan peserta T*Dx Surabaya.      

Hari ini adalah hari bersejarah Putri Lesmana, dulu sekali ketika dia menenteng penghargaan dari Bekraf Aruna sempat menggumamkan harapannya keliling Indonesia dan tampil di depan stage semacam ini, salah satunya tampil dalam stage paling bergengsi versi dirinya T*D.      

.     

"Berikutnya kisah ajaib di balik start up Surat Ajaib, Aruna Kanya dan Danu Umar" suara MC menggelegar disambut tepuk tangan para peserta.      

Tentu saja pemicunya tak lain ialah solois yang vakum cukup lama, Danu Umar. Riuh teriakan dan tepuk tangan mayoritas datang dari kaum perempuan, didukung kehadiran peserta yang rata-rata para anak muda termasuk mahasiswa. Apalagi tempatnya berada di salah satu kampus ternama kota Surabaya.     

Serta merta gelombang anak-anak muda ini tak mau ketinggalan, ikut bernyanyi bersama idola mereka. Beberapa terlihat mengeluarkan handphone dan merekam sayup-sayup hasil petikan gitar Damar bersama lantunan suara khasnya.      

Auditorium yang mampu menampung ratusan orang ini kian menghangat seolah-olah menjelma menjadi konser dadakan.     

"Kenapa kami memulai performance kami hari ini dengan lantunan lagu?" sapa Damar "Hal ini tidak jauh-jauh dari salah satu produk surat ajaib yaitu otak-atik kata-kata ajaib penabur cinta yang bisa anda pesan melalui surat ajaib. Dulu sebelum saya mengawali karier sebagai solois, kalian semua pasti sudah tahu saya merupakan salah satu tim surat ajaib bahkan sampai sekarang setelah saya vakum saya merasa nyaman kembali bersama teman-teman saya"      

"ya kamu bisa memesan otak-atik kata-kata cantik untuk menaklukkan perempuan yang kamu bidik, atau rajutan kalimat penyesalan ungkapan dari hubungan yang sebaiknya di sudahkan."      

"Huuuuh" kerumunan peserta bersahutan menggoda Danu Umar, "Hal-hal yang bikin baper bisa kamu pesan di tempat kami dan tentu saja kalau kamu beruntung, akulah penulisnya" kembali Damar menyapa dan tepuk tangan mengiringi ucapannya.      

"Semua itu bukan apa-apa dibanding sepak terjang ajaib yang akan diceritakan sahabat saya," Damar mempersilahkan Aruna.      

"Hai.. selamat sore semuanya," sapa gadis yang berdiri dengan setelan khas dirinya. Celana jeans, sepatu kets, kaos oblong, outer luaran dan beberapa aksesoris melingkar di tangan.      

"Danu Umar tidak perlulah memperkenalkan diri karena kalian semua sudah tahu,"     

"Untuk saya, karena saya masih butuh narsis supaya kalian tahu siapa saya, boleh ya saya berkenalan" Aruna demikian bahagia melihat mata orang-orang di depannya menatap penuh minat.      

"Tunggu-tunggu! Kalian tahu kan.. Siapa aku??" Beberapa orang mengangguk.     

"Tuh kan.. kalian semua udah tahu siapa Aruna, hehe istri CEO, ala ala novel Romence"      

"Hahaha" terdengar suara tawa dari bangku peserta.     

"Yang tertawa pasti sering baca nih.. hehe, baik saya Aruna istri pewaris DM grup,"     

"em.. (gadis ini menyipitkan mata seolah-olah menangkap sesuatu) aku membaca otak kalian dan di dalamnya dapat kusimpulkan. So, pasti kalian mengira Start up Surat ajaib sukses karena bantuan CEO CEOan itu."     

"Haha" suara tawa kembali terdengar.      

" Cih cih cih.. (geleng-geleng) salah beras guys! (Memasang ekspresi unik menggemaskan) aku dinikahi karena aku sukses membuat jalan hidupku ajaib, sama sepeti surat ajaib" Celetuknya, "Nggak lucu ya.. kok kalian nggak ketawa, Oh iya tadi pagi sidang perceraianku yang pertama. Sadis-kan?. Diputusin pacar? ih nggak level, aku dong perceraian"      

"Hahaha" Dan Punchline[1] Aruna kembali menghasilkan tawa audience menggelegar.      

Jauh di belakang sana pria berpostur bule diiringi pengawalnya menyusup pada kerumunan peserta. Dia ikut duduk layaknya peserta yang lain.     

_Itu Hendra.. Hendra datang_ batin Aruna berbahagia, yang di nanti-nanti sudah datang. Gadis ini kian bersemangat.      

"Aku yakin kalian kalian datang kemari untuk mendengarkan kisah surat ajaib bukan kisahku, jadi aku akan mulai menceritakan bagaimana start up yang dulu hanya sekedar mimpi kini sudah dikenal banyak orang"      

"surat ajaib mulai aku bangun sejak usiaku 17 tahun, ajaibnya dia tidak pernah redup sekalipun,  tentu saja beberapa kali mengalami pasang surut untungnya tak pernah semangat kami ikut surut"      

"Kalian penasaran apa rahasianya? sebenarnya itu karena Surat Ajaib tidak berdiri sendirian, ada beberapa doa yang turut serta menyokong di belakang, doa dan harapan ibu-ibu program pemberdayaan di bawah naungan surat ajaib" Aruna dengan kata-katanya yang lembut dan menenangkan menyihir para audien di depan untuk larut dalam kisahnya.      

Performance itu ditutup dengan tepuk tangan panjang penuh makna "kamu boleh melakukan kesalahan, bahkan ketika takdirmu tidak sesuai harapanmu, itu pun bukan sesuatu yang bisa menghambatmu, selalu ada jalan untuk dia yang terus bermimpi dan mewujudkan impiannya" Ini pesan Damar yang membuat orang-orang riuh bertepuk tangan.     

"Menjadikan diri kita paling hebat itu biasa saja, sesungguhnya ada kehebatan abadi yang di sebut Hero, Hero ialah seseorang yang menjadikan orang-orang di sekitarnya tumbuh dan semakin berdaya bersama kehadirannya" Dan yang berikut adalah pesan Aruna, secara mengejutkan membuat audien berdiri termasuk dia yang di belakang. Tanpa sadar gadis ini menitipkan Air mata saking senangnya. Sempat melambaikan tangan sejenak lalu berpegangan tangan dengan Danu Umar menunduk berpamitan, kemudian meninggalkan stage performance T*DxSurabaya.      

Di belakang panggung tepat ketika tangan mungil itu terlepas dari genggaman pemuda Padang, ada lelaki bermata biru yang sudah menanti, berdiri di hadapannya. Gadis bernama Aruna lantas lari memeluk si dia yang menjadi pilihannya.      

Damar tersenyum getir menatap keduanya. Pria yang menjadi tempat terbenamnya tubuh dan wajah perempuan mungil mengutarakan ungkapan tidak terduga kepadanya.      

Tepat ketika pemuda berjalan melintasi dirinya.       

"Kamu., akan selalu jadi ... ... ... sampai akhir ... ... ... karena kamu ... ..."     

[1] Punchline : titik ledak dari sebuah candaan. Setelah premis, barulah keluar sebuah ledakan untuk tawa atau klimaks dari materi.     

.     

.     

__________________________      

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/      

1. Lempar Power Stone terbaik ^^      

2. Gift, beri aku banyak Semangat!      

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan      

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.