Ciuman Pertama Aruna

II-160. Rumor Dan Fakta



II-160. Rumor Dan Fakta

0hakim buru-buru mempertanyakan ke mana perginya gadis yang barusan diperdebatkan hebat.      

"mohon maaf, saya sengaja pergi untuk menenangkan diri," kalimat ini mengguncang tiap hati manusia yang hadir di dalam ruang sidang.      

"Apakah kamu benar-benar menandatangani surat gugatan cerai?" ini pertanyaan salah satu hakim.      

"Em.." gadis ini terdiam sejenak lalu melirik sang kakak, sudah dapat di duga Anantha menatapnya serius, "yang ada di kertas gugatan, benar tanda tangan saya,"      

"Apakah kamu di paksa, terpaksa, atau memang keinginanmu sendiri?" yang bicara kali ini hakim lain, tampaknya perdebatan hangat antar kuasa hukum kedua belah pihak turut memicu dugaan terkait kemungkinan adanya desakan yang di terima gadis ini, terlebih jawaban Aruna ketika di tanya: 'ke mana dia selama ini',  jawabnya: menenangkan diri. Tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi siapa pun yang mendengarkan penjelasannya.      

Sayangnya nafas mendalam yang di raih Aruna untuk jawaban hakim terputus oleh ucapan yang di suarakan Fernando Caligis.     

"Saya rasa pertanyaan ini tidak perlu di konfirmasi ulang,  penggugat adalah perempuan dewasa setiap tindakannya pasti sudah dipikirkan dengan matang, tanda tangannya menurut prosedur yang ada sudah cukup mewakili kehendak hatinya," kuasa hukum Anantha bicara dengan nada tegas dan demikian percaya diri. Tentu saja dia pandai sekali mencari celah, sejalan dengan deretan gelar yang berjejer menghimpit namanya.      

Ungkapan lelaki yang kini berdiri meyakinkan para hakim ini, sempat memicu desahan kecewa Mahendra.      

"Kenapa tidak fokus saja dengan keterangan para saksi, sesuai jadwal sidang hari ini," Fernando kembali melempar pernyataan yang sempat mengakibatkan alis beberapa hakim di singgasananya menyatu.      

Hakim ketua terlihat lebih bijaksana, kembali mengendalikan situasi. Simbol keadilan itu meminta Fernando menahan celotehnya, dan mempersilahkan pihak tergugat menghadirkan para saksi satu persatu.      

Tania bangkit paling awal, perempuan dengan style sempurna itu mencuri banyak pandangan mata termasuk pada langkahnya berdiri sebagai saksi. Dan permintaannya sebelum mengucapkan sumpah, dia terlebih dahulu meminta kesediaan pengamat sidang perceraian ini agar tidak ada yang merekam apa pun kecuali para Panitera[1].     

 Tujuan keberadaan Tania jelas untuk membantah dasar perceraian poin pertama 'salah satu pihak berbuat perselingkuhan dengan di temukannya tindakan yang tidak layak di lakukan seorang suami'.     

Setelah perempuan ini mengucapkan sumpah, pertanyaan dari hakim dan kuasa hukum Anantha memberondong bergantian. Salah satunya: "Apakah benar kalian berciuman di Bali?"      

"Ya," tegas Tania mengangguk. Dan terlihat jelas betapa bahagianya kuasa hukum Anantha. Namun, kemudian perempuan berbaju putih sempurna tersebut mengimbuhkan penjelasan, "Tapi, semua perlakuan Mahendra detik itu karena pengaruh alkohol, dia tidak sadar sepenuhnya. Serta.," perempuan ini melirik Mahendra. Terlihat cucu Wiryo menggelengkan kepala sayangnya Tania menarik bibirnya lurus, entah per-tanda apa.      

"Dia sudah kacau ketika pertama kali aku datang menemukannya, bahkan berteriak sambil melempar gelas ke arah bar attendant. Aku masih ingat dengan jelas Hendra meneriakkan kata 'PERSETAN DENGAN PERJANJIAN!!," lanjut Tania menirukan gaya bicara Hendra, tepat pada kalimat terakhirnya.     

"Dia sempat mengusirku 'Jangan ganggu aku.. pergi kau!' aku tidak peduli, aku tetap di sampingnya, menemaninya minum,"      

"Kenapa kau lakukan itu?" Fernando mendesakkan pertanyaan.      

"Aku menyukai Hendra sejak SMA," kalimat itu membuat ekspresi wajah Hendra kurang nyaman, mantan artis drama series ini sudah di wanti-wanti supaya tak perlu menjatuhkan harga diri.      

Sepertinya Tania melanggar semua kesepakatan yang di diskusikan sebelum berlangsungnya sidang hari ini, "Kalau kalian mau bukti seberapa jauh aku menyukai Hendra sejak masa SMA, silakan cari alumni sekolah kami. Terutama perempuan yang aku bully karena menyatakan cinta pada kawanku Hendra. Surya sekretarisnya juga teman SMA ku, dia tahu dengan jelas aku menyukai Hendra sejak SMA," Tania malah memperjelas keterangannya.     

"Jadi aku bersih kukuh mempertahankan diriku supaya bisa di dekatnya, lebih tepatnya merayunya," desah kurang suka Mahendra sempat terdengar Aruna, gadis ini melirik mata biru yang terbalas tatapan terang-terangan. Mereka bahkan curi pandang, kala berada di kursi para pihak. Semu merah pipi Aruna sempat menyapa cucu Wiryo. Gadis itu mendapat senyuman tipis seiring tatapan lekat.      

"Sampai pada suatu titik dia bertanya padaku 'apa kamu merasakan sakit yang sama sepertiku ketika cintamu terabaikan?' dan kalimat lain yang mengawali ciuman kami 'sini, sini sini, coba aku bandingkan kamu dengannya' kala itu Mahendra dalam posisi tak sepenuhnya sadar, bicaranya ngelantur, akan tetapi dari ucapannya aku.. mungkin juga kalian pasti bisa menyimpulkan., kemungkinan besar terjadi sesuatu di antara mereka."     

"Sayangnya aku tidak kuasa mencegahnya ketika Mahendra mulai membandingkan ciumanku dengan ciuman istrinya. Sekali lagi karena aku menyukainya. Bahkan aku membalasnya. Harusnya secara sadar dalam posisi seperti itu, bisa saja ku tolak permintaan temanku. Di dorong saja dia sudah tersungkur, alkohol yang di minumnya waktu itu melebihi kemampuannya, terlalu banyak" Tania lagi-lagi tertangkap tidak memenuhi permintaan Hendra, terkait menjaga nama biaknya. Dahi Hendra mengerut menatapnya.      

"Maafkan aku sobat," Tania bahkan tersenyum ramah menyapa si tergugat, "Aku minta maaf membuat istrimu di ambil keluarganya setelah viral -nya video kita, semua harus tahu kejadian yang asli, bukan??" perempuan ini demikian percaya diri seperti biasanya. Dia sudah mempersiapkan diri sebagai rasa bersalah dan berterima kasih pada CEO DM grup, pria yang berkali-kali menyelamatkannya.      

"Boleh kita fokus," Fernando tampaknya akan memojokkan Tania dengan pertanyaan lain, "Silakan," jawab enteng Tania, sempat pula menyibakkan rambut terurainya, konsisten sempurna. Ah' dia bahkan masih beraura artistik.      

"Jauh sebelumnya, sebelum pernikahan maksudku, kalian di rumorkan tidur bersama. Benar 'kan pernyataanku," Tania sangat paham ini kalimat jebakan. Dia sudah hafal betul bagaimana dirinya dulu begitu polos di interogasi Leona menggunakan kalimat-kalimat jebakan yang berakhir terhipnotis ke dalam pengaruh perempuan sialan itu.     

"Anda pengacara? Benar?" ini pertanyaan Tania. Fernando mengangguk.      

"Anda tahu apa bedanya definisi fakta dan rumor??" si artis drama series menohok lawan bicaranya, "Anda pernah menonton drama yang ku bintangi? Ah' tak mungkin anda tidak pernah menontonnya, aku striping setiap hari," sangat percaya diri perempuan berbaju putih ini membalas Fernando.      

"Aku artis drama kala itu. Ini fakta! bahwa aku seorang publik figur yang nongol di layar kaca hampir tiap hari. Bahkan judul dramaku panjang bukan main 'Cintaku Cintamu dan Cinta dia'," Tania sempat terkekeh geli sendiri.      

"Jadi!, rumor adalah kejadian tanpa fakta yang erat dengan dunia selebriti, kuharap anda belajar lagi bagaimana kehidupan kami. Kalau perlu anda keluar dari ruang sidang ini, dan lihat lah! kenapa banyak wartawan di depan sana. Mereka mencari fakta, sesusah itu menggali kehidupan kami sampai terpaksa rumor pun ikut serta beredar mengiringi kehidupan sehari-hari manta artis kayak saya ini," Tania membungkam mulut seseorang.      

"Saksi Tania,"      

"Ya!" jawaban ini masih di liputi kejengkelan.     

"Oh iya yang mulia," sang mantan artis drama series mengklarifikasi ungkapan kurang sopannya.      

"Tolong lanjutkan kesaksian anda," pinta hakim ketua. Berusaha mengembalikan arah jalannya sidang.      

[1] Panitera merupakan pejabat kantor sekretariat pengadilan yang melakukan kegiatan administrasi pengadilan, seperti membuat berita acara persidangan, mencatat putusan hakim terhadap perkara, menentukan hari sidang perkara, dan tindakan administrasi lainnya.     

.     

.     

.     

__________        

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/        

1. Lempar Power Stone terbaik ^^        

2. Gift, beri aku banyak Semangat!        

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan        

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.