Ciuman Pertama Aruna

II-109. Dilengkapi Hati



II-109. Dilengkapi Hati

0Tepat ketika gadis ini meraih handle pintu, tangan lain mendorong pintu dari luar. Seorang pria yang tidak asing bagi Aruna berdiri bingung melihat 4 orang sudah ada di balik pintu seolah menyambutnya.      

Spontan gelagapan mendapati perempuan menatapnya keheranan, "Nona?? Nona Aruna?" belum usai si pemuda gelagapan menemukan pemahaman. Perempuan yang dia sebut nona berlari padanya dan bersembunyi di balik tubuhnya. Nona ini juga memegangi ujung bajunya seolah mencari pijakan rasa aman.      

Dalam benak Aruna, dia merangkai dugaan mungkin pria ini, pria yang datang di waktu yang tepat adalah kiriman lelaki bermata biru. "Juan.." dia memanggil nama ajudannya sebelum tadi sempat berlari padanya.      

Sedangkan ekspresi ternganga keheranan juga di tunjukkan tiga pria yang juga sempat menyambut pria dengan dua identitas berbeda, "Gesang??" salah satu berucap sambil menyatukan alisnya. Tanda dia sulit mencerna tentang perempuan istimewa yang menyulut rasa ingin tahu lebih banyak malah berlari meminta perlindungan kepada teman mereka.      

Dalam kondisi yang terpojok, pria dengan 2 identitas memungut hendel pintu lalu buru-buru menutupnya dan menahan agar yang di dalam tidak bisa keluar.      

"nona kamu ingin pergi dari sini kan?" dia menatap sang nona, yang dulu punya banyak kenangan bersama tentang berbagai misi yang harus dia jalani.      

Aruna mengangguk perlahan menjawab pertanyaan.     

"sekarang pergilah sebelum pintu ini terbuka!" dia yang disebut Juan terlihat susah payah menahan pintu agar tetap tertutup sempurna.      

Dan sang nona yang dulu pernah terselamatkan, buru-buru berlari sesuai instruksi malaikat penjaga yang datang tiba-tiba.      

"Cepat nona, cepat!" sedangkan pria dengan 2 identitas ini, perlu mengusir nona polos yang akan mempertanyakan banyak hal seandainya dia tahu dia dipanggil dengan nama berbeda.     

 Dan motor melaju cepat meninggalkan ajudannya. Otomatis pintu pun dibuka menyisakan identitas lain yang disebut Gesang.      

"Gesang? Apa yang kau lakukan?" protes Rey.      

"Bagaimana bisa kamu mengenalnya?" Oliver ingin tahu.      

"Sepertinya dia sangat dekat denganmu?" Nakula memaknai cara bersembunyi Aruna di belakang punggungnya.     

"Aku mengenalnya ketika kabur dari rumah, dia perempuan yang membuat ke dua temanku patah hati (maksudnya Mahendra dan Damar yang sempat sama-sama dekat dengan Juan di masa pelarian) ya.. aku menutup pintu agar dia pergi dari pada nanti kalian bertengkar," pria ini mengelola banyak kebohongan untuk menutupi kenyataan yang pernah melintas dalam hidupnya.      

***     

Sang pria penerus takhta dengan belenggu tanggung jawab berlapis-lapis baru saja menyelesaikan satu misi. Yaitu Misi berjumpa dengan direktur rumah sakit yang menangani kecelakaan hebat sang pemimpin sebelumnya.     

Dia dan orang-orangnya perlu memastikan tidak ada yang tahu bahwa tetua atau lebih tepatnya direktur utama DM group sedang terbaring koma di rumah sakit ini.      

Untungnya negosiasi berjalan mulus, direktur rumah sakit mengaku cukup banyak kasus semacam ini terjadi. Terutama para Member VVIP mereka.      

Sayang dalam perjalanan kembali menuju ruang sang kakek, pria ini tersekat lama dalam lamunan. Ajudan terdekat kakeknya, Andos. menghentikan langkah kaki ketika mereka akan memasuki ruangan khusus yang terletak di lantai teratas rumah sakit. Ruangan untuk menyembuhkan tetua yang terdiam membeku.      

"Mas boleh saya berkata jujur tentang kecemasan kakek anda?" Andos dan Hendra mengamati lelaki tua terbaring dari jendela kaca membentang.  Mereka sudah memasuki ruangan khusus, tapi ada satu lapis lagi ruang berkaca yang melindungi sang tetua.      

Hendra menangkap Andos menggunakan mata birunya dan Andos menyadari  bahwa tatapan itu adalah wujud dari pernyataan silakan.      

"Semenjak anda menikah, diam-diam dia selalu mengamati istri anda. Tetua berharap gadis itu hamil dan melahirkan keturunan untuk keluarga Djoyodiningrat walaupun tetua sadar anda sedang berjuang melawan sindrom anda." Hendra memasang telinganya mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Andos. Namun, bibirnya terasa kelu untuk mengimbangi ucapan pria berjengkot tipis itu.      

"Itu sebabnya di malam setelah Akad pernikahan, dia memaksa anda tetap tinggal di kamar tersebut. Sampai.." belum usai Andos bicara.      

"Sampai mengerahkan pengawalnya untuk menghajarku karena aku lari dari kamarku" Hendra ingat betul Bagaimana dirinya di bekuk tanpa ampun, hingga Oma Sukma meneriak para ajudan untuk melepaskannya (Vol. I)     

"Melahirkan penerus untuk keluarga Djoyodiningrat adalah tanggung jawab bukan lagi tentang sudah saatnya atau belum saatnya punya keturunan."      

"Aku tahu Anados, walaupun aku telat memahami semuanya. Sekarang aku lebih sadar dari yang kamu bayangkan."     

"Tetua pernah bertengkar hebat dengan Lesmana, anda tahukan posisi Lesmana sama denganku. Sejujurnya aku selalu meyakini tempat Lesmana lebih istimewa berkali-kali lipat dibanding siapa pun." Hati Andos turut mengimani tentang dirinya yang tidak sebanding dengan Lesmana.      

"Namun, hari itu untuk pertama kalinya mereka bertengkar hebat, kakek anda marah karena Lesmana meminta putrinya menjaga diri supaya tidak tersentuh oleh anda. Dan gadis penurut menuruti permintaan ayahnya. Lebih kecewa lagi karena alasannya adalah surat kontrak pernikahan yang anda buat. Itu sebabnya kakek anda mengizinkan gadis itu pulang ke rumah ayahnya dan meminta Raka memuluskan kepulangan istri anda," kini Andos seolah berharap pernyataan keluar dari mulut Hendra.      

"Dia sering membuatku marah, berkali-kali mengutarakan niat akan  memulangkan Aruna karena pernikahan kami sia sia?" Hendra membuat pernyataan sesuai harapan Andos.     

"Tetua tahu istri anda tidak akan mau melahirkan keturunan untuk keluarga Djoyodiningrat, dia bahkan sudah tahu anda tidak bisa menyentuhnya. Nona Aruna membentengi dirinya," lengkap Andos.      

"Itu sebabnya aku berhenti mengharapkannya Andos, aku tidak akan lagi mendatanginya kecuali dia datang padaku dengan kesadarannya sendiri. Beri waktu sampai sidang perceraianku berakhir, aku akan memutuskan sesuai keinginan Aruna." Hendra terdiam, sayangnya embusan nafas panjang masih menggetarkan gendang telinga lawan bicaranya.      

.     

Mata biru melengkapi pendiriannya. Seperti yang kini terlihat, dia berdiri kian kokoh bersama relung-relung hati yang sedang berusaha membebaskan diri dari pasung yang berwujud cinta tanpa ujung.     

Orang bilang cinta Pertama adalah cinta yang tak bisa dihapus. Sayangnya itu juga cinta yang tak akan pernah berakhir. Mungkin kadarnya Bisa berkurang tapi bekasnya tidak akan hilang. Maka kebanyakan orang menyimpulkan inilah pasung yang berwujud cinta tanpa ujung.     

.     

"Cobalah cari buku catatan nona Aruna yang diletakkan di salah satu nakas dekat jendela. istri anda selalu duduk di tempat itu menunggu Anda pulang kerja. Dia menulis sesuatu di sana," tiba-tiba suara Andos memecahkan kebekuan seorang cucu yang sedang menatap kakeknya terbaring.      

"tentang apa Andos?" tanya Mahendra tersekat rasa penasaran.      

"Aku tidak bisa menyimpulkannya. Aku hanya berharap suatu saat jika anda mendapatkannya lagi, mungkin anda bisa memahami Gadis itu lebih baik." Jawab Andos dalam suara tertekan.     

"mengapa kamu mengutarakan hal itu padaku, harusnya kalian (orang-orang tetua) mendukungku untuk berpisah, bukan?" sejujurnya Mahendra sedikit terkejut dengan ungkapan Andos.     

"aku pernah kehilangan anak dan istriku, aku tahu rasanya seperti apa. Hari di mana kakek Anda memutuskan untuk mendukung nona Aruna diambil dari anda, akulah orang pertama yang paling tidak setuju. Rasanya sangat menyakitkan. Walaupun kita laki-laki kita dilengkapi dengan hati," mereka berdua menatap laki-laki tua terbaring.     

"Ketika aku menemukan kondisi Anda yang terpuruk ketika istri anda dipisahkan dari anda. Aku seperti bercermin dengan diriku sendiri. Aku tidak tahu cara makan dan tidur setelah melihat pusaran istri dan anakku, Aku ingin membunuh semua orang, sama seperti yang Anda lakukan." Mereka saling melihat kemudian membeku lagi.      

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan? Aku sudah kehabisan cara untuk mendapatkannya," Mata biru merasa menemukan seseorang yang bisa memberinya saran.      

"Anda masih terlihat sangat mencintainya, aku bisa saja memberi Anda saran untuk mencari orang lain. Sayangnya, Aku yakin anda butuh waktu panjang untuk membuat hati anda mau menerima kenyataan. Sama sepertiku, yang masih sulit menerima kenyataan. aku sudah berusaha mencari rasa nyaman dengan mencoba memasukkan orang lain dalam hidupku. Nyatanya tidak ada yang sama." Andos Menghela nafas.      

"Beri dia penawaran ... ... ...      

.     

.     

__________________________       

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/       

1. Lempar Power Stone terbaik ^^       

2. Gift, beri aku banyak Semangat!       

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan       

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.