Ciuman Pertama Aruna

II-136. Sisi Sampah



II-136. Sisi Sampah

0Lelaki di dalam ruang kerja sedang berjalan mondar-mandir layaknya menghitung langkah. Dia ke kanan ke kiri, sejenak berikutnya mengitari ruangan. Cukup lama membiarkan dirinya terbawa suasana kurang bermanfaat akhirnya kesadaran menggiringnya sampai pada tepian almari membentang menyuguhkan buku-buku, sahabat penghibur yang lama terabaikan.      

      

Hendra mengambil salah satu kemudian duduk di sofa tengah ruangan yang berpanorama gedung-gedung dan punggung kebisingan kota.      

      

Kala membuka halaman pertama Mahendra baru ingat bahwa dirinya telah lama meninggalkan kebiasaan mencari-cari hiburan dengan cara membaca. Lebih tepatnya mencari cara untuk melepas penat dari jadwal yang penuh sesak berderet dari pagi datang hingga petang menjelang.      

      

Pada lembar keduanya pria ini memaklumi sesuatu, dia menemukan alasan mengapa kebiasaan membaca buku perlahan hilang. Senyuman bermakna menginsafi latarbelakang mengapa dirinya tak lagi mengisi amunisi otak, salah satunya tentu tidak jauh-jauh dari kedatangan makhluk baru bernama Aruna.      

      

Hari ini pun kelakuan unik yang tersuguh yakni berjalan menghitung langkah tanpa arti tak lain hasil dari kenakalan gadis kecil mengesalkan. Gadis itu tidak mau mengangkat panggilan, membaca pesan apalagi membalas pesannya.      

      

Kini semudah itu dia akan menanggalkan otaknya dan linglung seketika, berjalan tanpa tujuan, seperti belia yang menunggu pesan dari pacarnya. Padahal semalam mereka sudah berjumpa, dalam nyanyian surga dalam benak pria yang kini diperkenankan menyentuh perempuannya.      

      

Hendra sedang berbunga. Masih ingatkah siapa dia?, Seogok biji kecil yang belajar tumbuh, fase imbibisi pertumbuhan biji yang dulu terlihat kalah start dan kalah telak dari tumbuhan lain.      

      

Percepatan pertumbuhan biji pesaingnya sudah lebih dahulu menapaki permukaan tanah, alias epikotil yang kokoh tak menjamin berbunga lebih dahulu. Demikian analogi persaingan kedua pria yang saling sikut pada perang dingin mereka dapat menghasilkan konklusi baru. Malah Hendra yang mendapat kemenangannya.      

      

Jalan hidup percintaan selalu mengejutkan, tak terprediksi bahkan tidak bisa dinalar dengan logika. Hendra pun kesulitan mengusainya, mungkin Tuhan punya peran di dalamnya, peran yang begitu adi daya, dan sering disebut sebagai takdir Ilahi.      

      

.      

Pupil pria mata biru melebar tatkala memorinya minta di turuti, dia ingat ada buku kecil usang bertempel -kan aksesoris aneka ragam sedang menari-nari mengajak neuronnya berdansa. Pria ini lekas menanggalkan buku Innovator's Dilemma. Sebuah buku legendaris dalam bidang inovasi bisnis. Buku masterpiece ditulis oleh Prof Clayton Christensen, Guru Besar Strategi dari Harvard Business School.      

Diganti karya tulisan tangan tak cantik dan tak mengesankan untuk di pandang akan tetapi konsisten menggetarkan. Buku tulisan tangan putri Lesmana menggeser kekuatan slogan : Too Much Love Will Kill You.      

Bukankah ini gila? Karya milik Prof Clayton yang berhasil menyusupkan value tantang 'Rasa cinta berlebihan terhadap produk sendiri acap membuat pebisnis mati pelan-pelan'. Atau sebuah pesan penting antara lain: 'Kadang harus ada keberanian melakukan creative destruction, keberanian untuk membunuh produk kita sendiri sebelum para rival melibasnya tanpa kenal ampun.      

Ah' bukankah buku ini dipelajari habis-habisan oleh jutaan orang termasuk sang CEO yang sekarang menyisihkan karya hebat sembarangan dan bersibuk dengan buku kecil yang melibas semua konsentrasi pria jatuh cinta secara membabi-buta, sungguh perilaku tak teoretis[1]      

***      

Aruna kembali mengerutkan keningnya, gadis ini tidak mengerti, kosong melompong. Rey bukan sekedar aneh tapi membingungkan.       

"Ah' apa kamu tidak tahu seberapa bahayanya Mahendra dalam dunia bisnis dan kekuatan tersembunyi yang dimiliki Djoyodiningrat?" Tatapan Aruna menceritakan ekspresi tak percaya pada Rey. Pria ini membicarakan seorang laki-laki yang tidur, makan dan tinggal bersamanya sepanjang tahun ini. Menggunakan kalimat tanya menyudutkan, terkait Aruna tidak tahu apa-apa.      

      

"Apa -kah kamu tak pernah tahu tentang kekuatannya dalam menghancurkan perusahaan lain yang berani menyaingi Djoyo Makmur Grup?" tanya kedua ini mendapatkan tanggapan berupa gerakan tubuh kaku dari adik Anantha, dia masih enggan menyusun jawaban.      

      

"Lalu., bungker bawah tanah?! Sebuah rumor yang sangat di takuti keberadaannya??" Suara Rey mendadak berubah lirih berhati-hati mirip ibu-ibu membisikan gosip berharga antar tetangga.      

      

"Kenyataannya bungker itu ada secara nyata, bukan isapan jempol belaka," dan kalimat rahasia yang mengejutkan ini pada akhirnya menyulut rasa ingin tahu Aruna.      

      

"Kau bicara apa?" adik anantha menutupi rasa penasarannya dengan kalimat tanya ringan, bias dari rasa percaya - tidak percaya.      

      

"Ah' kamu tidak tahu apa-apa tentang suamimu, sayang sekali," Rey menemukan titik temu kenapa dari tadi Aruna diam saja, "Tahu -kah kamu kenapa kakakmu berharap penuh dan bersungguh-sungguh berupaya melepaskanmu agar terbebas dari keluarga Djoyodiningrat?"      

      

"Hehe," si penutur tertawa ringan meneguk minuman sebelum menyusun kalimat berikutnya, "Kau akan terus terancam, tak punya masa depan dan hidup dalam kungkungan. Jika kamu memutuskan tetap hidup bersama pewaris tunggal itu,"      

      

Pria ini menggerakkan tangannya minta Aruna mengisi perutnya, dia sadar gadis dihadapnya belum memasukkan sesuap nasi pun ke dalam mulut.      

      

"Kehidupan kami, para pebisnis kelas kakap berbeda dengan kehidupan rata-rata masyarakat umum, kami hidup dalam tuntutan di luar nalar. Kadang tuntutan itu hadir sebelum kami hadir di dunia," dia tertawa sejenak, "Anak baik sepertimu tidak akan mengerti dan pasti sulit memahami, mungkin itu sebabnya Mahendra memilih menyembunyikan sisi lainnya," lagi-lagi dia meneguk air.      

      

"Nanti, kalau aku menikah dengan gadis baik-baik sepertimu. Ah' kayaknya mustahil, Haha," Rey tertawa aneh. Tawa yang tidak cocok dengan keadaan.      

      

"intinya bungker itu benar-benar ada, orang-orang kami yang tertangkap tak pernah kembali," dia keceplosan melempar kalimat rahasia.      

      

"Ah lupakan, kita makan saja," buru-buru monolog panjangnya di pangkas begitu saja.      

      

"jika kamu menikah dengan gadis baik-baik kamu ingin menyembunyikan sebagian hidupmu juga?" Aruna malah penasaran terhadap monolog Rey yang nampaknya merupakan wujud dari isi hati manusia janggal ini.      

      

"Tentu," jawabnya singkat, memungut sapu tangan untuk membersihkan sudut bibirnya sebab baru saja mengunyah makanan. Cukup elegan cara pria Daroma menyantap makanannya.      

      

"Kenapa?"      

      

"Karena manusia-manusia sepertiku punya sisi sampah, tak layak di lihat orang lain,"      

      

"bahkan perempuan baikmu,"      

      

"Ya,"      

      

"Kenapa?"      

      

"Kau cerewet sekali!"      

      

"Aku ingin tahu,"      

      

"baik! Jangan tercengang! Dan jangan syok!" dia membersihkan lagi sudut bibirnya lalu melempar sapu tangan sembarangan.      

      

"Agar bisnis kami adi daya, sebagian dari kami punya jalan hitam. Bukan lagi tentang suap, memasang mata-mata atau memanipulasi seperti aku kepada kakakmu (Aruna menunjukkan wajah ilfil kala kalimat berikut di suarakan oleh Rey), jangan marah! Aku sudah bilang gadis baik sepertimu tak layak tahu kebusukan,"      

      

"Sudah kau beritahu pun,"      

      

"Oh iya.."      

      

"Lanjut -kan!" pinta Aruna.      

      

"Kami bisa membunuh orang,"      

      

"Apa??"      

      

"Termasuk perempuan polos tak tahu apa-apa," ini kalimat Rey.      

      

"Apa maksudmu,"      

      

"Kami bisa membuat target pembunuhan kepada siapa saja hanya karena dia ... ... ... ...      

      

      

      

      

[1] teoretis: berdasar pada teori; menurut teori.      

      

.      

.      

__________        

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/        

1. Lempar Power Stone terbaik ^^        

2. Gift, beri aku banyak Semangat!        

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan        

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.