Arrogant Husband

Ingin Melepaskan Joseph



Ingin Melepaskan Joseph

0Reva tak terima kalau janin yang dikandungnya sekarang adalah anak dari Joseph. Ia tak mau, kalau sampai Agam tahu tentang hal ini. Sebisa mungkin, Reva akan menutupinya dan tak ingin membuat sang kekasih patah hati.     

Biar bagaimanapun, Agam adalah sosok pria yang baik serta pengertian. Ia tak tega kalau menyakiti perasaan Agam.     

"Lantas, aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku sanggup untuk menggugurkan janin ini? Akan lebih berdosa lagi aku bila melakukan hal itu."     

Reva terlihat sangat kebingungan. Apakah ia harus mempertahankan janin ini atau tidak. Di sisi lain, ada Agam yang harus ia jaga perasaannya.     

Saat ini, wanita cantik dengan rambut panjang itu agak terdiam di atas tempat tidur. Memikirkan masalah ini yang datang begitu mendadak. Seakan semua dunianya jadi terbalik seketika. Kenapa kehamilan ini harus terjadi padanya sekarang? Di saat sudah bersama dengan Agam dan merencanakan sebuah pernikahan.     

Reva tak kuasa menahan tangis. Ia tak menyangka, akan mendapat ujian sebesar ini. Sekaligus menjadi dilema, apakah bertahan atau menggugurkan janin ini. Di sisi lain, ia takut dengan dosa. Namun, di satu sisi, ia tak menginginkan anak dari Joseph lahir.     

"Arrggghhh!" teriak Reva yang merasa sangat kesal. Wanita itu mengacak-acak rambutnya sendiri.     

"Jangan sampai hal ini diketahui oleh Agam. Aku harus bisa menyembunyikan darinya!"     

***     

Saga pulang ke rumah dan menghampiri sang istri yang berada di kamar. Ia ingin menceritakan tentang masalah yang menimpa Reva padanya. Saga juga akan berkata jujur, bahwa telah mengurung Joseph di suatu tempat.     

Saat bertatapan dengan sang istri, Saga merasa agak sungkan. Alisa pun mendekatinya.     

"Sayang, kau kenapa?" tanya Alisa.     

"Ada yang ingin kubicarakan padamu. Ini penting."     

"Bicaralah." Alisa mengajak sang suami untuk duduk di atas ranjang bersamanya. Ia akan mendengar semua keluh kesah Saga.     

Sedangkan, Saga takut kalau harus bicara jujur. Apakah Alisa mau menerima ucapannya atau justru akan marah. Sang istri masih menunggu ucapan yang ke luar dari mulutnya.     

"Ini masalah Joseph dan juga Reva."     

"Hmm, lalu?" Alisa mengangkat sebelah alisnya. Ia bingung dengan arah pembicaraan Saga.     

"Aku yang telah mengurung Joseph di suatu tempat." Saga pun akhirnya mengaku pada Alisa. Sang istri langsung terkejut dan spontan menutup mulutnya.     

"Astaga! Apa yang telah kau lakukan padanya?"     

Saga menjelaskan bahwa ia melakukan ini agar Joseph menyesali setiap perbuatannya. Namun, pria itu sama sekali tak menyesal. Alisa hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya.     

"Lalu, apa hubungannya dengan Reva?" tanya Alisa lagi.     

"Hmm, dia ...."     

"Dia kenapa, katakan saja." Alisa mendesak Saga untuk berkata terus terang.     

"Reva hamil. Dan, yang menghamilinya adalah Joseph."     

Alisa tak bisa berkata apa-apa lagi karena saking terkejutnya. Bukankah Reva sekarang sudah menjadi kekasih Agam, tapi bagaimana caranya wanita itu bisa main belakang dengan Joseph.     

"Aku tak habis pikir dengan mereka berdua. Sungguh!" Bukan hanya Saga saja yang merasa kesal, tapi Alisa juga ikut kesal. Wanita itu mengembuskan napas panjang.     

Saga minta saran pada sang istri, bagaimana baiknya untuk Reva dan juga Joseph. Apakah ia harus melepaskan Joseph agar bersama dengan wanita itu atau tidak. Di sisi lain, ada Agam juga yang menjadi kekasih Reva.     

"Lebih baik, kau lepaskan saja Joseph dari tempat itu." Alisa menyuruh sang suami untuk melepaskannya.     

"Tapi, kalau dia berbuat ulah lagi dan nekat mengusik keluarga kita, bagaimana?"     

"Aku yakin, semua itu tak akan pernah terjadi. Ada kau yang bersama dengan kami, menjaga keluarga kecilmu." Alisa perlahan mendekati Saga lagi. Kemudian, menciumi pipi sang suami.     

"Hmm, jadi kau tak marah karena aku telah merahasiakan hal ini padamu?" Saga mencubit gemas hidung Alisa.     

"Tentu saja tidak. Aku tak akan marah padamu sayang, karena kau telah berkata jujur padaku. Aku tahu masalah ini darimu, bukan dari orang lain."     

Kejujuran satu sama lainmemang sangat penting di dalam hubungan rumah tangga. Begitulah yang dilakukan oleh Saga. Ia tak tega, kalau harus berlama-lama menutupi hal ini dengan sang istri. Berbagi cerita bersama istrinya, memang sangat nyaman. Ia pun bisa mendapatkan solusi dari sebuah masalah.     

"Baiklah kalau begitu, akan kulepaskan Joseph dari sana." Saga tersenyum manis terhadap sang istri.     

Pria itu merogoh dalam saku celana untuk mencari ponselnya. Ia akan mengirimkan sebuah pesan untuk Anton yang masih berjaga di tempat itu. Meminta untuk segera melepaskan Joseph.     

Akhirnya, sebuah pesan pun sudah terkirim pada Anton. Saga kemudian menyimpan ponselnya kembali dan ingin berduaan saja dengan Alisa.     

"Kenapa kau sangat baik dengan orang lain?" Saga sangat gemas sekali melihat tingkah sang istri. Baginya, Alisa sangat cantik dan juga imut. Selain itu juga, istrinya mempunyai hati yang baik.     

"Aku hanya ingin hidup dengan penuh kedamaian di bumi ini. Tak ingin ada permusuhan sama sekali."     

"Tapi, kau sering kali memusuhiku sayang. Kenapa?" Saga mencoba menggoda sang istri. Ia menoel pipi mulus nan bersih itu.     

"Karena kau nakal! Kau puas kan?"     

"Aku nakal kan, hanya padamu saja. Bukan dengan wanita lain."     

"Husst, diamlah!"     

Di tengah keromantisan mereka, ponsel Saga tiba-tiba bergetar. Ia pun segera meraihnya. Ternyata Anton yang memanggil. Saga mengisyaratkan pada sang istri untuk diam terlebih dulu.     

"Iya, kenapa Nton?"     

"Kau yakin, ingin melepaskan Joseph dari tempat ini?"     

"Hmm, aku yakin. Lepaskan saja dia. Biarkan dia bertemu dengan Reva."     

"Saga, coba kau pikirkan lagi hal ini dengan matang."     

Saga pun langsung menatap wajah sang istri. Ia pun bingung dengan hal ini. Dalam hati paling dalam, ia tak mau melepaskan Joseph dari tempat itu.     

"Hmm, aku yakin untuk melepaskan Joseph dari sana. Biarlah."     

"Kalau dia nekat lagi untuk mengusik kalian, bagaimana?"     

"Maka aku tidak akan segan untuk membunuhnya! Bahkan istriku sendiri pun tak bisa menghalangi aku sedikit pun."     

Mendengar ucapan Saga seperti itu, membuat bulu kuduk Alisa merinding. Apa yang telah dibicarakan oleh suaminya bersama Anton. Sesaat kemudian, sang suami memutuskan sambungan itu secara sepihak.     

"Kenapa kau berucap seperti tadi? Aku sungguh merasa ngeri kalau kau berniat akan membunuh orang."     

Saga langsung membawa tubuh Alisa ke dalam pelukannya. Wanita itu merasa nyaman seketika dan tak bicara lagi. Keduanya sama-sama terdiam, seolah tengah memikirkan sesuatu.     

Alisa menghirup aroma tubuh sang suami yang menurutnya sangat harum. Saga selalu saja bisa membuatnya merasa tenang seketika.     

"Aku tak akan pernah, membiarkan satu orang pun berniat untuk menghancurkan rumah tangga kita. Atau juga, menyakitimu dan Lisa."     

"Terima kasih."     

Sang istri makin mengeratkan pelukannya di pinggang Saga. Suami istri itu lalu sama-sama saling berciuman. Alisa pun terhanyut dalam buai asmara Saga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.