Arrogant Husband

Melewati Ini Dengan Mudah



Melewati Ini Dengan Mudah

0Saga tampak sedang memikirkan sesuatu. Ia melamun cukup lama di ruangan kantornya. Pena yang ia pegang pun, lama-lama terlepas dari genggaman tangan.     

Pria dengan tubuh atletis itu tengah memikirkan Alisa dan bayinya di rumah. Saat ini, Joseph sudah ia lepaskan. Ia takut, kalau pria itu akan kembali berulah. Tak menutup kemungkinan, Joseph bisa kembali tak waras dan nekat mencelakai siapa pun lagi.     

Saga pun lebih memperketat penjagaan di rumah. Anton dan yang lain siap untuk berjaga. Seharusnya tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Namun, tetap saja Saga merasa cemas. Karena dirinya tahu siapa Joseph. Pria yang nekat menghalalkan segala cara untuk tercapainya sebuah tujuan.     

"Aku takut, kalau Joseph berulah lagi. Aku pun takut, kalau dia berpikiran ingin mencelakai Alisa dan juga anakku, sama seperti saat dia meracuni istriku!"     

Tatapan mata Saga tampak fokus ke depan sambil memikirkan tentang Joseph. Biar bagaimanapun, ia tak mau kecolongan lagi. Saga harus extra menjaga sang istri dan juga anaknya.     

Saga tak akan membiarkan pria itu menjejakkan kaki di rumahnya, walau hanya selangkah saja. Ia akan tegas untuk mengusir Joseph dari rumahnya. Bagi Saga, Joseph tak pernah tulus untuk minta maaf atau juga mengakui kesalahan.     

Sejak dulu, Saga sudah tak percaya lagi dengan Joseph. Semua yang diutarakan, penuh dengan kebohongan semata. Maka dari itu, Saga lebih rela memutuskan hubungan pertemanan dengan pria itu daripada bertahan.     

Di tengah kesibukannya bekerja, Saga masih bisa memikirkan Alisa di rumah. Wanita itu amat berharga di hidupnya. Tanpa Alisa, akan jadi apa hidupnya nanti.     

"Oh, ya, sebentar lagi ... aku dan Alisa akan anniversary pernikahan yang pertama. Tak terasa, dia sudah menemaniku selama setahun. Walaupun telah banyak lika-liku yang kami hadapi bersama." Saga melebar senyuman. Waktu dulu, Alisa sangat membencinya. Namun, sekarang Saga telah berhasil mengubah perasaan benci itu menjadi cinta.     

Sang istri tak bisa lepas darinya begitu saja. Alisa selalu ingin dimanja-manja saat dirinya pulang ke rumah. Saga sangat beruntung mempunyai istri seperti Alisa. Sudah cantik, baik, pengertian, dan perhatian. Wanita itu juga tak banyak menuntutnya macam-macam.     

Walaupun Alisa tak banyak menuntut, tapi tetap saja Saga akan membelikan sesuatu untuk istri tercinta. Bisa berupa perhiasan atau yang lainnya. Saat dibelikan sesuatu, betapa senangnya hati sang istri. Membuat Saga menjadi ikut senang.     

"Aku akan membelikan sesuatu untuk istriku nanti."     

Beberapa saat kemudian, Saga kembali lagi berkutat dengan pekerjaannya. Sepulang dari kantor nanti, ia akan membelikan sesuatu untuk sang istri di rumah.     

***     

Alisa masih setia menunggu kedatangan sang suami pulang ke rumah. Bersama dengan sang anak ia bermain-main di kamar. Hatinya merasa tenang dan damai ketika melihat wajah polos Lisa yang berada di dalam keranjang. Walaupun hanya sekadar anak adopsi, tapi Alisa sangat menyayanginya.     

Ia tak ingin dipisahkan dari Lisa. Ia akan selalu bersama dengan sang anak sampai nanti. Tak akan ada yang bisa memisahkan mereka berdua.     

Alisa tampak menimang-nimang sang anak dalam pelukan. Ia menikmati peran ini sebagai seorang ibu. Alangkah bahagianya hidupnya sekarang. Mempunyai seorang bayi yang cantik dan juga suami yang selalu setia, berada di sampingnya. Alisa tak akan melepaskan kedua orang yang amat ia cintai.     

"Ibu akan selalu menjagamu, Nak, dari orang-orang yang ingin berbuat jahat. Ibu tak akan rela kalau harus kehilanganmu," ucap Alisa sambil mencium pipi bayi perempuannya sekejap.     

Ia masih menimang-nimang Lisa dalam pelukan. Bayi itu masih terlelap dalam tidur. Membuat Alisa merasa gemas ingin selalu menciumi pipi mulusnya itu.     

"Ahh, ibu selalu merasa gemas padamu, Nak. Cepatlah tumbuh besar, agar kita bisa bermain bersama."     

Kemudian, Alisa meletakkan bayi itu ke dalam keranjang, karena ia ingin turun sebentar ke dapur. Ia meninggalkan sang bayi sebentar di kamar.     

"Nak, ibu tinggal dulu ya sebentar. Ibu janji, tak akan lama."     

Alisa pun turun ke bawah. Niatnya adalah untuk bicara dengan Anton sebentar, mengenai masalah Joseph. Ia ingin lebih tahu lagi cerita mengenai pria itu.     

Alhasil, Alisa berjalan dengan cepat menuju ke pintu depan. Di mana ada Anton yang sedang berjaga di luar halaman. Ia pun melambaikan tangan ke arah pria itu. Anton pun segera menghampirinya.     

"Ada apa, Nyonya?" tanya Anton setelah berada di depan Alisa.     

"Aku ingin kau ceritakan sedikit mengenai masalah Joseph kemarin. Bagaimana keadaannya? Apa baik-baik saja?"     

"Iya Nyonya. Dia dalam keadaan baik-baik saja. Tak ada yang perlu Anda khawatirkan."     

"Hmm, syukurlah kalau begitu. Aku hanya tak mau, kalau permusuhan ini makin lama lagi terjadi. Aku tak ingin Saga berlarut-larut mengurung Joseph di sana." Alisa tampak bersedih. Namun, beberapa detik kemudian, wanita itu perlahan tersenyum.     

"Anda baik sekali, Nyonya. Tak salah kalau Tuan Saga memilih Anda sebagai istrinya."     

"Kau ini bisa saja." Alisa hanya geleng-geleng kepala saat berada di depan Anton, salah satu anak buah terbaik yang Saga punya.     

Tak berselang lama, Alisa pun segera naik lagi ke atas. Ia tak mau berlama-lama meninggalkan sang anak di kamar sendirian. Setelah pembicaraannya berakhir dengan Anton, ia segera berjalan cepat menaiki anak tangga. Beruntung, Lisa tadi telah tidur.     

Di sisi lain, Alisa merasa lega karena Joseph sudah bebas dari kurungan sang suami. Ia tak mau kalau Saga berbuat lebih jahat lagi dengan orang lain. Walaupun, niat suaminya baik, yaitu ingin lebih melindunginya serta keluarganya dari ancaman pria itu.     

"Hmm, kuharap semua ini segera berakhir dengan damai. Dan, tak ada lagi permusuhan yang terjadi." Alisa selalu berharap, bahwa semua ini akan damai. Ia juga berharap, agar kedua mertuanya bisa menerima Lisa dengan baik.     

Walaupun perlu proses yang panjang, ia akan tetap sabar menunggu. Memang tak mudah bagi Bu Angel dan Pak Surya untuk bisa menerima Lisa di tengah-tengah hidup mereka. Namun, Alisa yakin dengan sebuah keajaiban yang akan datang nanti.     

Akhirnya, Alisa sudah sampai di dalam kamar. Ia kemudian menengok kembali sang anak di dalam keranjang. Bayi perempuan itu tertidur pulas. Setelah melihat keadaan sang anak, maka Alisa segera merebahkan diri di atas ranjang.     

Ia ingin istirahat sebentar saja. Hari pun sudah menjelang siang. Sang suami masih lama untuk pulang ke rumah.     

"Saga, aku sangat mencintaimu sayang," ucap Alisa yang meraba-raba seprai kasurnya. Seolah-olah sedang meraba tubuh kekar sang suami.     

"Jangan tinggalkan aku, apa pun yang akan terjadi nanti. Kita akan bisa menghadapi ini berdua dengan mudah."     

Alisa tersenyum. Ia pun yakin, bahwa berdua dengan Saga bisa melewati berbagai rintangan apa saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.