Arrogant Husband

Bergumul Mesra



Bergumul Mesra

0Anton mencebik setelah selesai berteleponan dengan Saga. Lantas, ia berjalan menghampiri ke arah Joseph. Pria itu menengadah menatapnya.     

"Kau bebas!" ucap Anton tak suka. Ia melepaskan ikatan yang ada di pergelangan tangan dan kaki Joseph dengan sebilah pisau.     

Joseph tertawa lebar, seolah merasa sudah menang darinya. Namun, Anton tak peduli sama sekali. Setelah melepaskan ikatan tersebut, ia langsung menyuruh Joseph ke luar dari tempat ini. Sedangkan, pria itu tak sanggup berdiri tegak karena masih terlalu lemah.     

Joseph akhirnya terduduk di lantai. Kemudian, menatap ke arah Anton.     

"Kenapa kau membebaskanku? Apa karena kau dan Saga sudah menyerah mengurungku di sini?"     

"Jangan banyak bicara! Ke luar kau sana!" Anton mengusir Joseph dari sini.     

Pria itu perlahan mengesot. Terpaksa Joseph melakukan hal ini, karena kedua kakinya masih lemas. Beberapa saat kemudian, ia pun mencoba untuk berdiri tegak. Anton pun tak mau membantu sedikit pun. Buat apa juga menolongnya.     

Sejenak, Joseph tampak terdiam di tempat. Kedua kakinya sudah sempurna berpijak. Pria itu melangkah perlahan-lahan untuk ke luar. Ia sempat menoleh, menatap Anton yang tampak kesal karena dirinya bebas.     

Andai saja kekuatannya pulih, mungkin saat ini Joseph ingin sekali menampar Anton. Pria itu sudah membuatnya terkurung di tempat ini. Juga pada Saga, ia akan memberi pria itu sedikit pelajaran nanti. Namun, yang jelas, Joseph sudah terbebas dari tempat terkutuk ini. Yang ada di pikirannya sekarang adalah untuk bertemu dengan Reva.     

Joseph mencebik ke arah Anton sebelum benar-benar pergi. Anton hanya menanggapi dengan gelengan kepala. Membiarkan pria itu pergi dari tempat ini.     

Beberapa saat kemudian, Joseph terus berjalan. Pria itu ingin menuju ke arah jalan raya. Sepanjang jalan yang ia lewati, banyak terdapat rerumputan serta ilalang yang tumbuh. Hingga, tangannya terlihat menyibak untuk menjauhkan ilalang yang tumbuh subur. Joseph berjalan perlahan dengan tertatih-tatih.     

"Reva, tunggu aku datang!"     

***     

Anton mengabarkan pada Saga, bahwa Joseph sudah dibebaskan. Ada rasa jengkel juga sebenarnya di hati Saga.     

"Kenapa sayang?" tanya Alisa yang masih setia berada di samping Saga.     

"Joseph sudah dibebaskan."     

"Baguslah.     

Sang istri mengembuskan napas lega. Alisa tak ingin kalau Saga mengurung Joseph terlalu lama. Betapa baik hati istrinya itu. Saga tak menduga, kalau Alisa menyuruhnya untuk membebaskan pria itu.     

"Kenapa hatimu baik sekali, hm?" Saga langsung mencubit pipi Alisa dengan gemas.     

"Aku tak ingin, kalau dia dikurung terlalu lama. Lagi pula, lebih baik kalian berbaikan saja," ujar Alisa.     

Setelah itu, Saga terdiam cukup lama. Mana mungkin, ia akan berbaikan dengan pria yang sudah membunuh anaknya. Saga tak akan memaafkan ulah Joseph.     

"Tidak semudah itu, sayang. Dia sudah membuat anak kita meninggal sebelum dilahirkan."     

Alisa juga terdiam beberapa saat. Kejadian itu tak akan pernah ia lupakan dalam hidupnya. Namun, alangkah lebih baik, kalau dengan mudah mengikhlaskan dengan apa yang sudah terjadi. Alisa sudah merasa bersyukur karena mempunyai Lalisa dalam hidupnya. Bayi perempuan itu mampu mengobati kerinduannya terhadap sang anak yang sudah lebih dulu berpulang.     

"Aku paham akan hal itu sayang. Aku pun masih belum melupakannya."     

"Lalu, kenapa kau menyuruhku dan Joseph berbaikan?" tanya Saga. "Kurasa, tak ada perlu lagi untuk berteman lagi dengannya. Dia munafik, sayang. Dia juga jahat dengan kita."     

Alisa mengusap-ngusap pundak kekar sang suami. Mencoba menenangkannya dengan sebisa mungkin. Saat ini, Saga mulai emosi lagi karena membahas Joseph.     

"Ya sudah. Memang semuanya perlu waktu. Kau pun perlu waktu untuk bisa memaafkan Joseph."     

"Kau terlalu baik sayang. Kau berbeda dari kebanyakan orang," jawab Saga.     

"Memangnya aku kenapa? Aku hanya ingin perdamaian saja. Antara kau dan Joseph. Aku tak ingin, kalau dia jahat lagi denganmu atau juga denganku."     

Pokoknya, Saga akan lebih memperketat lagi lingkungan rumahnya. Joseph tak boleh menginjakkan kaki untuk datang ke sini. Ia tak mau, kalau Alisa dan anaknya jadi korban kejahatan pria itu.     

"Baiklah sayang. Lupakan hal itu, ya. Aku tak ingin, kalau kau terus membahas Joseph saja dari tadi."     

"Kau cemburu, ya?" tanya Alisa pada sang suami. Pria itu kemudian menatapnya penuh arti.     

"Istriku mulai memancing ya sekarang?"     

"Memancing? Memancing bagaimana?" Alisa tak mengerti dengan maksud ucapan suaminya. Namun, Saga terlihat sesekali menggodanya.     

Pria itu melingkarkan kedua tangannya ke perut Alisa. Sang istri tersenyum penuh arti, seolah paham dengan maksud Saga. Kemudian, Saga mendaratkan bibirnya ke bibir Alisa. Mereka berdua pun mulai berciuman.     

Tangan Saga bergerayang ke mana-mana. Mulai dari bagian tubuh atas sampai dengan ke bawah. Alisa hanya merasakan saja sentuhan demi sentuhan yang mampu melenakannya. Wanita itu tampak memberi ciuman maut.     

Saga berkali-kali mencumbu sang istri dengan penuh nafsu. Mereka berdua kemudian saling merebahkan tubuh di atas ranjang. Saga dan Alisa ingin melanjutkan lagi permainan mereka. Dua sejoli itu tampak masih mengenakan pakaian.     

Pria itu berada di sebelah Alisa, kedua tangannya sedang meremas-remas dua buah bukit kembar. Ia hanya merasakan saja saat tangan Saga dengan semangat memberikan remasan itu. Alisa merasa keenakan saat seperti ini.     

Kedua bola mata Alisa tampak merem melek. Sentuhan yang diberikan oleh Saga sungguh terasa nikmat. Pria itu memang ahli dalam memanjakan seorang wanita. Saga pun merasa senang karena pelayanan sang istri. Alisa terkadang juga memegang juniornya yang masih aman tertutup.     

Saga terus melumat bibir sang istri dengan penuh gairah yang panas. Tempat tidur mereka pun tampak sedikit bergetar karena permainan ini. Saga dan sang istri mulai membuka baju masing-masing. Setelah tubuh mereka sudah polos dan tak tertutup apa pun lagi, mereka berdua kembali bercinta.     

Alisa membalas cumbuan Saga sambil kedua tangannya bergerayang di punggung belakang pria itu. Sedangkan, Saga terus membuat Alisa tampak terlena. Ia ingin segera memasukkan junior miliknya ke dalam lubang kenikmatan itu.     

Saga pun memegangi kedua paha Alisa dengan sedikit melebar. Paha putih mulus itu ia ciumi berkali-kali. Wanita itu merasa geli sekaligus keenakan. Setelah Saga sudah melihat lubang kenikmatan itu, tanpa berlama-lama lagi, ia segera menuntun si junior itu untuk masuk ke dalam sana.     

Dengan beberapa kali hentakan, Saga memastikan juniornya telah masuk ke dalam lubang kenikmatan tersebut. Membuat Alisa tampak tak karuan di atas ranjang. Ia menggigit bibir bagian bawah seraya meremas-remas rambutnya sendiri. Saga melakukan gerakan maju mundur, membuat wanita itu terlena bukan main.     

Saga senang melihat Alisa seperti ini. Sang istri sangat keenakan. Mereka sepertinya sama-sama terpuaskan. Malam ini, mereka habiskan waktu bersama di atas ranjang. Bergumul dengan perasaan penuh cinta kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.