Arrogant Husband

Usaha Joseph Untuk Membungkam Reva



Usaha Joseph Untuk Membungkam Reva

0"Kenapa kau selalu datang ke sini terus, Jo? Tak puaskah kau mengganggu hubunganku dengan Reva?"     

Agam dan Joseph saat ini sedang bicara di restoran yang tak jauh dari bar. Kedua pria itu masih sibuk membahas Reva. Joseph yang bersikeras untuk membuktikan semua kebohongan wanita itu, sedangkan Agam yang tak mau mendengar penjelasan apa pun dari pria yang ada di depannya saat ini.     

"Aku tak akan pernah berhenti untuk membuktikan semua kebenaran ini padamu! Biar kau percaya, bahwa Reva itu bukanlah wanita yang baik, seperti yang kau kira!"     

"Sudahlah, Jo! Aku tak ingin mendengarkan ocehanmu lagi," ujar Agam.     

Joseph akan terus membuktikan sebuah kebenaran ini. Agam harus tahu yang sebenarnya terjadi. Berkali-kali ia menjelaskan, bahwa Reva pernah bercinta dan hamil anaknya. Namun, pria itu masih tak percaya.     

Joseph berusaha untuk terus memutar otak. Rahasia Reva harus dibongkar, agar wanita itu tak semakin besar kepala.     

"Aku hanya tak ingin kalau kau salah langkah. Apalagi sampai menikah dengan Reva nanti."     

"Ah, bilang saja kau masih mencintanya kan? Kau cemburu kan karena Reva lebih memilihku ketimbang dirimu?" Agam tersenyum kemudian. Ia ingin sekali pergi dari restoran ini dan kembali lagi bekerja.     

"Aku sudah tak mencintai Reva lagi. Semua rasa cintaku padanya telah hilang karena dia melenyapkan bayiku!"     

"Omong kosong!" ucap Agam dengan nyaring. Beberapa pengunjung terlihat menatap ke arah mereka.     

"Sampai kapan kau tak percaya dengan ucapanku ini, Gam? Kau nanti akan menyesal karena tak mendengarku!"     

"Mungkin aku akan lebih menyesal lagi, karena sudah percaya dengan omong kosongmu itu!"     

Joseph harus bersabar untuk membuktikan kebenaran ini. Rasa di hatinya untuk Reva sekarang sudah hilang. Niatnya hanya untuk menjauhkan Agam dari kebusukan Reva. Namun, pria itu tetap percaya dengan wanita itu.     

Beberapa saat kemudian, Agam memilih pergi dari restoran ini, meninggalkan Joseph seorang diri. Ia membiarkan saja Agam kembali ke bar dan tak ingin menyusul. Saat ini, ia harus memikirkan sebuah rencana yang matang.     

Pria yang sudah berjuang mati-matian demi mendapatkan hati Reva itu tampak mengembuskan napas panjang. Perjuangannya selama ini hanya sia-sia saja. Wanita itu sama sekali tak menghargainya sama sekali. Namun, hanya bisa membuat hatinya sakit.     

Berkali-kali dicampakkan oleh Reva, tapi tak membuat Joseph berpaling sama sekali. Ia tetap mencintai wanita itu apa adanya. Namun, saat Reva telah menggugurkan kandungannya, membuat Joseph hilang rasa. Makin hari, perasaan cintanya memudar.     

Lantas, ia tak mau lagi mengenal Reva dan akan menyelamatkan Agam darinya. Mungkin, harus sedikit bersabar agar Agam bisa percaya. Akhirnya, Joseph memutuskan untuk pergi saja dari restoran ini.     

***     

Agam tiba-tiba jadi tak fokus melayani para pelanggannya. Botol bir yang ia pegang, tiba-tiba jadi tumpah sendiri. Tangannya seketika mulai lemas.     

"Bro, kau tak apa-apa kan?" tanya salah satu teman Agam.     

"Hmm, tak apa-apa."     

"Kalau kau merasa sedikit capek. Istirahatlah dulu, jangan dipaksakan."     

Agam mengangguk pada temannya itu. Ia masih bisa melayani pelanggannya kali ini.     

"Iya, terima kasih, ya." Agam menepuk-nepuk pundak temannya. Ia berterima kasih karena temannya mau peduli.     

Ucapan Joseph telah membuatnya seperti ini. Harusnya, ia tak mendengarkan sepatah kata pun yang keluar dan lebih memilih percaya dengan Reva. Namun, ucapan itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya.     

'Benarkah Reva pernah bercinta dengan Joseph? Jadi, dia sudah tak perawan lagi? Lalu, Reva pernah hamil, tapi ia gugurkan kandungan itu?'     

Agam tampak berpikir keras dengan semua ini. Manakah yang harus dipercaya? Reva mengatakan bahwa dirinya masih perawan dan tak pernah bermain cinta dengan pria mana pun. Namun, berbeda lagi dengan Joseph.     

Apakah sekarang Agam mulai goyah dengan pendiriannya, karena terus saja diteror oleh Joseph. Pria itu selalu saja datang ke sini, seolah-olah tak mau melihatnya bahagia bersama dengan Reva.     

"Siapa yang harus kupercaya? Reva atau Joseph? Kenapa Joseph tetap bersikeras bahwa Reva adalah wanita yang jahat?"     

Lantas, harus pada siapa ia membuktikan kebenaran ini? Apakah pada Saga?     

'Ya Tuhan, tolonglah aku. Beri petunjuk padaku agar aku tahu, siapa yang salah dan siapa yang benar.'     

***     

Joseph langsung mendatangi rumah Reva dan ingin membahas masalah ini. Pria itu menggedor-gedor rumah Reva dengan keras.     

"Reva ke luar kau! Aku ingin bicara denganmu!" teriak Joseph dari luar.     

Tak berapa lama, muncullah sosok Reva dari dalam rumah. Ia terlihat sangat cantik dengan balutan dress mini berwarna putih, senada dengan warna kulitnya.     

"Kenapa kau datang ke sini lagi? Apa tak bosan?"     

"Aku tak akan pernah bosan untuk membuatmu mengakui semua kesalahanmu di depan Agam!"     

Reva langsung tertawa terbahak-bahak melihat kemalangan Joseph. Pria itu pasti menemui Agam lagi.     

"Kau pasti menemui Agam lagi kan di bar? Dia tak akan pernah percaya dengan semua ucapanmu. Kasian sekali!" ejek Reva.     

Wanita itu sekarang berkacak pinggang di hadapan Joseph. Reva merasa kasihan padanya, karena terus saja gagal untuk membuat Agam percaya.     

"Kau jangan pernah ikut campur dalam hubunganku dan Agam! Kalau kau sampai membuatku dan dia putus hubungan, aku tak akan segan-segan melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal." Reva memberi peringatan pada Joseph, agar tak ikut campur dalam masalah percintaannya.     

"Aku tak akan pernah takut sama sekali dengan ancaman murahanmu itu! Biar seribu kali kau mengancamku, tapi tetap saja aku akan mengungkap semuanya pada Agam."     

"Dia tak akan bisa kau pengaruhi dengan mudah. Lihat saja. Aku tahu Agam bagaimana orangnya," balas Reva tak mau kalah.     

"Kau yakin sekali, Va? Tapi, aku akan pastikan kalau rahasiamu ini tak akan lama lagi terbongkar."     

"Hm, begitu, ya? Lebih baik kau masuk dulu ke dalam rumahku biar kau sedikit tenang."     

"Aku tak sudi lagi masuk ke dalam rumahmu itu!"     

Perdebatan antara Joseph dan Reva terus terjadi. Pria itu tak akan pernah mau masuk lagi ke dalam rumah itu.     

"Ya sudah kalau begitu, lebih baik kau pulang saja dari rumahku!" Reva mengusir Joseph dari rumahnya.     

Perlahan tapi pasti, Joseph mulai memundurkan langkah. Pria itu menuju ke mobilnya dan segera pulang dari sini. Reva terus memperhatikannya tanpa kedip.     

Mobil yang dikemudikan oleh Joseph mulai ke luar dari gerbang rumah Reva. Wanita itu masih berdiri di ambang pintu untuk memastikan kalau Joseph sudah betul-betul pergi dari sini.     

"Kau tak akan bisa membuat Agam percaya dengan omonganmu. Sayangnya, dia lebih percaya dengan semua ucapanku." Kemudian, Reva pun melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam rumah.     

Wanita cantik itu menaiki anak tangga dengan perlahan. Ia ingin istirahat di kamar, karena kedatangan Joseph kemari membuat suasana hatinya jadi sedikit buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.